Mohon tunggu...
Khairun Nissa
Khairun Nissa Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

"For indeed, with hardship (will be) ease." Quran 94:5

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Teknologi AI dan Dampaknya bagi Dunia Pendidikan

27 Desember 2023   22:56 Diperbarui: 27 Desember 2023   22:59 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence, juga dikenal sebagai AI adalah kecerdasan manusia yang dimodelkan untuk
membuat sistem komputer atau perangkat mesin lainnya berpikir seperti manusia. AI dibangun untuk
meniru aktivitas kognitif manusia, seperti belajar (learning), melakukan penalaran (reasoning),
mengoreksi diri (self correction), dan mengambil keputusan (decision making). Singkatnya, AI bekerja
dengan memanfaatkan data yang diinput untuk dipelajari. Di sini, programmer biasanya memberikan
data kepada AI sebagai sumber pengetahuan, yang kemudian AI akan mengidentifikasi data,menganalisis pola dan hubungannya, dan kemudian membuat keputusan berdasarkan apa yang iapelajari. Kemampuan AI akan meningkat seiring dengan lebih banyak latihan dengan data besar.
AI adalah bidang ilmu teknologi yang membutuhkan banyak sumber daya untuk berkembang
karena tingkat kerumitan teknologi, tenaga kerja manusia, dan biaya. AI tidak memiliki perasaan,
kesadaran, atau pemahaman seperti manusia, tetapi ia dapat melakukan tugas-tugas kompleks dan
menunjukkan kecerdasan dalam beberapa cara.


Segala bentuk tatanan kehidupan manusia di masa depan dapat dipengaruhi oleh kemajuan
teknologi. Struktur lingkungan, sosial, ekonomi, dan lainnya mencakup pengaruh ini. Adanya artificial
intelligence (AI) dalam bidang pendidikan membantu siswa Indonesia belajar dengan cara yang berbeda
dari metode konvensional. Ini adalah salah satu efek teknologi yang sedang terjadi. Masa depan
pendidikan Indonesia pasti akan dipengaruhi oleh kehadiran teknologi ini. Pengaruh yang dibawakan
tersebut bergantung pada bagaimana masyarakat beradaptasi terhadap teknologi baru dan bagaimana
zaman berkembang ( Yudoprakoso, 2019).


Sebelum pandemi, AI mulai berkembang di Indonesia dan berkembang dalam bentuk aplikasi.
Aplikasi ini berfungsi sebagai pendamping belajar tambahan setelah pendidikan formal. AI tidak hanya
membantu pelajar dalam hal belajar seperti mencari materi atau membantu mereka dalam latihan,
tetapi juga membantu pendidik memberikan pendidikan yang optimal. Karena sistem yang lebih
terintegrasi dan kesalahan manusia yang lebih kecil, AI juga mengurangi kekurangan kegiatan belajar-
mengajar konvensional. Selain itu, AI banyak mengadopsi kelebihan dan kekurangan tenaga pengajar.
Namun, tidak semua proses yang dapat dilakukan oleh tenaga pengajar dapat diadopsi oleh AI.
AI melakukan banyak hal untuk membantu pendidikan, terutama mempermudah belajar antara
guru dan siswa. Namun, perlu diperhatikan bahwa AI tidak dapat menggantikan tenaga pengajar secara
keseluruhan karena proses belajar-mengajar tidak hanya memberikan materi, tugas, dan contoh latihan.
Selain itu, ada banyak interaksi kompleks yang terjadi antara ilmu yang diperoleh tidak hanya dari buku
teks tetapi juga dari ilmu yang memiliki aplikasi praktis serta ilmu tentang kehidupan lainnya yang tidak
dapat ditemukan secara materi. Sampai saat ini, ilmu pendidikan masih tersebar secara tidak merata.
Jika ditambah dengan fakta bahwa AI telah berkembang secara signifikan dalam pendidikan di kota-kota
besar, maka akan ada ketimpangan yang signifikan dalam kualitas pendidikan. Jadi, sebelum investasi AI
dilakukan, pendidikan Indonesia harus maju dan merata.


Beberapa dampak positif penggunaan AI dalam dunia pendidikan:
1. AI dapat menganalisis tingkat pemahaman dan kebutuhan siswa secara individual, sehingga
sistem dapat memberikan rekomendasi materi yang sesuai dengan kemampuan masing-masing
siswa. Ini memungkinkan pembelajaran yang diterima siswa dalam kegiatan belajar mengajar
menjadi lebih terorganisir atau sesuai dengan kemampuan diri masing-masing individu. Pelajar
menjadi lebih aktif dalam pelajaran dan lebih termotivasi.
2. AI dapat membuat tugas administratif seperti mengelola catatan, penilaian, dan jadwal lebih
mudah bagi guru, memberi mereka lebih banyak waktu untuk mengajar dan membimbing siswa.
AI memungkinkan akses ke pendidikan menjadi lebih mudah untuk diakses untuk semua orang,
termasuk siswa yang memiliki kebutuhan khusus atau yang memiliki perbedaan fisik.
3. AI dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk meneliti, menganalisa, atau mengolah data dalam
jumlah besar dengan lebih efisien. Ini biasanya digunakan saat menyusun penelitian (Kirana, M.
D., Asbari, M., & Rusdita, R, 2023).
4. AI juga dapat mendorong inovasi baru dalam pendidikan, seperti metode pengajaran baru yang
lebih mudah diterima siswa. Berbagai inovasi ini tentunya dapat menghasilkan kemajuan besar
dalam pendidikan secara keseluruhan. AI ini juga dapat mendorong inovasi baru dalam
pendidikan, seperti metode pembelajaran baru yang lebih mudah diterima siswa. Berbagai
inovasi ini tentunya dapat menghasilkan kemajuan besar dalam pendidikan secara keseluruhan.
5. AI ini lebih murah dan mudah di akses dibandingkan harus mendatangkan para ahli yang hanya
akan membuang waktu dan tenaga.


Beberapa dampak negatif dalam penggunaan AI di dunia pendidikan:
1. Ketergantungan pada AI dapat menyebabkan guru dan siswa kehilangan keterampilan penting
seperti berpikir kritis dan analisis. Ketergantungan pada AI juga dapat menyebabkan mereka
kehilangan kemandirian dalam memecahkan masalah dan keterampilan analitik yang penting.
Baik guru maupun siswa menjadi malas karena kecerdasan Ai ini.
2. Penggunaan AI untuk menyimpan dan menganalisis data siswa dapat meningkatkan
kemungkinan kebocoran data pribadi. Pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dapat
memanfaatkan data yang bocor.
3. Ketika Ai menangani administrasi sekolah, ada kemungkinan AI akan menghilangkan peran tata
usaha sekolah.
4. AI dalam pendidikan juga dapat memperluas perbedaan teknologi antara institusi pendidikan
yang memiliki akses dan yang tidak. Institusi pendidikan di kota-kota besar tentunya memiliki
akses yang lebih besar terhadap kemajuan teknologi seperti AI daripada institusi pendidikan di
kota-kota kecil atau tertinggal.
5. Penggunaan AI yang berlebihan dapat menyebabkan institusi pendidikan mengabaikan peran
penting guru dan pengajar karena mereka percaya bahwa teknologi dapat menggantikan
pekerjaan mereka. Selain itu, pendidikan biasanya dilakukan secara online karena dianggap lebih
efektif. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya interaksi manusia dalam kehidupan nyata,
meskipun penting untuk pengembangan kemampuan sosial dan emosional siswa.

Cara mengatasi dampak negatif AI:
1. Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi dampak negatif AI adalah memberikan
pendidikan. Dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang tepat, individu dapat lebih
memahami bagaimana menggunakan AI dengan bijak.
2. Kebijakan yang jelas tentang penggunaan AI di dunia kerja dan pendidikan harus dibuat sebelum
penggunaan AI dimulai. Kebijakan ini harus mencakup aturan tentang privasi, keamanan data,
transparansi, dan akuntabilitas penggunaan AI. Selain itu, perlu ada pengawasan dan audit
untuk memastikan bahwa kebijakan ini dilaksanakan dengan benar.
3. Selain itu, kita harus mendorong pengembangan AI yang inklusif sehingga dapat diterapkan oleh
semua orang, tanpa membedakan individu atau kelompok tertentu. Ini akan meminimalkan
perbedaan antara individu dan kelompok (Pakpahan, R. (2021).
Meskipun tujuan Artificial Intelligence adalah untuk meniru cara berpikir manusia, kita tidak
perlu khawatir bahwa AI akan menggantikan peran kita dalam kehidupan sehari-hari. Karena AI adalah
media yang dibuat manusia, AI tidak punya perasaan, tidak punya kesadaran seperti manusia, maupun
pemahaman seperti manusia. Sebaliknya, Anda dapat memanfaatkan kecerdasan buatan untuk
membuat pekerjaan Anda lebih mudah dan lebih efisien.


Referensi
Yudoprakoso, P. W. (2019). Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) Sebagai Alat Bantu Proses
Penyusunan Undang-Undang Dalam Upaya Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Di
Indonesia. Simposium Hukum Indonesia, 1(1), 450-461.
Kirana, M. D., Asbari, M., & Rusdita, R. (2023). Anak Indonesia Pencipta AI untuk Pendidikan. Journal of
Information Systems and Management (JISMA), 3(1), 34-37.
Pakpahan, R. (2021). Analisa Pengaruh Implementasi Artificial Intelligence Dalam Kehidupan
Manusia. JISICOM (Journal of Information System, Informatics and Computing), 5(2), 506-513.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun