Dalam berorganisasi, entah itu saat ber-IPNU atau sekarang ber-Ansor, pernah suatu ketika, saat sedang menunggu acara rapat akan dimulai, saya melihat teman-teman yang sudah hadir, pada memainkan gadgetnya masing-masing. Alih-alih saling ngobrol, mereka asyik dengan dunia gadget di genggamannya. Saya pun juga yang termasuk demikian.
Tak dapat dimungkiri memang, bahwa fenomena seperti itu kerap terjadi di acara perkumpulan offline dalam beberapa tahun terakhir ini. Asyik bemain hape sendiri-sendiri saat sedang berkumpul merupakan salah satu bentuk pergeseran budaya di era media sosial ini.
Jamak kita ketahui, bahwa kehidupan era sekarang tak bisa dilepaskan dari yang namanya internet. Dengan adanya internet, orang bisa mengakses sesuatu dengan mudah. Dari kalangan muda sampai dewasa, dari pejabat publik sampai tukang koran, mayoritas menggunakan internet sebagai media bantu dalam mengerjakan dan menghubungkan berbagai aktivitas manusia secara efektif, efisien, dan akurat.
Berdasarkan informasi yang saya ketahui, pengguna internet di Indonesia pada 2023 mencapai 215 Juta Jiwa. "Dahsyat,"celetuk saya.
Dari data tersebut, artinya sekitar 78,19% penduduk Indonesia dari total populasi 275,77 juta jiwa adalah pengguna Internet.
Dalam kehidupan sehari-hari, internet bak seperti rokok, bisa bikin candu. Sehari, bahkan satu jam saja tanpa internet, bisa bikin galau, ya nggak? Terlebih bagi orang yang kesehariannya memang tak bisa lepas dari internet. Lha gimana? Wong tanpa jaringan internet, kita nggak bisa kirim pesan WA, nggak bisa scroll sana, scroll sini. Â Internet seakan sudah melekat dalam jiwa manusa.
Lalu apa yang paling banyak diakses oleh pengguna internet? Jawabannya adalah media sosial. Percaya tidak percaya, pengguna internet di negeri ini rata-rata hobi berselancar di jejaring sosial. Entah di Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, dan lain sebagainya. Â Mereka berkomunikasi, berdakwah, berjualan, nyetatus, ngonten, dll di berbagai platform yang ada.
Adanya medsos memang memudahkan orang untuk menyebarkan dan mengetahui informasi dengan lebih cepat. Berbeda halnya saat belum adanya medsos, dimana orang-orang mungkin harus membeli koran/tabloid/surat kabar untuk mendapatkan berita terhangat, atau kalau anak sekolah harus melihat mading (red: majalah dinding) agar mendapatkan informasi terbaru dari sekolah.
Kini, dengan adanya medsos segala aktivitas kita yang tadinya ribet, susah, jadi lebih mudah, efektif, dan efisien. Pokoknya apa-apa serba online, dan medsos lah yang bisa menggampangkan berbagai aktivitas kita.
Maka dari itu, sebagai pemuda NU, yang hidup ditengah himpitan teknologi yang makin berkembang pesat, kita harus bersyukur karena Allah SWT telah memberi kita kemudahan dalam hidup kita. Mungkin Anda bertanya "Bagaimana cara mensyukurinya?,"