Mohon tunggu...
Khairatun Hisan
Khairatun Hisan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pencapaian tahun ini yaitu bisa mandiri

Saya gampang berteman dengan orang baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori empati menurut Martin hoffman

18 Januari 2025   20:18 Diperbarui: 18 Januari 2025   19:19 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori empati menurut Martin Hoffman mengemukakan bahwa empati berkembang melalui berbagai tahap dalam kehidupan seseorang dan berperan penting dalam perkembangan moral serta hubungan sosial. Hoffman memandang empati sebagai kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, yang kemudian memotivasi individu untuk bertindak dengan cara yang prososial atau membantu.

Hoffman mengidentifikasi beberapa tahapan perkembangan empati sebagai berikut:

1. **Empati Emosional (Empathy for Distress)**: Pada tahap awal, yang terjadi pada bayi dan anak kecil, empati berbentuk respons emosional terhadap ketidaknyamanan atau kesulitan orang lain. Misalnya, bayi yang menangis saat mendengar suara bayi lain menangis. Ini adalah bentuk empati yang paling dasar, yang bersifat spontan dan otomatis.

2. **Empati Kognitif (Cognitive Empathy)**: Seiring perkembangan usia, individu mulai mengembangkan kemampuan untuk memahami perasaan orang lain secara lebih kompleks. Anak-anak pada tahap ini mulai mampu mengenali bahwa orang lain memiliki perasaan yang berbeda dari diri mereka sendiri, dan mereka bisa merasakan atau berusaha memahami perasaan orang lain secara lebih sadar dan terkontrol.

3. **Empati Prososial (Prosocial Empathy)**: Pada tahap yang lebih lanjut, empati berfungsi untuk mendorong individu melakukan tindakan prososial, seperti membantu atau berbagi dengan orang lain yang membutuhkan. Empati ini mendorong seseorang untuk bertindak demi kebaikan orang lain, bahkan jika itu mengorbankan kepentingan pribadi.

4. **Empati dengan Perspektif Sosial (Perspective-Taking)**: Pada tahap yang lebih tinggi, individu mampu mengembangkan kemampuan untuk melihat situasi dari perspektif orang lain, bukan hanya merasakan apa yang mereka rasakan. Ini melibatkan pengertian yang lebih dalam tentang kondisi sosial dan psikologis orang lain.

### Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Empati:
- **Pengalaman Sosial**: Pengalaman interaksi sosial, terutama dengan orang tua dan pengasuh, berperan penting dalam pembentukan empati.
- **Kondisi Sosial dan Budaya**: Nilai-nilai budaya dan sosial yang ada dalam lingkungan juga dapat memengaruhi cara individu mengembangkan empati.
- **Model Peran (Role Models)**: Individu yang menunjukkan empati kepada orang lain berperan sebagai model dalam membantu orang belajar empati.

Menurut Hoffman, empati memainkan peran yang sangat penting dalam pengembangan moral. Melalui empati, individu mampu memahami penderitaan orang lain dan terdorong untuk bertindak dengan cara yang etis dan penuh belas kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun