Mohon tunggu...
Khairul Hamzah
Khairul Hamzah Mohon Tunggu... -

Adventure Lover

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahkan, (Mantan) Presiden Indonesia Pun Diklaim Malaysia

17 Januari 2014   17:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:44 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bahkan, (Mantan) Presiden RI pun di "claim" Malaysia

Terdapat seabrek isu yg semakin mewarnai hubungan Indonesia-Malaysia. Terutama kebelakangan ini isu “claim” Malaysia terhadap produk atau kebudayaan Indonesia cukup hangat diperbincangkan. Saking hangat nya ada sebagian dari warga kita yang marah luar biasa, ada yang demonstrasi di Kedutaan Malaysia, ada yang berteriak menggunakan slogan “Ganyang Malaysia”, bahkan ada pula yang mengusulkan supaya Indonesia perang saja melawan Malaysia.

Entah mengapa ketika ada isu apa saja yang terkait Malaysia, kita seolah menjadi super-sensitive, cepat marah dan menghujat sehingga kita tidak sempat memperdalam esensi dari isu yang berkembang tersebut.

Saya, sebagai warga Indonesia yang kebetulan sedang bermukim sejak 14 tahun yang lalu di Negeri Jiran ini, merasa cukup prihatin dengan fenomena yang terjadi. Kasus Sipadan Ligitan, Ambalat, Reog, Batik, Tari Pendet, Tari Tor Tor dll adalah contoh kasus nya.

Gelombang kemarahan menyebar ditanah air, media massa berlomba menjadikan berita ini sebagai head line, demonstrasi pun menyebar di penjuru negeri, Indonesia pun geger!

Uniknya, keadaan tersebut sangat bertolak belakang dengan kondisi di Malaysia sendiri yang cenderung anteng bin adem ayem. Bisa dikatakan mayoritas rakyat Malaysia tidak tahu menahu ttg isu tersebut, tidak ada demonstrasi tandingan, tidak ada pemberitaan2 yang heboh di TV-TV atau Koran-Koran Malaysia. Sepertinya pemerintah Malaysia memang sengaja tidak meng ekspos berita tersebut sehingga hanya segelintir orang saja yang tahu.

Saya tidak sedang membela kelakuan usil Malaysia ini, saya hanya sekedar mengajak pembaca untuk melihat sisi lain dari apa yang sebenarnya terjadi, sehingga kita bisa merespon dengan lebih elegan dan bijaksana, tidak dengan emosi dan kebencian yang membuta.

Sebagai contoh, beberapa waktu lalu, Reog yang merupakan kebudayaan asli Ponorogo, konon di claim sebagai budaya Malaysia. Tentusaja berita ini menjadi booming sehingga menyebabkan kemarahan warga kita yang tidak terima claim Malaysia tsb.

Sampai-sampai sahabat saya yang berprofesi sebagai wartawan televisi terkemuka di Indonesia,beliau mempunyai tugas khusus meliput dan menginvestigasi kasus2 seperti tsb diatas, sengaja datang ke Malaysia untuk melacak kebenaran berita tersebut.

Saya sendiri ikut mengantar hingga ke pelosok-pelosok dan pedalaman daerah Johor Baru, tempat asal muasal berita claim budaya Reog tersebut.

Tahukah anda...ternyata mereka semua adalah keturunan Jawa, nama mereka masih pakai nama Jawa, mereka menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, mereka masih berpakaian dan berbudaya Jawa, bahkan kampung dan jalan-jalan tempat mereka tinggal pun menggunakan nama2 Jawa, jadi tentu saja mereka masih melestarikan budaya Jawa, sebagai budaya nenek moyang mereka, meskipun mereka ber-KTP Malaysia!.

Juga beberapa waktu lalu, dalam sebuah kesempatan saya ikut rombongan mantan Wakil Presiden kita, Bpk Try Soetrisno berkunjung kesebuah perkampungan yang terletak dia area perkebunan kelapa sawit, dipedalaman daerah Selangor. Nama kampung tersebut adalah: KAMPUNG SOEHARTO.

Menurut sejarah, sebelumnya kampung tsb bernama Kampung Sungai Dusun, pada Tahu 1970 Presiden RI ketika itu; Soeharto,berkunjung kesana berhubung banyak penduduknya yg berasal dari Indonesia yg bekerja di sektor perladangan kelapa sawit.

Sebagai bentuk penghormatan kepada Presiden Soeharto, Sejak itu secara resmi kampung Sungai Dusun ini berubah nama Menjadi Kampung Soeharto.

Sungguh menarik membaca tulisan2 di sepanjang jalan spt: Masjid Soeharto, Workshop Soeharto, Klinik Soeharto dll

Sempat pula kami berkunjung ke Sekolah Menengah Kebangsaan Soeharto, dan menariknya lagi, mantan kepala sekolah nya pun bernama : ADAM SOEKARNO.

Menurut informasi 70 % penduduk kampung ini keturunan Jawa. Jadi tidak heran dalam upacara penyambutan rombongan disambut dengan persembahan2 kebudayaan jawa, spt Tarian Jawa,music Jawa, Angklung, Gamelan dsb.

Jadi..apakah ini juga bisa dikatakan Malaysia meng-claim Presiden Indonesia??

Apakah kita harus menggalang demonstrasi dan berteriakganyang Malaysia karena itu??

Akhirnya saya berharap, Semoga ini justru menjadi elemen perekat hubungan baik antar kedua negara serumpun ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun