Nisazputri || diumur yang sekarang, tentunya sering kali merasakan perbandingan diri dari orang-orang sekitar. Banyak pertanyaan yang mereka lontarkan tanpa harus peduli lawan sekiat mengambil hati atau tidak.
Misalkan pertanyaan yang sering terjadi di dunia pertemanan, umur sama-sama 25 tahun, teman sudah mempunyai anak, satu teman sedang mengandung dan teman lainnya sedang menikmati bulan madu karena baru saja menikah. Pertanyaan yang pastinya ditanyakan "Kapan Nyusul" ingat umur loh. Hehehe Kocak. Padahal kan setiap seseorang memiliki garis start dan finish yang berbeda-beda.
Haruskah buru-buru untuk menikah? Apakah standar umur menikah itu di angka 20-25 lebih dari itu sudah dikatakan, jangan terlalu memilih, kamu sih terlalu tinggi ekspektasi, coba diturunin standarnya. Padahal kadang lucu, kok bisa orang-orang dengan gampangnya ngomong turunin standar dan jangan pilih-pilih. Dengan maraknya KDRT yang ada, Korban selingkuh yang lagi rame itu semua gak dijadikan pelajaran? Suka herman dehh. HEhehe
Rasanya dunia ini penuh dengan perbandingan, padahal mereka yang kembar dan terlahir barengan walau beda menit juga memiliki garis takdir yang berbeda-beda.
Lantas, bagaimana kita tetap memahami diri sendiri ketika orang lain sudah mulai bertumbuh, dan tetap fokus serta menghargai usaha diri sendiri. Hal yang perlu diperlukan yaitu
Pahami Setiap Orang Punya Jalan yang Berbeda
Rezeki seseorang tidak pernah tertukar, tidak pernah terlambat selalu pas dengan porsi yang sesuai dengan keperluan. Disaat orang-orang sudah memiliki rumah impian, mobil yang bagus dan sudah bisa keluar negeri.
Sedangkan kalian masih stuck mencari kerja kesana-kemari. Tabungan juga hampir tidak ada, jangankan liburan, untuk makan pun sulit misalkan. Ketahuilah, setiap orang mempunyai jalannya masing-masing. Harus yakin, suatu saat kita bisa melewati ini semua, jangan lupa mengevaluasi diri dan tetap produktif dan jangan pasrah. Usaha lebih keras lagi, terakhir pahami akan konsep rejeki gak bakalan kemana, serta hilangkan rasa iri dengki dan malas kepada diri sendiri. Jangan Insecure, karena pencapaian orang lain lebih baik dari kamu.
Hindari Kebiasaan Membandingkan
Jika kamu sebagai korban yang pernah dibandingkan, maka sebaiknya kamu jangan sampai membandingkan diri kamu dengan pencapaian orang lain, karena setiap anak ataupun manusia itu unik. Bisa jadi kamu buruk di titik A, tetapi lebih jago di titik B. Kenapa pusing dan harus membandingkan kinerja yang A, kenapa tidak ubah sudut pandang dengan memperbaiki yang B agar menjadi nilai jual yang lebih baik di dalam diri kita.
Ubahlah Pemikiran Sukses itu Ketika