Saat ingin berlibur ke pulau Bali mungkin destinasi yang akan kita kunjungi adalah pantai yang indah, hotel yang megah atau pesawahan yang menyegarkan mata. Namun, pernahkah terlintas dipikiran anda untuk berkunjung ke kandang babi?
Minggu lalu saat mengikuti event Danone Blogger Academy, saya diajak ke salah satu daerah di Bali, tepatnya di Desa Bongkasa Pertiwi, Abiansemal, Badung. Desa ini cukup sejuk sebab termasuk dalam dataran tinggi dengan ketinggian 312 m dari permukaan laut.
Selain pertanian dan pariwisata, potensi lainya yang dikembangkan oleh desa Bongkasa Pertiwi yaitu peternakan. Itulah mengapa hampir setiap penduduk di desa ini memiliki hewan ternak, terutama babi. Rata-rata setiap kepala keluarga memelihara 2-4 ekor babi.
Babi yang dipelihara di Desa Bongkasa Pertiwi memiliki ukuran yang sangat besar. Ini jadi pengalaman pertama saya melihat babi ternak langsung di depan mata. Ternyata kotoran babi mempunyai bau yang khas dan menyengat. Jika belum terbiasa dengan baunya saya sarankan menggunakan masker.
Hewan ternak ini dipelihara secara konvensional di belakang rumah warga. Lambat laun hal ini kemudian membawa dampak buruk bagi lingkungan karna banyak kotoran ternak yang menumpuk sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Tak hanya itu saat turun hujan kotoran-kotoran ini akan hanyut ke selokan dan berakhir di Sungai Ayung. Hal ini dapat mencemari air sungai dan menimbulkan berbagai sumber penyakit serta merusak keelokan Desa Pertiwi.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, BUMDes Mandala sari kemudian bekerjasama dengan Aqua untuk menangani limbah kotoran hewan ternak dengan memanfaatkanya menjadi biogas. Beruntung saat saya berkunjung ke Desa Bongkasa Pertiwi saya dapat menyaksikan secara langsung bagaimana proses pembuatan biogas dari kotoran ternak babi.
Sebelum menjelaskan tata cara pembuatan biogas, kita harus tahu terlebih dahulu pengertian biogas itu sendiri, yaitu gas yang dapat dihasilkan dari fermentasi faeces seperti kotoran manusia atau kotoran hewan ternak, misalnya sapi, kerbau, babi, kambing, ayam dan lain-lain.
Adapun langkah-langkah pembuatan biogas yaitu dengan memasukkan kotoran hewan ternak ke dalam bak pengaduk atau warga di sini biasa menyebutnya mixer. Kemudian kotoran diaduk sampai melebur dan masuk ke dalam tangki digester yang ada di bawah tanah.
Di dalam digester tersebut, kotoran dicerna dan difermentasi oleh bakteri yang menghasilkan gas methan serta gas-gas lain. Gas yang timbul dari proses ini ditampung di dalam digester.
Penumpukan produksi gas akan menimbulkan tekanan sehingga dapat disalurkan ke rumah dengan pipa. Gas yang dihasilkan tersebut dapat dipakai untuk memasak dengan mengunakan kompor gas atau untuk penerangan dengan menggunakan lampu petromaks sesuai dengan bahan bakar gas tadi.