Disgrafia bisa terjadi secara tiba-tiba pada anak ataupun pada orang dewasa yang disebabkan karena adanya trauma pada kepala, baik itu karena penyakit, kecelakaan ataupun karena hal lain.
Komunikasi tidak hanya selalu berbentuk lisan, tetapi komunikasi juga bisa dilakukan dengan menulis dan diaktualisasikan melalui tulisan berupa lambang-lambang bahasa grafis. Seseorang akan mampu membuat visual dan mengekspresikan apa yang mereka lihat, dengar serta yang sedang mereka pikirkan hanya dengan kegiatan menulis.Â
Menurut Nurgiyantoro dalam (Keifer & Effenberger, 1967) bahwa menulis merupakan salah satu hal yang tidak kalah penting dan salah satu kemampuan yang harus dikuasai selain kemampuan untuk mendengar, bicara dan membaca. Perlu diketahui bahwa menulis merupakan manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh seseorang. Maka dari itu anak harus diajarkan untuk menulis sejak jenjang awal pendidikan.
Ada beberapa gangguan berbahasa yang perlu diketahui, misalnya disleksia yaitu gangguan perkembangan membaca yang tentunya sudah tidak asing di telinga kita. Pada artikel kali ini kita akan menggali lebih dalam tentang disgrafia atau gangguan perkembangan menulis.Â
Sebagian besar penderita disgrafia yaitu anak-anak yang memasuki jenjang sekolah dasar dan juga anak yang sedang dalam tahap belajar menulis. Sebenarnya anak-anak yang sedang dalam tahap belajar menulis memang memiliki tulisan yang tidak terlalu bagus dan mereka juga mengalami kesulitan saat belajar.Â
Namun lain halnya jika tulisan anak tidak mengalami perubahan sama sekali atau cenderung tidak jelas, maka bisa jadi anak mengalami gangguan kemampuan menulis. Penderita disgrafia akan mengalami masalah pada sistem saraf yang berhubungan langsung dengan keterampilan motorik halus, sehingga dapat mempengaruhi keterampilan menulis anak. Anak penderita disgrafia memiliki tulisan yang tidak teratur dan tidak jelas baik itu bentuk, ukuran antar huruf, huruf kapital dan kecil yang berbeda. Tidak hanya itu, mereka juga akan menulis dengan sangat lambat.
Tanda-Tanda Gangguan Perkembangan Menulis
Untuk mengetahui apakah anak mengalami disgrafia maka sebagai orang terdekat kita harus mengetahui apa saja tanda-tanda yang harus diperhatikan agar kita bisa melakukan penanganan dengan cepat dan tepat. Berikut tanda-tanda yang perlu diketahui.
- Kesulitan saat menulis dan cenderung lambat
- Salah mengeja dan salah menulis huruf kapital
- Ukuran huruf dan spasi yang tidak beraturan
- Mengeja kalimat saat menulis
- Kesulitan menyalin tulisan
- Terlalu erat memegang alat tulis
- Sulit membayangkan kaya yang akan ditulis
- Mencampur huruf
- Kurangnya huruf dan kata dalam tulisan
- Konsentrasi sulit terbentuk
Hal-hal di atas merupakan tanda-tanda yang harus diketahui untuk melihat gejala-gejala disleksia pada anak sehingga kta bisa mencegahnya sedini mungkin agar anak tidak mengalami kerugian dan masalah saat belajar karena adanya gangguan ini.
Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Perkembangan Bahasa
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi gangguan perkembangan menulis pada anak. Antara lain yaitu motorik, perilaku, persepsi, memori dan pemahaman instruktur. Namun, apabila disgrafia terjadi secara tiba tiba pada anak ataupun pada orang dewasa maka bisa jadi penyebabnya karena mengalamai trauma pada kepala, baik itu karena penyakit, kecelakaan ataupun karena hal lainnya.Â
Penyebab lainnya yang paling umum yaitu neurologis, terjadi karena terdapat gangguan pada otak kiri depan sehingga menyebabkan permasalahan ketika membaca dan menulis. Lerner dalam (Erick et al., 2016) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi gangguan perkembangan menulis, antara lain sebagai berikut:
- Gangguan pada motorik anak
- Gangguan perilaku pada anak
- Gangguan persepsi pada anak
- Gangguan memori
- Gangguan tangan
- Gangguan anak dalam memahami instruksi
- Gangguan kemampuan melakukan cross modal
Selain faktor keturunan, disgrafia juga bisa terjadi karena adanya kesalahan proses belajar menulis seperti ketika belajar menulis dengan tangan dan juga posisi tangan anak ketika memegang alat tulis. Kesulitan anak dalam belajar menulis dapat disebabkan oleh faktor berikut.
- Motorik
- Perilaku ketika menulis
- Persepsi
- Ingatan
- Penggunaan tangan (kidal)
- Kelemahan memahami instruksi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, disleksia juga bisa terjadi karena gangguan neurologis karena kecakapan koordinasi mata dan tangan yang kurang saat menulis dan menggunakan alat tulis.
Terapi Gangguan Perkembangan Menulis
Sama halnya seperti disleksia, anak yang mengalami disgrafia tidak diharuskan untuk belajar secara mandiri. Mereka akan memerlukan bantuan dan bimbingan sewaktu-waktu secara khusus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani anak yang mengalami disgrafia, yaitu dengan pengajaran dalam menulis. Abdurrahman dalam (Erick et al., 2016) menyatakan bahwa ada 15 jenis kegiatan yang bosa dilakukan untuk menangani disgrafia. Berikut kegiatan-kegiatan yang bisa diterapkan.
- Memanfaatkan papan tulis dalam belajar menulis
- Menggunakan bahan lain dalam melakukan latihan menulis
- Posisi tangan, tubuh serta alat tulis
- Kertas
- Cara memegang alat tulis
- Kertas stensil atau karbon
- Menjiplak
- Menggambar diantara garis
- Titik-titik
- Mengurangi melihat contoh tulisan saat menulis
- Â Mengguanakan buku bergaris
- Menggunakan kertas dengan garis pembatas
- Perhatikan tingkat kesulitan dalam menulis huruf
- Bantuann verbal, dan
- Kata dan kalimat.
Cara-cara diatas dapat dilakukan secara bersamaan. Selain itu, sebelum belajar menulis anak perlu mengembangkan keterampilan dasar terlebih dahulu. Berikut hal-hal yang harus dilakukan.
- Pengendalian otot, dilakukan melalui kegiatan memanipulasi gerakan.
- Koordinasi mata dan tagan, dilakukan melalui kegiatan menggambar.
- Diskriminasi visual, dilakukan untuk membedakan bentuk, ukuran dan warna.
Itu tadi hal-hal yang perlu diketahui mengenai gangguan perkembangan menulis, dengan begitu kita bisa mengamati proses belajar anak apakah mereka mnegalami gangguan atau tidak, sehingga apabila terdapat tanda-tanda disgrafia kita sebagai orang terdekat bisa lengsung memberikan penanganan agar anak tidak mengalami kesulitan saat belajar.
Sumber:
Erick, M. C. J., Miranda, G., Sandra, D., Argueta, E., Wacher, N. H., Silva, M., Valdez, L., Cruz, M., Gmez-Daz, R. A., Casas-saavedra, L. P., De Orientacin, R., Salud Mxico, S. de, Virtual, D., Instituto Mexicano del Seguro Social, Mediavilla, J., Fernndez, M., Nocito, A., Moreno, A., Barrera, F., ... Faizi, M. F. (2016). Pembelajaran Menulis Untuk Anak Disgrafia di Sekolah Dasar. Revista CENIC. Ciencias Biolgicas, 152(3), 28. file:///Users/andreataquez/Downloads/guia-plan-de-mejora-institucional.pdf%0Ahttp://salud.tabasco.gob.mx/content/revista%0Ahttp://www.revistaalad.com/pdfs/Guias_ALAD_11_Nov_2013.pdf%0Ahttp://dx.doi.org/10.15446/revfacmed.v66n3.60060.%0Ahttp://www.cenetec.salud.go
Keifer, G., & Effenberger, F. (1967). Mengatasi Kesulitan Belajar Menulis Melalui Metode Bingkai Bagi Anak Tuna Grahita Kelas II SDLB di Sekolah Madina Serang. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951--952.
https://www.sehatq.com/artikel/tulisan-tangan-anak-sulit-terbaca-bisa-jadi-disgrafia
https://id.theasianparent.com/disgrafia-adalah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H