Mohon tunggu...
khairul ikhwan d
khairul ikhwan d Mohon Tunggu... Penulis - pernah main hujan

sedikit demi sedikit, lama-lama habis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Memuji Danau Geunang Geudong

10 Februari 2022   09:39 Diperbarui: 10 Februari 2022   10:00 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senja di Danau Geunang Geudong. / khairulid

Beberapa menit lewat tengah hari di Danau Geunang Geudong di Desa Putim, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat. Kulit seperti terbakar suhu panas yang menyengat hingga 30 derajat. Gerah.

Wuss..., angin panas bertiup kencang sekali. Cabang-cabang dan dahan pohon di perbukitan menggeletar, bergerak serentak seiring arah tiupan angin. Sekali tiupan berbalik arah, dahan kembali ikuti iramanya.

Di permukaan danau, angin itu menciptakan gelombang dan riak kecil. Pertemuan dua gelombang, memercikkan air setinggi jari tangan. Sampai di tepian, gelombang itu memecah tautan ganggang, yang kemudian bersatu kembali.

Pepohonan berusia ratusan itu tak bisa menghempang terpaan udara panas. Laut begitu dekat. Sekitar 20 kilometer dari danau.

Tapi, justru siang hari danau begitu menarik dilihat. Saat bola api matahari menyengat, danau menjelma jadi cermin raksasa. Memantulkan kembali butir-butir sinar. Pohon-pohon yang tumbuh di tepian memiliki bayangan di permukaan danau. Seolah tumbuh dari dalam.

Air Tawar

Secara keseluruhan danau air tawar ini luasnya sekitar 25 hektar. Itu belum termasuk rawa-rawa tempat tumbuhnya beragam jenis vegetasi yang berperan menyebabkan air danau menjadi kecokelatan. Makanya tak ada yang mandi di danau itu.

Sore hari juga kesempatan terbaik menyaksikan danau. Duduk di atas bukit memandang lanskapnya. Bisa juga berkeliling dengan boat komersial sekitar 10 menitan.

Seperti Danau Toba, Danau Geunang Geudong juga memliki pulau. Tentu saja pulaunya sangat kecil, seluas dua kali lapangan voli. Di sini biasanya beberapa warga berkumpul dan membakar ikan hasil pancingan.

Momen terbaik berada di danau ini bisa disaksikan saat matahari terbenam. Entah mengapa saat tenggelamnya matahari selalu saja menarik dipandang, demikian juga di sini. Di danau ini, matahari senja penanda perahu wisata yang berada di tengah, siap-siap untuk ditambatkan pada akar pohon yang menjulur ke danau.

Biasanya menjelang matahari terbenam, pengunjung mulai meninggalkan danau. Pulang ke rumah, salat Maghrib. Danau perlahan sepi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun