Mohon tunggu...
khairul amal
khairul amal Mohon Tunggu... Perangkat Desa -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Selebrasi Salto Cisse Awal Cintaku Padamu, Liverpool...

1 Agustus 2017   07:00 Diperbarui: 2 Agustus 2017   09:28 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhirnya saya membuat pengakuan ini.

Perkenalan saya dengan dunia sepak bola sudah terjadi sejak Piala Dunia 2002. Kala itu saya belum punya tim idola. Di pentas akbar sepakbola yg digelar dalam lima tahun sekali dimenangkan oleh tim samba brasil usai mengalahkan jerman (2-0) skor dicetak melalui "brace" striker andalan mereka, Ronaldo.

Di piala dunia tahun itu juga muncul hal mengejutkan dimana benua asia berhasil menempatkan satu wakilnya di partai semifinal yakni Korea Selatan (lolos kontroversial).

Di edisi PD 2002 tsb mampu melahirkan pemain-pemain yg kelak menjadi incaran klub-klub papan atas di kompetisi eropa. Sebut saja Ronaldinho nama mencuat usai mencetak gol spektakuler ke gawang Inggris & membuatnya menandatangani kontrak bersama FC Barcelona. Adapula pemain yg menjadi sensasi sesaat namun setelah pergelaran usai tenggelam entah kemana semisal Hakan Syukur dengan skill individunya ia sempat mempermalukan pemain senegal saat bersua di babak delapan besar.

Setahun berselang, aku juga belum menemukan tim idola baik itu timnas maupun klub namun dua kemudian akhirnya aku menemukannnya.

Berawal dari kepulangan seorang penduduk di kampung saya yg telah lama tinggal di kota bau-bau. Kepulangannya membawa sesuatu yg baru bagi kami bocah-bocah yg haus dengan permainan.

Beberapa hari setelah kepulangannya ke kampung halaman tersiar kabar dari teman sepermainan bahwa "orang baru" membuka sebuah "rental PS". Saat itu ketika aku balik bertanya PS itu apa? Teman temanku hanya bisa menjawab "ada TV, kemudian kabel dan sebuah alat seperti remote begitu yg bila ditekan bisa membuat orang-orang bergerak, hebatnya lagi kalau kita membayar sebesar lima ribu rupiah maka kita bisa memegang benda itu selama sejam". Lumayankan jawabannya? (Heheh) 

Namun, bukan jawaban itu yg aku harapkan tapi hal itu membuat aku makin penasaran. Akhirnya aku & teman-teman memutuskan untuk mulai mencari uang agar benda itu bisa kami pegang selama mungkin. Berbagai usaha dilakukan untuk mengumpul uang, mulai dari membantu orang tua memanen jambu mete hingga menjadi tukang tarik kayu seperti halnya kuda-kuda itu, kamipun tak mau kalah. Semakin banyak kayu yg kau tarik makin makin pula seribuan mengalir ke kantong.

Hari-hari berlalu, koin demi koin pun terkumpul. Tibalah saatnya sejarah besar itu tercipta tepatnya 21 Oktober 2005 / 4171 hari yang lalu. Aku mendatangi pusat hiburan "rental PS" yang ada di kampung saya itu. Dengan modal Rp 20.000,00 di saku celana saya sangat percaya diri mendatangi tempat itu. Namun diluar dugaan saya harus mengantri diantara sekian banyaknya bocah yg lebih dulu memadati lost itu.

Saya dipersilahkan untuk menunggu, tempat duduk disiapkan. Ini akan sulit, ketika melihat teman-teman memainkan jemarinya, menekan tombol tombol istimewa itu (belakangan aku tau nama benda itu adalah stick) lantas saat itu juga kepercayaan saya menurun, ini tak semudah yg aku bayangkan.

Dan akhirnya aku tak mampu lagi melanjutkan kisah ini.... [To be continued]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun