Mohon tunggu...
Khairani Afdiyah
Khairani Afdiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - BK

not every smile is real, not every tear is pure

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikoedukasi: Manajemen Perawatan Pada Remaja yang Mengalami Depresi

21 Desember 2021   20:22 Diperbarui: 21 Desember 2021   20:44 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada berbagai macam permasalahan yang bisa dialami oleh individu di usia remaja, salah satunya yakni depresi. Istilah depresi ini sudah tidak asing lagi terdengar dan kerap kali menjadi topik perbincangan di kalangan masyarakat.  

Sebagai individu yang berada pada masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, remaja dapat mengalami beberapa kendala untuk bisa menuntaskan tugas-tugas perkembangannya. 

Depresi yang menjadi masalah umum bagi remaja perlu mendapatkan perhatian khusus, karena depresi yang dialami oleh remaja lebih sulit dikenali. 

Hal ini lantaran gejala-gejalanya seperti muncul perasaan sedih, kesepian, cemas dan keputusasaan sering dianggap sebagai suatu hal yang biasa bagi remaja. Padahal jika diamati lagi, hal ini bisa berdampak serius.

Organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa depresi menduduki peringkat keempat penyakit di dunia pada tahun 2000, dan pada tahun 2020 sudah naik pada posisi kedua. Sungguh bukan sebuah rekor fantantis yang kita inginkan. 

Hal ini menunjukkan bahwa depresi yang dialami remaja bukanlah masalah sepele, dan seharusnya mendapatkan penanganan yang tepat. 

Berdasarkan data dari WHO juga, pada tahun 2014-2016 terdapat sekitar 35 juta orang yang mengalami depresi,  dan 17% di antaranya termasuk dalam kategori remaja dan dewasa awal. 

Sedangkan berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau sekitar 6% dari jumlah penduduk Indonesia saat itu (Maharani, 2018).

Namun sayangnya, masih banyak stigma negatif dari masyarakat terkait hal tersebut. Kebanyakan dari masyarakat awam menganggap bahwa mereka yang mengalami gangguan kesehatan mental itu menakutkan, perlu dijauhi, tidak normal, dan berbagai anggapan lainnya. 

Pandangan-pandangan seperti itulah yang menjadi penghalang bagi penderita depresi untuk sembuh. Lantaran terjebak dalam lingkungan yang tidak mendukung, mereka menjadi sulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat (Sukma & Muchamad, 2021).

Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat jika depresi memang permasalahan umum yang terjadi pada remaja. Namun hal ini memerlukan perawatan dan penganan yang tepat agar dapat teratasi dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun