Mohon tunggu...
Khairunnisa Musari
Khairunnisa Musari Mohon Tunggu... lainnya -

"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu telunjuk (tulisan) mampu menembus jutaan kepala" - Sayyid Quthb. Untuk artikel 'serius', sila mampir ke khairunnisamusari.blogspot.com dan/atau http://www.scribd.com/Khairunnisa%20Musari...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selamat Jalan Wahai Mujahidah Al-Qur'an

29 Mei 2015   08:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:29 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Saya mem-posting sebuah tulisan tentang beliau di Fb. Silahkan mampir, Mbak”.


Sebuah pesan pendek di WA menyapa. Ah, Mas Hari lagi. Jika ia sampai memberitahu hal ‘sepele’ demikian, berarti tulisan yang ia maksud tersebut pasti ‘sesuatu’. Ia tentu mengharapkan saya untuk meluangkan membuka Fb dan meluangkan membaca tulisannya…


------------

Dua hari lalu, tidak biasanya Mas Hari menelpon saya. Jika ia sampai menelpon, biasanya pasti juga karena ‘sesuatu’. Sebab, kami biasanya komunikasi cukup di BB atau WA. Jika ia sampai menelpon, biasanya hal genting atau hal yang dirasanya harus disampaikan secara lisan karena ia sulit menuliskannya via BB atau WA…

“Mbak, posisi ada di mana? Apa di Jember? Ada kabar duka, Mbak. Bu Maryanto meninggal…”


---------------


Beliau bukan seorang pejabat. Bukan pula bos perusahaan besar. Beliau “hanya” seorang ibu rumah tangga, lulusan IAIN Sunan Kalijaga, Jogja. Mengasuh tujuh anak adalah tugas utamanya, selain mendampingi Dr. H Maryanto, dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Jember.


Meski menjadi kakak ipar Dr. Hidayat Nurwahid, wakil Ketua MPR, beliau sosok yang sangat sederhana dan bersahaja. Saya biasa memanggil Bu Maryanto. Sedangkan tiga anak saya biasa menyapa perempuan bernama Hj. Eko Rinianti itu dengan sebutan Bude.


Bagi anak-anak saya, beliau memang sudah seperti Bude. Karena itu, anak-anak saya biasa memanggil suami beliau dengan sapaan Pakde. Sedangkan bagi saya dan istri, beliau adalah sosok ibu kedua, setelah ibu kandung, bagi kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun