Banjir bandang dan longsor yang melanda desa Simangulampei Humbang Hasundutan (HUMBAHAS) disebut disebabkan oleh curah hujan yang tinggi namun selain curah hujan , alih fungsi fungsi lahan dan penebangan pohon di nilai menjadi penyebab bencana tersebut.
Selain intensitas hujan yang cukup tinggi, kondisi perbukitan kawasan danau toba yang beralih fungsi dari hutan menjadi pertanian termasuk maraknya penebangan kayu serta rusaknya perbukitan menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang.
Sebanyak 12 orang hilang dan baru 2 orang ditemukan dalam keadaan meninggal. Berdasarkan data Tim SAR gabungan 10 orang yang masih dinyatakan hilang , yakni 1.Pintar Simalungun 2.Juni Silaban 3.Aldino Silaban 4.Lasroha Simanulang 5.Eva Purba 6.Tristan Siregar 7.Tiamin Sinambela 8.Desman Sihombing 9.OP.Gomgom BR Sianipar 10.Ceria Banjarnahor.
Banjir bandang dan longsor yang melanda desa simangulampe , Bakti raja , Kabupaten Humbang hasundutan , terjadi jum'at (1/12) malam sekitar pukul 21:30 WIB.
Budiono menyebut perpanjangan masa pencarian ini juga berdasarkan permintaan masyarakat untuk menemukan para korban yang masih dinyatakan hilang setelah banjir bandang dan longsor tersebut.
"Perpanjangan ini atas kesepakatan kita bersama untuk menemukan para korban yang masih dinyatakan hilang setelah banjir dan longsor"ujarnya
Budiono menjelaskan banjir bandang dan longsor yang menerjang pemukiman warga itu masih menyisahkan 10 korban yang belum ditemukan setelah dinyatakan hilang.
Banjir bandang dan longsor ini melanda desa Simangulampe,Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan
Tim gabungan yang bekerja secara sinergis , telah memberikan penanganan yang maksimal ditengah kondisi lapangan yang penuh tantangan "Penanganan sudah berjalan bagus kerjasama antara TNI, POLRI, BASARNAS dan PEMERINTAH daerah semua nya turun kelapangan" ungkap Suharyanto. Operasi pencarian dan pertolongan dihadapkan pada berton-ton bebatuan besar lumpur dan puing-puing yang melanda wilayah tersebut. Untuk memudahkan uppaya penyelamatan tim gabungan mengerahkan 14 alat berat menunjukkan komitmen mereka untuk tidak tinggal diam ditengah bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H