“Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau ukan kita siapa lagi, Hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat, Hidup Buruh, Hidup Tani, Hidup Nelayan”, itulah yang terdengar dalam kumpulan mahasiswa yang berorasi menentang kebijakan Jokowi menaikkan harga BBM. Kesatuan Aksi Mahasiswa yang terdiri dari HMI, LMND, KAMMI, FMN, GMNI, dll menyuarakan aksinya di depan kampus Universitas Bandar Lampung pada selasa, 25 November 2014.
Aksi ini menuntut menolaknya kebjikan dari pemerintah Jokowi – JK yang menaikan harga BBM ,menolak kedatangan Jokowi k Lampung, dan solidaritas terhadap pemukulan 5 aktivis HMI oleh aparat polisi pada hari senin, 24 November 2014. Aksi ini berlangsung pada pukul 10.00 WIB dengan berjalan kaki dari Lampu merah Unila sampai depan kampus UBL.
Sebagaimana diketahui bersama, akibat dari naiknya harga BBM , Gelombang aksi banyak terjadi disetiap daerah di Indonesia. Gelombang aksi yang demikian terbuka, bersulut dengan emosi sangat memancing pertikaian antara kepolisian dengan para demonstran. Kemudian, banyak yang menjadi korban akibat aksi ini, salah satunya tewasnya kader HMI Cabang Gowa , Sulsel beberapa waktu yang lalu karena di panah oleh salah satu aparat dan di Lampung senin siang juga terjadi pemukulan kepada para aktivis yang berujung dilarikannya ke Rumah Sakit karena mengalami luka lebam.
Mahasiswa sebagai kaum Intelektual, sebagai agent of sosial Control maupun agen of change atau agen perubahan tentu tidak akan pernah diam dalam melihat setiap kesalahan pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus kembali berperan dalam pemerintahan. Kita tentu ingat bagaimana mahasiswa bisa meruntuhkan rezim orde baru dan berjuang bersama sama dalam memperbaiki negara ini. “Karena pemuda adalah pemilik sah republik ini”.
Kemudian hari ini, gelombang massa akan terus bertambah, gelombang massa akan terus menerus berlanjut, karena jika mahasiswa hanya diam akan seperti apa republik ini. Mungkin orang orang di luar sana, melihat aksi yang dilakukan mahasiswa seperti tindakan konyol, tiada berguna, dan berujung anarkis. Namun ingat , Cuma mahasiswa yang berani lantang menyuarakan aspirasinya, dan selalu berjuang atas nama rakyat, dan saya yakin para penguasa disana sedang tertawa meihat mehasiswa yang melakukan hal hal yang mereka anggap konyol.
Jangan hanya diam melihat ketidak adilan, jangan hanya diam melihat ketidak berpihakan terhadap rakyat, jangan hanya diam melihat keadaan republik ini yang sudah akan hancur. Indonesia ini adalah negara besar, negara yang kaya, negara yang luas. Banyak pihak pihak di luar sana yang menginginkan kehancuran indonesia, menginginkan SDA Indonesia, meninginkan Indonesia yang terbelah belah, menginginkan Indonesia yang tidak ber bhineka lagi, meniginkan rakyat Indonesia tidak cinta dengan tanah airnya, menginginkan indonesia Mati, dan hanya jadi sejarah. Banyak Pihak pihak diluar sana yag ingin menghancurkan moral anak bangsa, memberikan doktrin melalui media tentang hal hal yang bersifat tidak baik, seperti kekerasan, pornograpi, dll. Menginginkan anak indonesia tidak lagi hapal dengan lagu kebangsaannya, menginginkan anak Indonesia lupa akan pejuang kemerdekaannya, menginginkan anak indonesia tidak lagi hapal pancasila, menginginka anak indonesia lebih tunduk dengan sosok idolanya ketimbang nasehat orang tuanya. Merekalah penerus bangsa ini, merekalah yang haru mengibarkan bendera Indonesia dari sabang sampai marauke.
Mari Bergerak
Wasalamulaikum
Bandarlampung, 27 November 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H