Mohon tunggu...
kzn
kzn Mohon Tunggu... Mahasiswa - kzn

LOVE OF MY LIFE

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menumbuhkan Kembali Semangat Pemuda yang Telah Pudar

23 April 2022   16:05 Diperbarui: 23 April 2022   16:07 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin kita sering mendengar istilah pemuda di setiap waktu pembahasan pemuda selalu dikaitkan dalam beberapa hal dalam kesempatan berorasi, berpuisi, ataupun menuangkan narasi kedalam tulisan. Mengapa pemuda selalu menjadi topik perbincangan hangat yang selau dibahas oleh semua kalangan, menurut saya karena pemuda adalah pendobrak atau penggerak yang mengawali perubahan masa disetiap waktunya, pemuda selalu menjadi peran penting dan terkadang yang menjadi dalangnya. Sosok pemuda selalu diidentikkan dengan sikap yang berani, dan memiliki emosi yang tinggi yang memacu semangat yang tinggi dalam melakukan berbagai hal.

Hal ini telah dibuktikan dengan berhasil nya peristiwa kemerdekaan 17 Agustus 1945, dalam peristiwa rengasdengklok pemuda menjadi peran penting dalam keberhasilan ini, karena pemuda berani mengambil keputusan , tanpa keberanian dan pemikiran emas pemuda mungkin indonesia tidak merdeka dengan cepat. Ungkapan pemuda memang tidak selalu bernuansa baik terkadang menelan keburukan juga, seperti kericuhan yang dilakukan siswa sekolah termasuk salah satu catatan buruk bagi pemuda, karena pada usianya juga pemuda masih belum dapat dikatakan dewasa secara matang dikarenakan sifat labil masih melekat pada jiwanya. Terkadang sifat labil dapat membuahkan hasil yang baik tetapi terkadang sifat labil juga dapat menjerumuskan kedalam sebuah bencana.  

Dalam hal ini peran pemuda sangat berpengaruh pada kejadian sumpah pemuda, karena pemuda menjadi palang dalam peristiwa tersebut yang menghasilkan persatuan dan kesatuan di indonesia yang mengawali perjuangan bangsa indonesia melawan keganasan penjajah, dan mengawali era perubahan di indonesia yang sebelumnya berjuang secara sepihak menjadi berjuang secara serentak. Hal ini menggambarkan sosok jiwa pemuda di indonesia memiliki semangat dan dan keberanian yang tinggi pada masa itu, yang mau berjuang tanpa memilih apa yang di perjuangkan, tanpa memikirkan resiko buruk yang akan diterima nya, dengan mengandalkan kemampuan berperang yang belum mumpuni dan dengan senjata yang dinilai jauh jika dibandingkan senjata musuh, tetapi yang dimiliki hanyalah tekad, keberanian, rasa cinta tanah air dan keimanan yang dimiliki pemuda dalam hal beperang melawan penindasan. 

Selain Sumpah Pemuda, banyak peran yang dilakukan pemuda dalam perjuangan di indonesia seperti Pertempuran Bandung Lautan Api dan Pertempuran Surabaya 10 November 1945, dimana pemuda merelakan dirinya sampai titik darah penghabisan. Untuk saat ini mungkin kita tidak mengambil tindakan pertempuran untuk melakukan perubahan, tetapi yang bisa kita lakukan yaitu bergerak dengan cara mengukir prestasi secara kompeten, bersaing dalam hal akademik maupun non akademik dan kita sebagai mahasiswa pendidikan dapat berjuang dalam bidang pendidikan, seperti menjadi tenaga pendidik di wilayah terpencil, membantu dengan dana untuk membangun sekolah di daerah terpencil dan memberi pengajaran sukarela terhadap anak jalanan agar meningkatkan SDM di indonesia.

Tetapi melihat kondisi dalam beberapa waktu terakhir, pemuda produktif dinilai mengalami penurunan seperti banyaknya pemuda yang tidak bekerja. Hal ini dapat menjadi persoalan dan permasalahan secara kompleks dan harus diatasi secepatnya agar tidak berdampak buruk kepada semua aspek. Dapat kita lihat intensitas pengangguran di indonesia mencapai 9,1 juta jiwa dan setiap tahunnya selalu melonjak tinggi, dan dari beberapa analisis serta pengolahan data pemuda yang memiliki peran dalam permasalahan ini, pemuda yang seharusnya menjadi pendobrak perubahan pada nyatanya saat ini pemuda menjadi penyebab kemunduran bangsa.

Selain itu menurut saya hal ini mempunyai faktor seperti masuknya era globalisasi ataupun kurangnya perhatian pemerintah akan kualitas pemuda di indonesia, mengapa saya menyebut bahwa era globalisasi menjadi penyebab karena meningkatnya kualitas teknlogi tanpa didasari pemahaman ilmu hanyalah suatu jebakan yang menyebabkan penurunan kualitas individu.

Era globalisasi yang direncanakan memajukan zaman tetapi sampai saat ini berbanding jauh dengan kenyataan seperti banyak remaja yang kecanduan gawai, lebih memilih bermain game dibanding membaca buku, dan data who menunjukan bahwa sekitar 6,1% di indonesia remaja mengalami kecanduan game, who juga mengklaim bahwa kecanduan game adalah salah satu penyakit mental. Hal ini memang sering dianggap remeh tetapi jika kita terus mengabaikan kita juga akan mendapatkan akibat yang parah, mungkin ini salah kita semua yang acuh terhadap kemajuan teknologi dan hanya menikmati kemudahan yang diberi. 

Jika dibandingkan negara lain kualitas pemuda di indonesia sangat jauh, mengapa bisa seperti itu karena di negara lain yang lebih maju lebih meningkatkan kualitas SDM dan melakukan kesiapan dalam menghadapi kemjuan. Karena secara tidak sadar dibalik kemajuan ini merupakan ujian yang harus dilewati di dsetiap bangsa agar tidak terlena dan memanfaatkan denga baik. Selain itu pemuda juga mempunyai masalah dalam penggunan narkotika terlarang, mungkin kita harus menyikapi masalah ini dengan serius dengan menegakan hukum dari kepolisian dan BNN untuk memberantas narkoba sampai ke akar-akarnya, agar generasi kita tidak hancur karena penggunaan narkotika.  

Karena sejatinya sejarah pemuda di indonesia dapat memberi pengaruh baik pada saat ini, negara ini banyak diperjuangkan oleh pemuda, dan pemuda juga mempunyai peran banyak dalam kemerdekaan, kita mempunyai pancasila yang bisa menjadi acuan dalam melakukan perubahan. Jangan pernah malu dalam menegakan kebenaran karena jika bukan kita siapa lagi dan jika bukan sekarang kapan lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun