Mohon tunggu...
Khairina Retnaningtyas
Khairina Retnaningtyas Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

5 Kompetensi Pembentuk Social and Emotional Learning

30 November 2021   15:07 Diperbarui: 30 November 2021   16:11 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Social and Emotional Learning (Sumber: Pixabay)

Maka dengan begitu anak akan terbantu ketika menghadapi emosi yang intens dan perilaku spontan. Hal ini dapat dikendalikan jika anak sudah diajarkan untuk menghadapi emosi. 

Jika anak sudah mengerti mengenai emosi, maka anak akan berhenti sejenak dan berpikir tentang kondisi yang sedang terjadi sebelum mereka melakukan sebuah tindakan. Artinya, sebelum melakukan sesuatu anak akan memikirkannya dengan matang. 

Selain itu, anak juga akan belajar untuk mengidentifikasi emosi melalui berbagai sudut pandang, menunjukkan kasih sayang dan empati, tidak peduli siapa dan bagaimana latar belakang mereka.

Intinya, Social and Emotional Learning yaitu suatu proses yang berperan untuk membentuk diri yang berkaitan dengan kesadaran diri, kontrol diri dan kemampuan relasi antara anak dengan orang lain.

Perlu kita ketahui bahwa seseorang yang memiliki sosial emosional yang baik, maka mereka akan jauh lebih bisa menerima dan melakukan sebuah tantangan lebih semangat dan mudah untuk belajar sesuatu yang baru, bersikap profesional dan mampu bersosialisasi dengan orang lain. jadi, keterampilan pembelajaran sosial emosional ini tidak hanya berfokus pada kemampuan jangka pendek, tapi juga lebih ke kemampuan jangka panjang anak.

Namun, program SEL tidak bisa langsung diaplikasikan begitu saja. Program ini harus sesuai dengan SAFE (sequenced, active, focused dan explicit), yaitu seperti:

  • Sequenced, memiliki keterkaitan dan terkoordinasi agar keterampilan anak dapat terbentuk dengan baik.
  • Active, yaitu bentuk pembelaajaran yang aktif agar anak mampu menguasai keterampilan yang baru.
  • Focused, lebih menekankan pengembangan keterampilan baik itu individu maupun kelompok.
  • Explicit, yaitu memberikan target pencapaian keterampilan sosial emosional kepada anak dengan sifat yang lebih khusus.

Daniel Golemen adalah sosok yang pertama kali mengemukakan konsep SEL. Daniel berpendapat bahwa anak sangat perlu diberikan pembelajaran sosial emosional (SEL) terutama untuk mengembangkan pendidikan.

Menurut CASEL, ada lima kunci pengembangan SEL pada anak, yaitu:

Self Awareness (Kesadaran diri)

Kesadaran diri berkaitan dengan kemampuan untuk mengenali diri secara akurat mengenai emosi, pikiran dan nilai diri. Orang yang memiliki kesadaran diri tinggi mampu mengenali keterkaitan antara perasaan, tidakan yang dilakukan maupun pikiran. Nah jadi, orang seperti inilah yang mampu memberikan penilaian secara akurat tentang kekuatan dan keterbatasan diri.

Self Management (Manajemen diri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun