Mohon tunggu...
Khairun Jariyah
Khairun Jariyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi IAIN PALANGKARAYA

Lucu, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tas Mewah untuk Bergaya atau Mau Investasi?

25 April 2023   11:30 Diperbarui: 25 April 2023   12:18 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

TAS MEWAH UNTUK BERGAYA ATAU MAU INVESTASI?

Saat kita melihat orang membawa tas mewah atau desainer, sekilas kita mengira mereka hanya membelinya untuk bergaya. Membeli tas mewah diperbolehkan selama transaksinya sah. Dalam Islam ada prinsip-prinsip etika bisnis yang harus diperhatikan seperti kejujuran, transparansi dan menghindari riba. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa pembelian tas mewah merupakan transaksi yang sah dan tidak melanggar prinsip tersebut.

Ada beberapa faktor umum yang memengaruhi perilaku konsumen saat pembelian tas bermerek yaitu:

  • Status sosial: Tas branded seringkali dilihat sebagai simbol status sosial yang tinggi, sehingga beberapa orang cenderung untuk membeli tas branded sebagai bentuk eksklusivitas dan status.
  • Brand awareness: Banyak orang membeli tas branded karena mereka mengetahui merek dan reputasi merek tersebut. Beberapa merek tas branded juga terkenal dengan kualitas dan daya tahannya yang baik.
  • Pengaruh media sosial: Kehadiran media sosial sangat mempengaruhi merek dan produk serta meningkatkan kecenderungan seseorang untuk membeli tas branded sebagai bentuk status dan prestise.
  • Gaya hidup: orang-orang yang membeli tas branded menganggap sebagai bagian dari gaya hidup mereka yang memerlukan aksesoris sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini sering terlihat pada selebriti dan influencer media sosial yang mempromosikan berbagai produk merek tertentu.

Saat membeli tas mewah harus mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan finansial tiap individu. Dalam Islam, pembelian yang berlebihan dalam pengeluaran haram untuk dilakukan, apalagi nantinya orang tersebut jatuh ke dalam hutang yang tidak bisa dibayar. Tak hanya itu, dalam pembelian tas mewah haruslah memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Misalnya, seperti pembelian tas mewah yang dibuat dari bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan atau bahkan diproduksi menggunakan tenaga kerja anak-anak atau pekerja yang tidak dibayar dengan adil maka tidak boleh hukum.

Tapi ternyata, tas branded yang harganya mencapai ratusan juta selain untuk menaikkan status sosial juga memiliki fungsi lain, yaitu bisa dijadikan sebagai investasi masa depan. Tas Hermes Birkin yang diungkapkan oleh Baghunter dari risetnya yakni tas Hermes bisa menjadi investasi yang bernilai tinggi bahkan lebih baik dari emas. Menurut Baghunter, nilai investasi tas Birkin telah meningkat hingga 500% selama 3,5 dekade terakhir. Berinvestasi pada tas mewah ini rata-rata 14,2% per tahun, jauh lebih banyak dari saham yang hanya 11,7% emas dan 1,9%.
Meski begitu menguntungkan, investasi ini juga memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi. Pasalnya, jika tidak mengelola dan merawat tas mewah ini dengan bijak, maka harga yang didapatkan akan turun drastis. Ada beberapa tips agar tas branded dapat memberikan keuntungan sebagai investasi masa depan yaitu memilih tas yang tepat atau yang paling laris, merawat tas dengan baik, menentukan waktu yang tepat saat ingin menjualnya dan mengetahui wadah yang tepat untuk menjualnya.

Dari pembahasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa saat membeli tas mewah untuk diadikan investasi boleh saja asalkan tidak ada unsur riba atau bahkan sampai terlilit hutang yang banyak. Ada hal yang harus diperhatikan sebelum membeli tas mewah yaitu penuhi dulu kebutuhan dasar dan atur keuangan untuk hal yang penting lebih dulu. Jika kedua itu sudah terpenuhi, barulah beli tas mewah dengan melihat banyaknya peminatnya, tas dengan kualitas bagus dan kelangkaannya, dan biaya perawatan tas mewah itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun