Ini adalah benar atau asli tulisan saya yang telah dimuat oleh beberapa media mainstream dan nasional, dan saya siap bertanggungjawab jika ada masalah dikemudian hari.Â
Jakarta -- Pengamat Kebijakan Publik Varhan Abdul Aziz mengapresiasi jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) atas dedikasinya sebagai garda terdepan dan memiliki peran signifikan dalam menjalankan tugas mengawal keutuhan NKRI khususnya di tanah Papua.
Keberadaan Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) Papua mendapat perhatian oleh Varhan, dalam catatanya sejauh ini, KSB telah melakukan tindakan-tindakan melawan hukum yang bahkan bisa digolongkan ke dalam aksi terorisme. Mulai dari penculikan, pembunuhan, hingga yang terakhir ini melakukan pembajakan pesawat sipil, sama sekali sudah tidak bisa ditoleransi.
"KSB adalah organisasi terror dan kejahatan yang berlindung di balik topeng pejuang kemerdekaan," ujar Varhan yang juga menjabat sebagai Sekjend  Indonesian Bureaucracy and Service Watch (IBSW), Jumat, 9/4/201.
Lebih jauh Varhan mengungkapkan, bahwa serangan KSB dengan melabeli operasi militer itu juga secara langsung menyerang kognisi dan kesadaran warga Papua, komunitas tempat operasi tersebut dilaksanakan dan mengambil tempat.
"Dengan melabeli aksi yang sebenarnya bahkan tak jarang memiliki ketinggian makna sosial kemasyarakatan itu sebagai operasi militer, KSB tengah berupaya merekrut warga Papua menjadi bagian dari kegiatan terornya dengan memberikan delusi makna pada operasi tersebut," kata Varhan.
Masih menurut Varhan, selama ini aparat Polri-TNI tidak mudah terpancing kampanye murahan KSB soal labelisasi operasi justisial sebagai operasi militer. Dengan mengabaikan berbagai pernyataan KSB yang mereka siarkan secara maya di laman-laman internet berbagai situs berstandard ganda di luar negeri. Polri-TNI Â menegaskan bahwa kehadiran aparat Polri dibantu prajurit TNI di Papua, khususnya di daerah konflik, bukan operasi militer, tetapi semata-mata untuk melakukan penegakan hukum terhadap kelompok separatis.
"Dengan demikian, justru yang terjadi adalah NKRI menegaskan kehadiran dan tanggung jawabnya di Papua. Â Tidak hanya tanggung jawab untuk mempertahankan NKRI yang sah dan berdaulat, melainkan juga tanggung jawab dan kepedulian kepada warga Papua yang ditindas para pengacau KSB," imbuhnya.
Diketahui, saat pengobatan gratis dilakukan pada pekan lalu, seorang warga senior, Mama Kogoyakwe, mengaku sangat senang dan berterima kasih. "Dengan adanya pengobatan ini, kami tak perlu jauh-jauh pergi ke kota untuk berobat," kata Mama Kogoyakwe, seraya berterima kasih.
Apalagi, kata dia, pengobatan gratis yang diampu TNI di Puncak Jaya itu  dilakukan dengan metode keliling dari rumah ke rumah warga, yang membuat warga tak perlu bersusah payah datang ke posko kesehatan. Asal tahu saja, jarak satu kilometer di Papua jauh berbeda dengan jarak satu kilometer di Jakarta yang jalanannya rata-rata telah beraspal.
Senada dengan itu  Kepala Suku Dani di Kabupaten Puncak Ilaga, Jembatan Murib, berterima kasih secara tulus kepada Polri-TNI. Sang tokoh bahkan dengan rela meminta warga masyarakatnya untuk tetap berpegang teguh kepada kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).