Judul Buku : Dosa-dosa Khas Wanita yang Paling Dimurkai Allah
Penulis : Ahmad Khotib
Penerbit : Safirah
Tahun Terbit : Cetakan 1, 2016
Jumlah Halaman : 232 halaman
ISBN : 978-602-391-069-4
Peresensi : Khairul Amin, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
Setiap perempuan pasti mengharapkan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangannya merupakan jalan menuju kebahagiaan tersebut. Namun, dalam kehidupan, tak sedikit perempuan yang belum memahami sepenuhnya dosa-dosa—utamanya dosa kecil—yang tanpa sadar mereka lakukan. Oleh karena itu, mengetahui dosa-dosa yang identik dengan perempuan menjadi bekal berharga bagi kebahagiaan setiap perempuan.
Melalui bahasa ringan dan sederhana, dalam buku ini Ahmad Khotib memaparkan 62 dosa-dosa yang identik dengan perempuan, mulai dari dosa kecil hingga dosa besar. Dosa utama dan paling dibenci oleh Allah Swt. adalah Syirik. Syirik yaitu menyamakan atau menyekutukan Allah dengan selain-Nya, baik secara langsung maupun tidak, dengan nyata maupun terselubung. Syirik terbagi atas dua, syirik besar dan kecil. Syirik besar adalah menganggap sesuatu apapun menyamai Allah, sedang syirik kecil adalah keinginan untuk mendapatkan pujian dari manusia dalam ibadahnya, dengan bahasa lain adalah Riyak atau pamer (hal 17).
Dosa selanjutnya yang akrab dengan perempuan adalah bepergian tanpa izin suami. Islam memandang perjalanan istri dengan niat dan tujuan yang baik sekalipun—tetapi tidak mendapatkan restu dari suaminya—adalah termasuk dari perbuatan maksiat. Bahkan, untuk melakukan puasa sunnah sekalipun, istri wajib mendapat izin dari suami. Jika tidak izin, meski puasanya sah, ia tetap saja berdosa (hal 26).
Ini menunjukkan bahwa ketaatan pada suami adalah sebuah keharusan. Hal lain juga menjadi dosa perempuan saat menolak ajakan suami, dalam hal ini berarti menolak melakukan hubungan badan. Sebagaimana sabda Nabi Saw. “jika seorang suami mengajak istrinya ketempat tidur, lalu ia menolaknya sehingga suaminya marah kepadanya, maka malaikat melaknat perempuan itu hingga pagi” (HR. Bukhari) (hal 72). Meski demikian, suami harus memperhatikan kondisi istri, apakah istri dalam keadaan sakit, hamil, atau dirundung kesedihan.