Pekan lalu, berita Ali Mudhori kembali menghangat di jagat nasional. Gara-garanya, Ali Mudhori ditemukan di tengah hutan di Kabupaten Lumajang oleh petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ali Mudhori yang merupakan mantan staf ahli Menakertrans Muhaimin Iskandar, berulang kali mangkir dari panggilan untuk menjadi saksi pada sidang kasus suap program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Transmigrasi (PPIDT).
Banyak pertanyaan yang muncul di benak saya terkait dengan ragam pemberitaan tentang beliau. Mmm, bagaimana ya KPK sampai mengetahui Ali ada di tengah hutan? Ternyata petugas KPK bekerja sama dengan aparat Lumajang. Puluhan intel dari Polres Lumajang dikerahkan untuk menjemput Ali. Ali ditemukan hari Kamis (16/02/2012) pukul 22.00 malam di tengah hutan.
Mmm, apa ya yang beliau lakukan di tengah hutan? Kalau menurut pemberitaan, Ali Mudhori mengakui sedang mengikuti pengajian. Upsss, pengajian di tengah hutan? Padahal menurut salah satu media, jalan untuk menuju hutan tersebut cukup sulit dan kendaraan tidak bisa menuju ke sana. Seorang kawan di Fesbuk mengatakan di Wall dengan nada guyon, ‘mungkin sedang menjadi instruktur rihlah banser, Mbak’. Ada juga yang mengatakan, ‘sedang camping, Mbak’…. Saya kemudian bertanya, ‘di hutan mana ya ditemukan?’. Lalu ada yang menjawab, ‘Ranuyoso.’ Saya balas kembali, ‘mestinya ke hutan Senduro. Keliru kalau ke hutan Ranuyoso, di sana kan sulit air.’ Lalu ada yang menjawab, ‘kan sudah membawa tangki air, Mbak.’…. :-)
http://www.tribunnews.com/2012/02/20/ali-mudhori-sembunyi-di-tengah-hutan-dan-ngaku-pengajian
Hari Jumat lalu (24/02/2012), petugas KPK kabarnya kembali mencari Ali ke Lumajang. Petugas hanya menemukan rumah mewah Ali di Jl. Pisang Agung dalam keadaan kosong dan tertutup. Petugas kabarnya kemudian mengunjungi rumah kakak ipar Ali untuk menitipkan surat panggilan, tetapi kemudian ditolak.
Ya, petugas KPK bermaksud menitipkan surat panggilan Ali Mudhori sebagai saksi untuk hari Senin besok (27/02/2012). Surat yang hendak dititipkan petugas kepada kakak ipar Ali adalah surat panggilan ketiga selaku saksi untuk persidangan perkara dugaan suap dengan terdakwa Dadong Irbarelawan dan I Nyoman Suisnaya di Perngadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Jika Ali mangkir, petugas menyatakan akan menjemput Ali secara paksa. Yang jelas, petugas KPK telah mengantongi surat pemberitahuan dari Ali Mudhori untuk Penuntut Umum KPK di Jakarta tertanggal 18/2/2012 untuk menghadiri sidang ketiga yang akan digelar esok hari (27/02/2012). Mmm, apakah besok Ali kembali mangkir? Kenapa ya kemarin-kemarin ia sampai mangkir?
http://nasional.inilah.com/read/detail/1834264/kpk-pastikan-ali-mudhori-hadir-sidang
http://nasional.inilah.com/read/detail/1832376/kpk-jemput-paksa-ali-mudhori
Tak hanya itu. Ali Mudhori juga saat ini dalam pertaruhan kredibilitasnya. Jika September 2011 lalu, Ali Mudhori menyita publik Lumajang karena namanya tersangkut dan disebut-sebut menjadi makelar dalam kasus suap proyek infrastruktur daerah transmigrasi, terlebih sejak Lily Wahid terang-terangan menyebut Ali Mudhori adalah calo anggaran dan orang dekat Muhaimin Iskandar, maka awal 2012 ini keberadaan beliau sebagai calon kuat Bupati Lumajang 2013-2018 nyatanya tidak taat hukum lantaran mangkir sebagai saksi dalam sidang Tipikor untuk kasus hukum serupa yang terhembus tahun lalu.
Ya, Ali Mudhori adalah calon kuat dari DPC PKB Lumajang untuk mengikuti Pilkada Lumajang tahun depan setelah kalah pada tahun 2008 lalu. Ali kabarnya juga sudah bergerak ke masyarakat untuk persiapan Pilkada ini. Selain banyak menghadiri kegiatan politik dan keagamaan, wajah Ali banyak menghiasi sudut-sudut dan jalan-jalan di kawasan kota Lumajang melalui baliho, selebaran, dan sandaran becak-becak. Hari ini, saya baru menyadari, baliho-baliho Ali tak banyak ditemukan lagi seperti minggu-minggu sebelumnya. Entahlah, hanya selebaran wajah dirinya yang masih banyak meramaikan tiang listrik dan becak-becak di perkotaan.
Mmm, whistle blower? Tak semua punya nyali menjadi whistle blower. Tapi kita membutuhkan orang-orang demikian. Harapan itu pula terpatri untuk Ali Mudhori. Bukan sekedar untuk memenangkan hati masyarakat Lumajang yang tahun depan akan memilih pemimpinnya dalam Pilkada 2013. Tapi lebih dari itu, whistle blower dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa masih ada orang-orang di lingkaran elite yang memiliki nurani untuk berbesar hati mengakui kesalahannya dan berani mengatakan kebenaran. Whistle blower juga dibutuhkan untuk menjaga asa bahwa masih ada harapan untuk memperbaiki negeri ini. Dengan dikuaknya kebenaran atas orang-orang yang berlaku tidak benar, diharapkan satu persatu orang yang berlaku curang akan tersingkir dan tergantikan oleh orang-orang baru yang lebih baik dan mau belajar dari kesalahan masa lalu.
[caption id="attachment_173566" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: www.mediaindonesia.com"]
Mmm, saya teringat kata-kata suami saya ketika kami berdiskusi. “Politik itu adalah alat. Seperti halnya pisau. Jika digunakan oleh ibu rumah tangga yang baik, pisau bisa menjadi salah satu alat untuk menghasilkan masakan yang enak. Tetapi pisau jika digunakan oleh seorang penjahat, pisau tersebut dapat melukai orang lain. Begitu pula dengan dakwah. Politik adalah salah satu alat untuk berdakwah. Jika politik berada di tangan yang benar, maka akan membawa manfaat yang sangat besar bagi masyarakat. Jika politik berada pada tangan yang salah, maka politik akan membawa kerusakan.”
[caption id="attachment_173567" align="alignright" width="300" caption="Sumber: www.antarafoto.com"]
[caption id="attachment_173568" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: www.tribunnews.com"]
Sumber lain:
http://jaringradio.suarasurabaya.net/?id=de401480d485353619ccc47e42e9a20e2012103633
http://nasional.inilah.com/read/detail/1834251/mengapa-ali-mudhori-menyepi-di-hutan-lumajang
http://www.jpnn.com/read/2012/02/22/118137/Ali-Mudhori-Ditemukan-di-Tengah-Hutan
http://www.tempo.co/read/news/2012/02/21/063385534/Ali-Mudhori-Tinggal-di-Hutan
http://nasional.kompas.com/read/2012/02/20/21055433/Ali.Mudhori.Dicari.hingga.ke.Tengah.Hutan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H