Mohon tunggu...
Khairun Nisa
Khairun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi IAIN Langsa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sungai Batu Berapit: Sumber Kehidupan dan Objek Wisata

26 Juli 2024   07:10 Diperbarui: 26 Juli 2024   07:22 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungai batu berapit /dok. pri

Pada hari Rabu, 24 Juli 2024, kelompok 8 KKN Melayu Serumpun di kec. Serbajadi dari Desa Nalon melangkahkan kaki mereka ke salah satu sumber kehidupan masyarakat Kecamatan Serbajadi, yaitu Sungai Batu Berapit. "Dinamakan Sungai Batu Berapit karena sungai ini dipenuhi bebatuan yang saling berhimpitan," ujar seorang pemuda setempat, bang Ardi.

Bebatuan yang tersusun rapi sepanjang aliran sungai, baik di dalam air maupun di permukaan, menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Dari zaman nenek moyang hingga kini, bebatuan tersebut tetap kokoh. Sungai Batu Berapit, dengan keindahan alam yang masih asri, menghadirkan kesejukan yang memanjakan mata siapa saja yang memandangnya.

Meskipun pada tahun 2006 sungai ini pernah dilanda banjir bandang, bebatuan dan kejernihan airnya tidak terkontaminasi atau rusak. Penduduk setempat sangat menjaga kelestarian lingkungannya; tak ada sampah yang mencemari sungai ini.

Air mata air yang mengalir melalui bebatuan membuat suhu air sungai tetap dingin, tak peduli panas, hujan, siang, atau malam. Kesegaran airnya tak hanya mendinginkan tubuh, tetapi juga menyegarkan hati dan pikiran.

Batu-batu yang ada di sungai ini boleh diperjualbelikan oleh penduduk sekitar, menjadi salah satu sumber mata pencaharian mereka. "Batu-batu sungai ini memberi nafkah bagi kami," kata Bang Ardi, seorang warga setempat.

Sungai Batu Berapit dikelilingi oleh pegunungan yang menjadi kebun warga. Berbagai pepohonan tumbuh subur di sana, seperti pohon durian, pohon aren, pohon karet, kelapa sawit, pinang, pisang, dan banyak lagi jenis lainnya yang lazim tumbuh di hutan.

Sungai ini juga menjadi satu-satunya jalur yang digunakan warga Desa Jering untuk pergi ke kebun mereka yang terletak di seberang sungai. Tanpa jembatan, mereka menggunakan rakit bambu untuk menyeberangi sungai ini.

"Ikan Jurug adalah salah satu ikan tawar yang paling banyak terdapat di sungai ini. Ikan ini biasanya diolah menjadi ikan asap agar lebih awet dan dijadikan oleh-oleh khas dari desa kami," cerita Inan Maya, seorang wanita tua dari desa tersebut.

Sungai Batu Berapit, dengan keunikan dan keindahannya, patut dikenalkan kepada dunia. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari sini, salah satunya adalah rasa syukur atas segala keindahan yang diciptakan oleh Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun