Akhir pekan lalu, saya menghadiri The 8th International Conference yang diselenggarakan Islamic Economic & Finance (IEF) Universitas Trisakti. Acaranya berlangsung di Mandarin Oriental Hotel. Konferensi internasional itu membawa tema “Tawhidi Methodology Applied to Islamic Microenterprise Development to Alleviate Poverty and Achieve Social Wellbeing”. Saya mempresentasikan paper yang saya beri judul “GO GREEN GO ORGANIC Implementation In Jember Regency: Processing of Coffee Waste, A Comprehensive Study of Holistic Islamic MacroEconomic: Social, Agricultural Technology, Environmental Preservation and Poverty Reduction by Tamkin Institute”.
Sebetulnya acara tersebut sudah dibuka pada 6 Januari 2011. Tapi karena pada tanggal 6 itu saya juga memiliki agenda di Surabaya, saya putuskan datang pada tanggal 7 saja. Tapi kemudian saya berubah pikiran untuk datang pada tanggal 8 bersamaan dengan jadwal saya presentasi.
Sejak 2008, saya mulai rajin mengikuti Call for Paper. Alhamdulillah, selama itu pula paper saya setiap tahun selalu berkesempatan untuk dipresentasikan dalam seminar/konferensi/simposium/workshop. Hanya pada 2010 saja saya tidak hadir ketika harus presentasi di Universitas Indonesia (UI). Mengawali 2011, alhamdulillah paper saya masih mendapat kesempatan untuk dipresentasikan di Jakarta.
Semula saya ragu untuk menghadirinya. Alasannya klise, saya takut ngomong di depan audiens. Ngomong bahasa Indonesia saja, saya masih belepotan. Ini malah saya harus presentasi dalam bahasa Inggris. Tapi setelah merenung, akhirnya saya putuskan untuk hadir meski saya harus menanggung biaya transportasi secara pribadi untuk menghadiri acara tersebut. Saya hadir tanggal 8 juga salah satunya untuk menyiasati agar tidak banyak beban biaya yang harus dikeluarkan untuk akomodasi. Maklumlah, saya mahasiswa nekat yang ingin sekolah tinggi tapi modal tabungan pas-pasan dan tak memiliki kesempatan untuk mencari beasiswa. Maklum lah, saya hanya ibu rumah tangga biasa yang bukan dosen sehingga sulit untuk mencari beasiswa. Tapi tidak memperoleh beasiswa bukan akhir segalanya kan. Jadi, saya harus berpikir keras bagaimana memutar uang tabungan agar bisa mendanai studi saya hingga akhir nanti.
By the way,inilah konferensi internasional pertama yang saya hadiri. Sebelumnya, saya pernah diundang presentasi di USIM Malaysia, tapi saya tidak menghadirinya. Saya merasa berkepentingan untuk hadir dalam momen kali ini karena: Pertama, saya membawa nama organisasi nirlaba yang baru saya dirikan bersama sahabat saya. Kedua, saya membawakan paper ekonomi Islam dengan topik “yang tidak lumrah”. Ketiga, saya ingiiiiiiiin sekali bertemu langsung dengan Prof Masudul Alam Choudhury dari Bangladesh dan tentu saja Prof Sofyan dong. Hehehe...
Anggota divisi kami yang menjadi Duta Lingkungan Hidup (LH) Bayer-Indonesia 2010, Asma’ Afriliana, memperkenalkan pada kami tentang pengolahan limbah kopi menjadi kompos blok. Di Jember, terdapat Desa Sidomulyo yang merupakan salah satu desa penghasil kopi utama. Di sana, limbah kopi berceceran dan terhampar di setiap bagian desa. Berangkat dari pemikiran bahwa limbah dapat bermanfaat, Asma’ mencoba mengolah limbah kopi menjadi blok kompos.
Sayang, kendala signifikan yang masih dirasakan adalah ketidaktersediaannya mesin penggiling kompos dan pencetak blok kompos. Selama ini, seluruh pekerjaan dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu yang lama. Padahal, sejumlah perusahaan perkebunan nasional dan instansi pemerintah terkait sudah mulai menggunakan produk ini.
Ya.... Saya kan bukan sarjana teknologi pertanian seperti Asma’. Tentu Asma yang paling punya kapasitas untuk menjelaskan secara detil bagaimana proses pengolahan limbah kopi ini menjadi blok kompos.
Sebagai seorang mahasiswa ekonomi Islam, saya tentu melihat pengolahan limbah ini dari sisi ekonomi Islam pula. Dalam ekonomi positif Islam, Nabi Muhammad SAW diceritakan dalam memerintah Madinah mengajarkan rehabilitasi ekonomi melalui pembangunan sumber daya. Madinah mempunyai dasar ekonomi agraria dan penduduknya banyak bergerak di bidang pertanian. Nabi mengajak rakyat untuk menghidupkan tanah-tanah mati. Nabi juga memperkenalkan berbagai hukum mengenai bercocok tanam dan pemasaran produk pertanian yang didasarkan pada keadilan, kerjasama, dan keluhuran budi. Selain itu, Nabi juga menerangkan hukum dan menerapkan skema yang wajar dan saling membantu dalam kontrak perdagangan dan bisnis.
Gambaran kegiatan ekonomi negara Madinah di waktu lalu sedikit banyak merupakan cerminan Indonesia. Indonesia dikaruniai SDA berlimpah dimana sektor pertanian menjadi ujung tombaknya dan sebagian besar masyarakat berada di wilayah pedesaan yang notabene berinteraksi erat dengan sektor pertanian.
Pengolahan limbah kopi adalah salah satu bentuk rehabilitasi ekonomi di sektor pertanian (perkebunan) melalui pembangunan sumber daya. Tak ada yang tak bermanfaat dari ciptaan Allah, termasuk pula dengan limbah atau sisa-sisa sumber daya yang tidak terpakai. Rasulullah SAW memberi teladan tentang pembangunan sumber daya intensif ini sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu’ Abbas yang mengatakan: seorang gadis mantan budak Maimunah disedekahi seekor kambing, lalu kambing itu mati. Kemudian Rasulullah SAW melewati daerah itu, lalu bersabda: “Kenapa tidak kalian ambil kulitnya? Kalian dapat memanfaatkan setelah menyamaknya.” Mereka menjawab: itu adalah bangkai. Beliau bersabda: “Yang diharamkan hanyalah memakannya.” Abu Bakar dan Abi’ Umar menceritakan hal ini dalam Hadist yang mereka riwayatkan dari Maimunah ra.
Diriwayatkan pula dari Ibnu’ Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian makan suatu makanan, maka janganlah mengelap tangannya sebelum ia menjilatnya atau memberikan seseorang untuk menjilatnya”. Diriwayatkan juga dari Anas bahwa bila Rasulullah SAW telah selesai memakan sesuatu, maka beliau menjilati jari-jemari beliau sebanyak tiga kali, dan bersabda: “Bila sepotong makanan salah seorang dari kalian jatuh, maka hendaklah membuang bagian yang kotor darinya dan memakan yang bagusnya serta tidak meninggalkannya untuk setan”. Beliau juga memerintahkan kita untuk melap piring. Beliau bersabda, “Kalian sesungguhnya tidak mengetahui di bagian mana terdapat keberkahan makanan kalian itu”.
Secara spesifik, Al-Qur’an juga menjelaskan bagaimana pentingnya menjaga setiap unsur-unsur dalam LH. Tentang sumber daya air, QS Al Mursalaat: 27 danQS Ath Thaariq: 11 menyiratkan keberadaan air sebagai sumber kehidupan yang memiliki siklus. Untuk sumber daya tanah, QS Asy-Syu’ara: 7-8 menjelaskan tentang manusia yang berasal dari tanah dan hidup dari dan di atas tanah. Kelangsungan hidup manusia diantaranya tergantung dari tanah, dan sebaliknya, tanah pun memerlukan perlindungan manusia untuk eksistensinya sebagai tanah yang memiliki fungsi.
Qardhawi (1997) menjelaskan, bekerja untuk memakmurkan bumi adalah termasuk ibadah kepada Allah SWT. Berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan, Rasulullah SAW telah memberi teladan tentang beberapa hal, diantaranya agar melakukan penghijauan dan pelestarian kekayaan hewani dan hayati. Diriwayatkan oleh Abu Daud, ”Barangsiapa yang memotong pohon Sidrah maka Allah akan meluruskan kepalanya tepat ke dalam neraka.” Diriwayatkan pula oleh Muslim, “Barangsiapa di antara orang Islam yang menanam tanaman maka hasil tanamannya yang dimakan akan menjadi sedekahnya, dan hasil tanaman yang dicuri akan menjadi sedekah. Dan barangsiapa yang merusak tanamannya, maka akan menjadi sedekahnya sampai hari Kiamat.” Abu Darda' ra. juga pernah menceritakan bahwa di tempat belajar yang diasuh oleh Rasulullah SAW telah diajarkan tentang pentingnya bercocok tanam dan menanam pepohonan serta pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang besar di sisi Allah SWT.
Nah, yang ingin saya garis bawahi dari paper tersebut adalah...pengolahan limbah kopi menjadi blok komposadalah bagian kecil dari subsistem ekonomi Islam dan merupakan subsistem yang tidak bisa dipisahkan dari sistem ekonomi Islam. Kegiatan pengolahan limbah kopi ini bukan sekedar kegiatan “go green go organic” yang tak bermakna. Kegiatan ini sesungguhnya adalah wujud kongkret dari implementasi ekonomi makro Islam yang holistik. Kegiatan ini menyatukan tauhid dengan berbagai ilmu pengetahuan dan kemudian mengintegrasikan ilmu pengetahuan sosial dan teknologi pertanian dalam rangka upaya pelestarian LH yang pada akhirnya akan berujung pada pengentasan kemiskinan.
Ps. Untuk Pak Sofyan, terimakasih untuk jempolnya yang selalu menyemangati saya untuk tampil bicara di depan audiens. Semoga Pak Sofyan segera dipulihkan kesehatannya, ya. Semoga Pak Sofyan diberi umur panjang yang barokah. Amiin... ^_^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H