Perkembangan kognitif anak melibatkan proses belajar yang progresif seperti perhatian, memori, dan logika. Perkembangan keterampilan tersebut sangat penting agar anak bisa memproses informasi, mengevaluasi, menaganalisis, mengingat dan pengambilan keputusan sejak kecil menuju remaja hingga dewasa. Perkembangan kognitif ini sendiri sering dikaitkan dengan faktor genetik, namun sebagian besar diperoleh dari lingkungan sekitar.
Kemampuan kognitif mengacu pada bagaimana seseorang mempersiapkan, berpikir dan memperoleh pemahaman tentang dunianya melalu interaksi genetik dan belajar. Kemampuan berpikir dan belajar dapat ditingkatkan dengan mempraktikkannya atau memberikan stimulasi yang tepat.
Dalam enam tahun pertama, perkembangan kemampuan kognitif anak menghasilkan kemajuan besar. Pada masa ini, orang tua akan melihat dan mengerti anak mulai memahami kaitan atau hubungan antara objek dan orang-orang disekitarnya. Saat itu pula ia terus membuat kemajuan secara fisik dan mental.
Sebagai orang tua, libatkanlah diri dalam pengembangan awal keterampilan kognitif anak. Secara langsung hal ini akan mendukung perkembangan anak selangkah lebih maju. Sangat disarankan jika melakukan pendekatan yang langsung melibatkan anak dalam memahami dirinya sendiri agar kelak anak bisa menentukan minat, bakat dan keberhasilannya di masa mendatang.
Perubahan kognitif anak merupakan salah satu dari beberapa perubahan pada anak yang tidak begitu mudah untuk dikenali. Otak anak terus berkembang seiring berjalannya usia anak dan karena mereka juga mendapat pengalaman baru dari lingkungan sekitar, biasanya dapat dilihat dari hal apa saya yang kini dapat dilakukan anak. Pada periode ini, anak belajar menguasai keahlian tertentu dan menghadapi tugas-tugas baru yang tentunya mereka terima. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam memerhatikan berbagai proses perkembangan yang berlangsung pada anak dalam periode ini.
Salah satu tokoh psikologi yang mengemukakan teori tentang tahapan perkembangan kognitif (cognitive theory) manusia adalah Jean Piaget. Menurut Piaget, anak-anak memiliki cara berpikir berbeda dari orang dewasa. Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif anak usia dini dalam empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret dan tahap operasional formal.
Tahap Sensorimotor (0-24 bulan)
Setiap bayi lahir dengan refleks bawaan dan dorongan untuk mengekplorasi dunianya. Oleh karena itu, pada masa ini, kemampuan bayi sangat terbatas pada gerak refleks dan pancainderanya. Berbagai gerak refleks tersebut lambat laun akan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan. Pada tahap perkembangan kognitif awal ini, anak belum dapa memeprtimbangkan kebutuhan, keinginan atau kepentingan, sehingga mereka dianggap egosentris.
Ketika berusi 18 bulan, anak sudah mampu menciptakan simbol-simbol pada suatu benda dan juga mereka mengerti fungsi beberapa benda yang sering mereka gunakan. Pada masa ini juga anak sudah mampu melihat hubungan antarperistiwa dan mengenali orang asing dan orang terdekatnya.