Mohon tunggu...
Khairunisa Salsabila
Khairunisa Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Ilmu KOmunikas UPN "Veteran" Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)

14 September 2024   21:45 Diperbarui: 14 September 2024   21:56 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Review Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)

Film NKCTHI rilis pada tahun 2020 yang disutradarai oleh Angga D. Sasongko, film ini adalah cerminan dari novel yang dibuat oleh Marchella FP. Film ini berkisah mengenai drama keluarga yang terdiri dari ayah,ibu, dan tiga orang anak, anak sulung yang bernama Angkasa diperankan oleh Rio Dewanto. Angkasa selalu dituntut oleh sang ayah untuk menjadi kakak yang selalu perhatian dan menjaga kedua adik perempuannya. Kedua adik Perempuan itu diperankan oleh Sheila Dara sebagai Aurora (anak Tengah) dan Rachel Amanda sebagai Awan (anak bungsu). Aurora sebagai anak tengah digambarkan sebagai anak yang mandiri, kuat, dan tangguh, serta selalu memendam masalah yang dihadapinya sendiri, dan Awan digambarkan sebagai anak yang selalu disayang, selalu menjadi pusat perhatian keluarga, dan berani menolak untuk apapun yang tidak sesuai dengan keinginannya. 

Awan selalu menjadi anak kesayangan oleh orang tuanya, kedua kakaknya pun dituntut oleh sang ayah untuk selalu memperhatikan, menjaga, dan mengawasi awan. Sampai pada suatu hari Awan bertemu dengan laki-laki Bernama Kale yang diperankan oleh Ardhito Pramono, dan Awan memiliki ketertarikan dengan Kale. Setelah bertemu Kale awan merasa dirinya selalu diproteksi oleh sang ayah dan tidak memiliki kebebasan seperti kedua kakaknya. Dari kejadian ini Awan menjadi anak yang berani menolak apa yang tidak sesuai dengan keinginan, termasuk perkataan dari sang ayah. Setelah terjadi banyak perdebatan, akhirnya rahasia yang selama ini ditutupi oleh sang ayah terbongkar, melalui Angkasa. Pada saat itu hanya Angkasa yang sudah paham situasi yang terjadi, Awan sang anak bungsu sebenarnya memiliki kembaran yang ternyata meninggal pada saat dilahirkan, sang ayah sangat trauma dengan kejadian tersebut. Mencoba menghilangkan rasa trauma dengan membuang semua barang-barang kembaran awan, namun sang ibu diam-diam menyisakan sepasang kaos kaki sebagai kenang-kenangan. Dari kejadian ini juga yang membuat sang ayah sangat protektif dengan Awan Setelah rahasia itu terbongkar, barulah mereka saling menyadari kesalahan masing-masing dan mencoba berdamai dengan keadaan serta menerima kekurangan masing-masing. 

Film ini memberikan pesan yang sangat dalam Dimana terdapat anak sulung yang dituntut selalu harus menjadi contoh yang sempurna untuk adik-adiknya, anak tengah yang selalu merasa terasingkan karna kurangnya perhatian dari orang tuanya, dan anak bungsu yang selalu mendapatkan perhatian lebih dari orang tuanya. Hal tersebut menggambarkan orang tua yang kurang adil dalam membagi kasih kepada anak-anaknya, dimana hal tersebut dapat menjadi pelajaran untuk penonton yang mungkin sudah menjadi orang tua atau baru menjadi orang tua untuk bisa lebih adil kepada anak-anak mereka.Dan mengajarkan kepada penonton untuk lebih memahami perasaan satu sama lain.

Kelebihan dari film ini adalah, chemistry antar pemain sangat dapat sehingga penonton terbawa suasana dengan karakter yang diperankan oleh masing-masing pemain. Film ini juga menggambarkan konflik dan masalah sehari-hari sehingga sangat relevan dengan hubungan kekeluargaan maupun pertemanan, terdapat pesan moral yang dapat diaplikasikan oleh penonton dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat kutipan dan kata-kata yang relevan dengan kehidupan mayoritas penonton. Kekurangan dalam film ini adalah terdapat adegan cukup dewasa yang belum pantas dilihat jika ada penonton yang dibawah umur, terlalu banyak menggunakan kutipan pada saat berdialog sehingga terkesan tidak natural layaknya dialog sehari-hari, ada beberapa lagu yang tidak sesuai dengan latar suasana. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun