Mohon tunggu...
Khairul Anwar
Khairul Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Warga Bumi

Penikmat Teh Anget di Pagi Hari

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kejeniusan Shin Tae Yong dan Kepakan Sayap Tim Garuda

14 Juni 2024   19:48 Diperbarui: 14 Juni 2024   21:16 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Shin..Tae..Yong....Shin Tae Yong.. Shin Tae Yong...."

Itulah teriakan suporter Timnas Indonesia di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Selasa 11 Juni 2024, tak lama setelah wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya laga Indonesia vs Filipina.

Stadion Gelora Bung Karno malam itu begitu gegap gempita. Saya dapat merasakan betul bagaimana gemuruhnya GBK. Meski malam itu tidak hadir langsung, tapi beberapa kali saya sebelumnya menyaksikan skuad Garuda bertanding di GBK. Atmosfernya sangat luar biasa. 60 ribuan pasang mata menjadi saksi sejarah kebangkitan timnas Indonesia.

Timnas Indonesia adalah satu-satunya tim sepakbola yang membuat saya tak pernah absen untuk menontonnya, meski lewat layar kaca. Saya memang suka Liverpool, Real Madrid, dan Bayern Munchen, tapi itu hanya sebatas suka. Hanya sebatas ngefans. Kadang nonton, kadang nggak. Tapi, khusus Timnas Indonesia, saya akan berusaha meluangkan waktu.

Dalam sejarah saya menyaksikan laga timnas Indonesia, era Shin Tae Yong, menurut saya, adalah yang terbaik. Baik dari segi hasil atau permainan. Tak dapat dipungkiri, hal ini memang ada andil dari proyek naturalisasi yang digagas PSSI dalam empat tahun belakangan ini.

Malam itu, 11 Juni 2024, baik penonton biasa dan suporter larut dalam kegembiraan. Suasana suka cita begitu terasa, hal itu sudah dimulai ketika Thom Haye, gelandang keturunan Belanda, melepaskan plesing dari luar kotak penalti ke pojok kiri gawang Filipina. Golll!! Penonton bersorak, suporter berteriak, presiden RI bangkit dari tempat duduknya, hingga penonton layar kaca pada berjingkrak. Saya bahkan berteriak "gol" sembari mengepalkan tangan tanda bahagia.

Singkat cerita, Indonesia menumbangkan Filipina 2-0. Satu gol lainnya dicetak Rizki Ridho, bek yang namanya konon mirip sama artis kembar Dangdut Academy.

Selain kontribusi gol dari Thom Haye dan Ridho, keberhasilan Timnas Indonesia membabat Filipina juga tak bisa dilepaskan dari tangan dingin Shin Tae Yong. Dia sangat lega bisa antar Indonesia ke babak selanjutnya.

"Akhirnya kami bisa lolos ke Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia," kata Shin Tae-yong, usai laga.

STY sukses pada laga itu. Dengan kesungguhannya menjadi pelatih timnas Indonesia, kepiawaiannya menyusun formasi, meracik strategi, hingga memberi instruksi, membuahkan hasil yang sebenarnya.......sudah bisa diprediksi.

Diatas kertas, Indonesia, dengan kekuatan para pemain abroad plus naturalisasi yang dimilikinya, memang diunggulkan untuk taklukkan Filipina. Sebelum laga, saya bahkan sempat memprediksi Indonesia bakal menang 2-0, dan itu kemudian menjadi kenyataan. Tapi, ini hanya kebetulan saja.

Kembali ke Shin Tae Yong. Dalam dua tahun terakhir, pelatih asal Korsel yang menukangi skuad Garuda sejak Desember 2019 itu begitu dielu-elukan oleh suporter Timnas Indonesia. Baik oleh suporter layar kaca atau penggemar setia timnas Indonesia. Shin Tae Yong dianggap sebagai pelatih terbaik Timnas Indonesia abad 21. Instrumennya jelas. Dia bisa bawa Indonesia lolos ke Piala Asia di segala level umur, U20, U23, dan senior. 

Tidak hanya itu, STY juga sukses mengantarkan Indonesia untuk pertama kalinya dalam sejarah ke babak perdelapan final Piala Asia 2023. Puncaknya, Garuda dibawanya terbang tinggi hingga semifinal Piala Asia U23 2024. Dan terkini, STY membopong Timnas Indonesia ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. 

Kehebatan STY, yang pernah menjungkalkan Jerman di Piala Dunia 2018, bukan hanya sebatas itu. STY juga sukses mengubah permainan timnas Indonesia lebih enak dilihat. Tidak seperti dulu yang sering mengandalkan umpan-umpan lambung. 

Di era STY, gaya main timnas lebih cair. Umpan satu dua diperagakan. Meski masih ada beberapa kekurangan di beberapa lini, tapi setidaknya permainan timnas Indonesia jauh lebih baik di era STY. Pendek kata, dari segi hasil dan gaya main, kita memang sudah sepantasnya memberi apresiasi kepada Shin Tae Yong.

STY sukses bawa Garuda terbang ke langit angkasa. Shin Tae Yong sukses membawa Indonesia cetak sejarah. Untuk pertama kalinya Indonesia lolos ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Garuda dibawanya terbang tinggi menjulang ke udara. Mengepakkan sayap-sayapnya. Melewati batas-batas kemustahilan dan ketidakmungkinan. 

Asnawi Mangkualam dan kolega akan memulai petualangan di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 September nanti. Kita berharap tuah STY kembali membuahkan hasil manis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun