Indonesia merupakan negara dengan keberagaman budaya yang tersebar diseluruh wilayahnya. Keberagaman budaya di Nusantara dipengaruhi oleh keberagaman suku dan etnis serta wilayah yang beragam. Keberagaman budaya ini tidak hanya dalam berbahasa namun juga tradisi seperti upacara adat. Setiap daerah memiliki tradisi dan budaya yang unik dan khas. Budaya sendiri memiliki arti cara hidup sekelompok orang yang berkembang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Sedangkan tradisi merupakan kebiasaan yang turun temurun dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Dengan kekhasan tradisi setiap daerah, tradisi tersebut menjadi ciri atau simbol dari daerah tersebut. Seringkali suatu daerah dikenal luas karena tradisinya.
Baritan merupakan salah satu dari beragam tradisi di Indonesia yang berkembang di wilayah pesisir utara pulau Jawa. Tepatnya di Desa Asemdoyong, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Baritan sendiri merupakan tradisi yang sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Asemdoyong yang mayoritas pekerjaannya sebagai seorang nelayan. Tradisi baritan sendiri merupakan sebuah upacara pelarungan sesaji ke tengah laut yang dilakukan sebagai wujud rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkah berupa melimpahnya hasil laut dan panjatan do’a agar hasil laut tetap melimpah pada tahun berikutnya.
Tradisi baritan ini dilaksanakan setiap hari selasa atau jumat di awal bulan Sura (Kalender Jawa). Sesaji laut atau ambeng laut yang dilarung ke tengah laut dalam tradisi baritan ini, yakni berupa kepala kerbau, aneka hasil bumi, aneka kebutuhan sehari hari dan berbagai macam sesaji lainnya ditempatkan pada perahu kecil yang dilarungkan ke tengah laut menggunakan perahu yang sudah dihias dengan bendera dan umbul-umbul janur kuning.
Prosesi pelaksanaan upacara baritan ini diawali dengan proses tirakatan bersama yang diikuti oleh para nelayan, tokoh masyarakat setempat, dan para pejabat terkait dengan mengambil lokasi di (TPI) Tempat Pelelangan Ikan. Selama pelaksanaan upacara baritan dilakukan pembacaan doa dan tahlil sehingga tidak menyimpang dari aturan agama. Pembacaan doa dan tahlil ini dimaksudkan agar pelaksanaan upacara dapat berjalan dengan lancar dan selamat dari awal sampai akhir kegiatan. Selanjutnya sesaji diangkut menggunakan perahu nelayan menuju ke tengah laut. Sesuai dengan kepercayaan masyarakat nelayan Asemdoyong, sesaji yang dilarung ketengah laut tersebut diperebutkan para nelayan yang mengejar dengan kapal yang dihias berwarna warni. Kalaupun tidak mendapatkan sesaji tersebut, nelayan akan mengguyur atau mencuci perahu/kapalnya dengan air laut yang dekat sesajen yang dilarung tersebut.
Selain kegiatan upacaranya yang sakral, dalam kegiatan upacara baritan juga disertai dengan kegiatan lain yang bersifat hiburan, seperti pagelaran seni tari dan musik. Dalam upacara baritan ini pengunjung yang datang juga mendapat kesempatan untuk menaiki perahu nelayan yang sudah dihias sedemikian rupa dan tidak dipungut biaya. Pengunjung diajak untuk berkeliling meraungi lautan tidak jauh dari pantai. Kegiatan hiburan seperti ini diharapkan dapat menarik pengunjung baik dari warga sekitar maupun warga luar daerah sebagai wujud kegiatan pariwisata terkait wisata kultural.
Demikian, sedikit penjelasan terkait tradisi Baritan yang berlangsung secara turun temurun dilaksanakan oleh masyarakat Desa Asemdoyong, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua terkait keberagaman budaya nusantara.