Lucu melihat keadaan masyarakat Bandar Lampung pada beberapa hari ini. Masyarakat dibuat hilir mudik sambil membawa benda berwarna kuning atau biru , mereka sibuk menghampiri warung, Indomaret ataupun Pom Bensin untuk membeli Gas. Yeah, barang yang mereka bawa adalah Tabung Gas LPG yang saat ini sangat langka di Kota Bandar Lampung.Memang terkesan tidak heran akhir akhir ini banyak sekali barang barang kebutuhan pokok yang langka, meskipun pun ada terlampau mahal harganya. Seperti kasus bawang merah yang sangat merepotkan masyarakat sampai sampai  SBY pun harus turun langsung.Namun yang ada dibandar lampung saat ini bukan bawang merah,cabe atau bahan pokok lain yang langka ,malahan Gas LPG yang sangat dibutuhkan masyarakat yang tidak ada dan susah dicari.
Pagi ini pun saya direpotkan untuk mencari kebutuhan satu ini, kesana kemari mencari namun tidak mendapatkan hasil. Bukan hanya saya hamper semua mencari barang satu ini. Yeah banyak spekulasi terkait kelangkaan barang ini, mulai dari isu penimbunan sampai macam macam lah yang ada dalam benak masyarakat. Terlepas dari apapun yang terjadi pada kondisi saat ini, bahwasanya ini suatu gambaran ada banyak mafia mafia, bandit bandit yang memang suka dengan hal hal ini. Praktek penimbunan seperti kasus bawang merah, kasus suap kuota impor, BBM langka, LPG langka, dan lain sebagaimananya yang memang menjadi bukti kecarut marutan negeri ini. Negeri yang kaya raya dengan hasil bumi yang melimpah, Sangat disayangkan memang dengan SDA yang banyak dan melimpah ini kita justru menjadi sebuah Negara yang carut marut. Yang dikuasai kaum kaum kapitalis, pemilik modal. Sekarang kondisinya sangat kontras, ketimpangan antara sikaya dan simiskin. Ketimpangan antara perkotaan dan pedesaan. Taraf hidup yang jauh dari kata layak, sungguh disayangkan.
Lucu memang, bagaimanapun ini tetap tanah kelahiran kita. Lampung, Indonesia. Saya harap kelak bias lebih baik lagi, yang paling penting lagi Gas segera ada dan mudah didapatka.amin (pad)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H