Saya pribadi baru tahu sosok Kalis Mardiasih dalam 1,5 tahun terakhir ini. Mulanya saya mengenalnya lewat status-status yang dibagikan Kalis di akun instagram pribadinya, lalu beberapa bulan kemudian saya akhirnya bisa bertemu langsung dengan istri dari Agus Mulyadi, yang juga seorang penulis tersebut.
Saya bertemu Kalis di sebuah kegiatan yang, kegiatan itu merupakan event yang dapat menjadikan saya terlatih, membuat saya terasah akan bakat saya: Menulis.
Awal mula saya bisa bertemu Kalis Mardiasih adalah ketika saya iseng scroll beranda Instagram pada awal bulan Juni 2022. Ketika itu, saya melihat sebuah pengumuman yang cukup penting bagi peningkatan kualitas menulis saya. Pengumuman itu berasal dari akun instagram Jaringan Gusdurian yakni sebuah event menulis: Creator Academy. "wah menarik nih," ucapku dalam hati.
Saya baca isi pengumuman di pamflet tersebut. Di pamflet tersebut terdapat tiga ruang untuk berkarya yaitu Kelas Ilustrasi, Kelas Videografi dan Kelas Esai. Tentu saja, Kelas Esai yang menarik perhatian saya, ini karena memang saya kurang begitu tertarik terhadap dunia Ilustrasi dan Videografi.
Saya jauh lebih berminat dengan kelas menulis Esai. Saya yakin dengan mengikuti kelas ini, saya akan memperoleh peningkatan kualitas tentang cara bagaimana menulis Esai. "Bismillah, saya harus ikut ini," ucap ku lirih. Kalian tahu apa yang membuat saya tertarik mengikuti kelas Esai yang diadakan Jaringan Gusdurian ini?
Ya, salah satunya adalah karena adanya Kalis Mardiasih yang menjadi mentor pada acara kelas Esai tersebut. "Mentornya mbak Kalis, wah saya harus mengikuti acara ini nih,"pikirku.
Fyi, saya sebelumnya beberapa kali membaca artikel Kalis di media online, salah satu artikel yang saya baca adalah ketika Kalis mengkritik Youtubers Atta Halilintar yang ingin punya belasan anak. Tulisan-tulisan Kalis, menurut ku, rapi, mengalir, berkualitas, isinya banyak dagingnya. Selain itu, penggunaan kata dan kalimatnya, pas.
Saya harus jujur mengakui bahwa saya mengagumi tulisan-tulisan Kalis. Menjadi sosok seperti Kalis memang sulit, tapi setidaknya saya bisa menjadi seperti Kalis dalam hal KONSISTEN MENULIS. Tentang bagaimana cara Kalis menulis, Â keistiqomahan dia menulis, dan apa-apa yang terkait dengan menulis, harus saya pahami. Itu saja.
Untuk membuat tulisan yang bagus seperti Kalis, saya rasa membutuhkan jam terbang yang banyak. Maka ketika ada event Creator Academy ini, saya enggan melewatkannya begitu saja. Saya mendaftar. Membuat draft naskah esai dan mengumpulkan esai-esai yang telah saya buat. Sebagai orang yang selalu optimis, tentu saja saya berharap bisa menjadi salah satu peserta yang terpilih.
Ketika tiba hari pengumuman peserta Creator Academy, saya tak sabar melihat hasilnya. Jantung saya seringkali berdetak kencang menunggu pengumuman itu. Dalam pikiran, saya sempat ragu saya bisa lolos seleksi. Tapi, puji tuhan, saya lolos untuk mengikuti event menulis itu. Nggak menyangka dan tentu saja bahagia. Kebahagiaan itu kemudian saya curahkan dengan memposting hasil pengumuman itu di status media sosial saya. Pendek kata, saya sudah tak sabar untuk belajar langsung dari salah satu penulis perempuan di republik ini, Kalis Mardiasih.