Indonesia sedang menghadapi pandemi yang masih belum usai namun juga di waktu yang sama menghadapi permasalahan gizi buruk khususnya stunting, yang dikhawatirkan lebih memburuk lagi disebabkan pandemi.Â
Sejak pandemi perekonomian menurun drastis, masyarakat lebih kesulitan untuk memenuhi gizi mereka, Dr Ainia Herminiati menyatakan 24 juta balita berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan gizi.Â
Secara global terdapat 700 ribu kasus stunting sejak pandemi. Intan Fauzi menyatakan di pandemi program Nasional tidak mencapai target dalam penurunan stunting karena dampak refocusing anggaran covid 19, sehingga stunting terus bertambah.
Kekurangan gizi mengakibatkan stunting pada anak yang menghambat perkembangannya, tubuh anak akan pendek dari pada teman seusianya, tingkat kognitif juga terpengaruh, sistem imun anak tidak stabil dan mudah sakit.Â
Awal stunting sebenarnya dari kesehatan ibunya saat hamil dan sangat mudah berisiko berat bayi rendah maupun gejala ini timbul pada saat awal kehidupan balita.Â
Banyak hal yang membuat anak stunting faktornya karena buruknya gizi yang dikonsumsi ibu hamil dan pengetahuan ibu kurang akan pentingnya gizi yang baik. Faktor lain karena kemiskinan, pendidikan, perilaku hidup tak bersih, lingkungan maupun air yang tak sehat dan lain sebagainya.
Data dari WHO memperlihatkan Indonesia masuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%. (ikhtisar, 2019).Â
Gizi berkaitan dengan suatu bangsa disebabkan akan menciptakan kualitas manusia yang baik, karena gizi sebagai sentra untuk pembangunan manusia. Seseorang yang tumbuh kembang dengan gizi yang seimbang akan tumbuh secara optimal sehingga fisiknya yang sehat, cerdas, kreatif dan memperoleh produktivitas tinggi.Â
Dan sebaliknya dengan gizi buruk akan berdampak kedepannya seperti diabetes, stroke, penyakit jantung, dan penyakit lainnya saat menuju usia dewasa (kemkes, 2015).Â
Untuk anak yang mengalami stunting mereka bisa memenuhi nutrisi mereka dengan sumber (protein) hewani daging, telur, susu, ikan, seafood dan tempe. (Zat besi) bisa dengan mengkonsumsi hati ayam, daging sapi, dan sayuran. (karbohidrat) bisa dengan roti, nasi. (kalsium) mengkosumsi susu, yoghurt, keju (Dwiputra, 2020).
Kekurangan zat besi juga dapat mengakibatkan anemia yaitu kurangnya sel darah merah, gejalanya akan terasa sakit pada kepala, tekanan darah rendah, nadi cepat berdenyut, pembesaran limpa, kelemahan otot, sesak nafas, rambut rontok, kulit dan kelopak mata pucat.Â