Ini bukan tentang aku, apalagi tentang kita
Mengapa perbedaan ini begitu jauh?
Terlebih lagi saat kau isyaratkan bahwa
kebaikan adalah sia-sia.
Dan kau enggan menghabiskan sisa usiamu
dengan hanya mengkonsumsinya.
Kau tetap tak akan bisa bersama ku,
itu keputusan mu yang jadi keputus-asaan ku.
Atau jika aku ikuti alur positifnya,
apa mungkin itu keputusan mu
yang terselimuti keputus-asaan?
Tolonglah... jangan putus asa dengan ku..
Tolonglah... aku sangat benar-benar ingin menyanggupi semua..
* * *
Hidup tidak mempermainkan ku, pikiran ini saja yang tak mau duduk diam
Jadilah aku seorang yang tak tau diri.
Sudah nyata dilarang masuk,
malah mendobrak pintunya.
Bahkan meruntuhkan dinding ego
dan segala yang berperan di dalamnya.
Bahkan ketika kau ulangi lagi kata maaf mu,
aku mencoba karatkan dalam hati:
"aku juga tak akan lama,
tak akan lama bangkit dari keterlanjutan ini"
Entah nanti,
aku hanya berharap semua ini aku bawa sampai mati.
Mati rasa, tapi tak mati memikirkan.
Begitu bodohlah aku..
Pantas saja kau berangkat ke seberangku.