Komunikasi merupakan satu diantara aspek penting bagi manusia untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik. Manusia melalui komunikasi yang benar, dapat mengekspresikan perasaan dan gagasan dalam diri mereka, untuk dapat dipahami oleh manusia lain. Dalam aspek komunikasi, bahasa merupakan satu faktor penting untuk menciptakan komunikasi dua arah. Kemampuan berbahasa yang baik dan benar dapat menjadi tolak ukur bahwa seseorang memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni, meskipun faktor lainnya pun juga menjadi penunjang terciptanya komunikasi yang efisien dan efektif.
Sebagaimana kita tahu, ada begitu banyak ragam bahasa di dunia. Selain bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, kita mengenal bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Rekam jejak bangsa Inggris yang begitu menggeliat di dunia sejak jaman dahulu kala, menorehkan prestasi bahwa bahasa Inggris menjadi suatu bahasa penghubung dalam berkomunikasi di kancah mancanagera. Oleh sebab itu banyak manusia di dalam komunikasi dan hubungan internasional menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ekspresi mereka.
Kemampuan berbahasa Inggris yang baik, akan membuka kesempatan yang lebih banyak dan  baik pula. Anak-anak usia sekolah terutama, memiliki kesempatan belajar lebih banyak, mengetahui hal lebih banyak, karena kemampuan bahasa Inggris yang mereka miliki. Terutama dalam era globalisasi sekarang ini, dimana komunikasi antarbangsa dan antarnegara sangat marak terjadi, di media-media sosial maupun platform digital lainnya. Jalinan komunikasi yang semakin dipermudah ini menjadikan bahasa Inggris aspek penting yang wajib dimiliki. Sehingga, ada banyak keluarga di Indonesia, terutama orangtua yang mampu berbicara dua bahasa, mendidik anak mereka agar mampu berbicara dalam bahasa Inggris juga, bahkan sejak mereka kecil atau usia dini. Hal itu dikarenakan orangtua menginginkan anak mereka memiliki keterampilan bahasa Inggris yang baik, dan kebiasaan baik dimulai sejak dini.
Hanya saja, pada tahun ajaran 2013/2014, mengacu pada Kurikulum 2013, Permendikbud no.67 tahun 2013 tidak menyatakan dengan jelas tentang adanya pelajaran bahasa Inggris di tingkat Sekolah Dasar. Sehingga banyak sekolah dasar yang memiliki keleluasaan untuk memasukkan ataupun tidak, pelajaran bahasa Inggris dalam kurikulum sekolah mereka, sebagaimana yang dituliskan oleh Maili (2018) dan Faridatuunnisa (2020). Sementara sebelumnya, pelajaran bahasa Inggris ini sempat dipelajari di banyak sekolah dasar. Bahasa Inggris tidak lagi dimasukkan ke dalam mata pelajaran yang penting dipelajari, untuk kurikulum 2013 satuan pendidikan tingkat Sekolah Dasar, dikarenakan adanya opini bahwa anak-anak diharapkan lebih mengenal dan membiasakan berbahasa Indonesia. Padahal, bahkan sejak usia dini, kemampuan berbahasa lebih dari satu bahasa (bilingual) merupakan tolak ukur kembang yang baik. Menurut Bonfieni, dkk dan Bulgarelli dalam Kurniawan (2022) mengatakan bahwa ketika anak masuk usia sekolah, anak-anak yang sedari usia dini dilatih oleh keluarganya berbahasa lebih dari satu, menunjukkan kemampuan statistik belajar yang cenderung lebih baik dibanding anak dengan penguasaan di satu bahasa.
Bahkan, ketidakberadaan pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar membuat suatu penghambat ketika anak sudah masuk usia sekolah menengah. Anak-anak tidak mendapatkan ilmu dasar berbahasa Inggris serta tidak semua keluarga mendidik anak untuk berkemampuan bilingual. Apakah mengajari di rumah, atau dengan memberi anak kursus non-formal. Hal ini dikarenakan faktor ekonomi dan faktor edukasi lingkungan terkait berbahasa Inggris yang dimiliki oleh tiap keluarga berbeda-beda. Sementara itu, pembelajaran yang dilakukan di tingkat sekolah menengah, tidak lagi mencakup pelajaran dasar. Anak-anak mulai mempelajari tenses dari bentuk suatu percakapan, di sekolah menengah. Tetapi, bagaimana anak bisa memahami pelajaran tenses dengan baik, apabila kolam kosakatanya terhadap kata benda, kata sifat, kata ganti, dan sebagainya masih sangat minim bahkan bisa dibilang nol (untuk sebagian anak). Sementara kita tahu, jam pelajaran yang mereka peroleh di sekolah itu terbatas.
Oleh sebab itu, ada sebagian sekolah dasar yang kembali memasukkan pelajaran bahasa Inggris ke dalam kurikulum sekolah mereka. Terutama semenjak kurikulum merdeka belajar mulai diperkenalkan ke berbagai satuan tingkat pendidikan. Hal ini tentu sebagai upaya, agar anak terbiasa berbicara dan berbahasa Inggris dalam usia yang merupakan "usia emas" untuk mempelajari suatu bahasa. Menurut saran praktisi bahasa asal Inggris, Elizabeth, dalam Handayani (2020) menyatakan bahwa sebaiknya anak belajar bahasa asing dalam rentang usia 3-11 tahun, karena di atas usia tersebut anak-anak cenderung sulit menyerap kosakata asing (bahasa selain bahasa ibu mereka). Meskipun memang sampai saat ini menteri pendidikan belum mengeluarkan pernyataan baru terkait pembelajaran bahasa Inggris yang kembali diperkenalkan di jenjang sekolah dasar. Ada baiknya sekolah bersama guru dan orangtua memilih mana yang lebih tepat, apakah memasukkan kembali pelajaran  bahasa Inggris atau tidak, ditunjang dari fakta pembelajaran di lapangan yang disesuaikan dengan kondisi sekolah dan lingkungan belajar siswa-siswi terkait. Segala harapan yang baik untuk kemajuan pendidikan dan kecerdasan bangsa tentu menjadi doa kita semua.
Daftar Referensi
Faridatuunisa, I. 2020. Kebijakan dan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Inggris untuk SD di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional: Implementasi Merdeka Belajar Berdasarkan Ajaran Taman Siswa. https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/semnas2020/article/view/7510
Handayani, V.V. 2020. Inilah Usia Ideal Anak untuk Belajar Bahasa Asing. https://www.halodoc.com/artikel/inilah-usia-ideal-anak-untuk-belajar-bahasa-asing
Kurniawan, J. 2020. Pengaruh Bilingualisme Pada Perkembangan Anak. https://www.alomedika.com/pengaruh-bilingualisme-pada-perkembangan-anak
Maili, S.N. 2018. Bahasa Inggris pada Sekolah Dasar:Mengapa Perlu dan Mengapa Dipersoalkan. Judika (Jurnal Pendidikan Unsika) Volume 6 Nomor 1. https://journal.unsika.ac.id/index.php/judika/article/view/1203/1013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H