Mohon tunggu...
Khairil Miswar
Khairil Miswar Mohon Tunggu... Penulis - Esais

Pemulung Buku Tua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Raja Salman, Aceh dan Wahabi

3 Maret 2017   18:19 Diperbarui: 3 Maret 2017   18:22 12246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hossanaatglance.com dan acehtribunews.com

Kondisi tanah Arab saat itu juga penuh ketegangan dengan terjadinya perang antar suku padang pasir yang dikenal keras. Ketertiban di Mekkah baru tercipta kembali ketika Tanah Arab berhasil dikuasai oleh King Abdul Aziz bin Abdurrahman Alu Saud, Raja pertama Arab Saudi. Dan ketenangan serta persatuan antar suku-suku padang pasir terus berlanjut sampai saat ini dibawah kendali King Salman.

Lantas apa hubungannya dengan kunjungan King Salman ke Aceh? Tentu ada hubungannya, kalau tidak ada hubungan tidak mungkin saya menulis seperti ini. Kita tentu masih ingat dengan Parade Aswaja dua tahun lalu. Ada kemungkinan Raja Salman sudah mengetahui informasi ini melalui orang-orang terdekatnya. 

Dengan demikian, Raja Salman tidak mau mengambil resiko untuk berkunjung ke Aceh. Tentu yang menjadi alasan beliau bukanlah faktor “ketakutan”, karena sejarah telah mencatat bahwa keberanian orang-orang Arab padang pasir jauh lebih tinggi dari keberanian orang-orang kita. Tapi saya menduga, bahwa keputusan Raja Salman untuk tidak berkunjung ke Aceh disebabkan faktor ketenangan sebagaimana disinggung di atas. Artinya, beliau tidak ingin jika kunjungannya nanti disambut dengan demo anti Wahabi yang tentunya akan membuat jalan-jalan menjadi macet serta menyusahkan banyak orang untuk membeli karton dan spanduk.

Logikanya sangat sederhana. Pada saat Parade Aswaja tahun 2015, ribuan massa saat itu menyatakan menolak dan akan mengusir Wahabi dari bumi Aceh, padahal pada saat itu tidak ada Wahabi di Aceh, yang ada cuma tersangka-tersangka Wahabi. Nah, bagaimana jadinya jika King Salman datang ke Aceh, sedangan beliau (semoga Allah menjaganya) adalah “The King of Wahabi”? Tentu tuha adoe nibak aduen. Jika Salman benar-benar berkunjung ke Aceh, bukan tidak mungkin akan disambut dengan Parade yang jauh lebih besar dan dahsyat.

Demikian beberapa jawaban alternatif yang bisa saya tawarkan terkait pertanyaan kenapa Raja Salman tidak berkunjung ke Aceh. Namun seperti telah ditegaskan di awal, bahwa tawaran jawaban tersebut hanyalah asumsi-asumsi belaka. Jika ingin jawaban yang pasti, silahkan hubungi sendiri King Salman, atau coba tanya kepada pria tinggi tegap berambut plontos yang setia mendampingi King Salman, mungkin dia tahu. Selamat mencoba. Wallahu A’lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun