Sementara jangan salah, proses evaluasi yang dijalankan Badan POM itu pun tak juga sembarangan. Alur dan prosedurnya  merujuk pada regulasi dan standar internasional, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat.
Nah, tentang vaksin Sinovac sendiri, menurut Badan POM, sejauh ini tidak ada efek samping yang kritikal. Namun memang masih perlu menunggu efektivitas vaksin Sinovac tersebut.
Oh ya, ada baiknya jika kita pun memahami arti 'aman' Â dalam persoalan vaksin dan obat. Paling tidak, agar segala pembicaraan dan diskusi kita pun memiliki dasar --yang agak---ilmiah.
"Jika yang dimaksud 'aman' itu benar-benar tidak ada efek samping, maka tidak ada vaksin yang 'aman' dan tidak ada obat yang 'aman'. Setiap obat yang efektif memiliki efek yang tidak diinginkan" kata Prof Stephen Evans, dari London School of Hygiene & Tropical Medicine.
Jadi, menurut Prof Evans, yang dimaksud dengan 'aman' adalah manakala efek yang tidak diinginkan dibandingkan dengan manfaat yang ada jauh lebih kecil, sehingga manfaat itu terlihat jelas lebih besar dan lebih memberikan keuntungan.
Karena itu, meski bukan tidak ada satu dua kasus seiring pemakaian vaksin Pfizer-BioNTech yang sudah mendapatkan pernyataan efektivitasnya, badan regulasi obat-obatan Inggris, Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA), telah memutuskan bahwa  vaksin Pfizer/BioNTech telah memenuhi standard  dan bisa digunakan di Inggris.
Contoh yang lebih ekstrem bisa dikatakan, ada beberapa obat yang memiliki konsekuensi yang benar-benar brutal pada tubuh, tetapi tetap disetujui karena dianggap sepadan dengan risikonya.
Obat kemoterapi memiliki banyak sekali efek merusak, termasuk menimbulkan kelelahan pada pemakainya, rambut rontok, anemia, kemandulan, kecenderungan terganggunya ingatan dan masalah susah tidur. Namun ketika semua efek samping itu diadu melawan kematian yang diakibatkan kanker, nyaris tidak ada yang mempertanyakan obat kemoterpi tersebut.
"Aman bukanlah hal yang mutlak, aman itu artinya dalam konteks penggunaan," kata Prof Evans.
Untuk itulah,dalam prosesnya sampai bisa dipakai publik, regulator obat membuat penilaian berdasarkan data yang jauuuh lebih banyak daripada data yang tersedia untuk umum.
Dengan seabrek data tersebut, nyaris---kalau tidak boleh mengatakan sama sekali--tak akan ada tempat untuk bersembunyinya masalah. Jika ada masalah keamanan, regulator akan melihatnya.