Mohon tunggu...
Khairana AlifianRazaqa
Khairana AlifianRazaqa Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Magister Sains Psikologi

Saya merupakan seorang mahasiswa S2 dibidang Psikologi sosial Unika Soegijapranata Semarang. Saya suka berbagi pengetahuan dengan teman-teman semua terkait isu perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Para Mahasiswa yang Telah Ikut Menggunakan Jasa Pinjaman Online

21 November 2023   10:00 Diperbarui: 21 November 2023   10:04 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pinjaman online (pinjol) merupakan lembaran baru masalah finansial yang menimpa masyarakat Indonesia. Sekitar 10-15 tahun yang lalu banyak masyarakat Indonesia yang terlilit hutang CC atau Credit Card. Sekarang permasalahan ini bertransisi ke pinjaman online berbarengan dengan kemajuan dunia digital yang sangat pesat. 

Para jasa penyedia pinjaman online ini menawarkan opsi peminjaman secara online yang mudah dengan modal mengisi biodata diri sederhana. Para konsumen tidak perlu pusing-pusing memikirkan tentang kredit score atau BI Checking untuk pengajuan pinjamannya. Fleksibilitas merupakan kelebihan utama pinjol, masyarakat dapat meminjaman kapanpun dan dimanapun, bahkan konsumen dapat meminjam walaupun saat itu jam 2 malam.

Hal ini yang membuat masyarakat mudah terbuai dengan kemudahan dan fleksibilitas-nya, ada konsekuensi serta resiko besar yang harus diterima konsumen jika melanggar perjanjian. Para penyedia pinjaman online ini memberikan bunga yang tinggi dan tenggat waktu yang singkat untuk pinjamannya. Anda pasti pernah mendengar disekitar anda beberapa kasus konsumen pinjaman online yang telat bayar atau lebih dari tenggat waktu yang diberikan. 

Mereka diteror oleh pihak dept collector atau rentenir dengan chat maupun telepon yang mengganggu kepada konsumen. Kasus lain rentenir dari pinjaman online membuat poster jika konsumen yang tidak membayar ini telah mencuri uang dari seseorang dan datanya disebarluaskan ke orang sekitar konsumen.

Beberapa waktu belakangan disosial media sedang diberitakan beberapa konsumen mendapat teror ke alamatnya berupa orderan fiktif pemadam kebakaran, ambulance, hingga truk sedot WC, dan terindikasi bahwa pesanan-pesanan tersbut berasal dari rentenir pinaman online. Tekanan ini semakin nyata walaupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melarang hal tersebut.

Akhir-akhir ini pinjaman online mulai merambah ke dunia E-Commerce, membuat ruang lingkup pengguna pinjol ini semakin luas, termasuk para mahasiswa. Para mahasiswa dapat membeli barang yang mereka inginkan dengan sistem pembayaran kredit. Belakangan ada beberapa penyedia jasa pinjaman online menyediakan bantuan pinjaman untuk biaya pendidikan. 

Menambah kemungkinan mahasiswa untuk menggunakan jasa penyedia pinjaman online. Ini merupakan hal yang cukup mengkhawatirkan karena sebagian besar pemasukan dari mahasiswa berasal dari uang saku yang diberikan orang tua. 

Bagi para pekerja yang memiliki pemasukan dari pekerjaan saja, tekanan dari pihak pinjol sudah cukup membuat stres dan hidup dibawah tekanan, terlebih untuk mahasiswa yang belum memiliki penghasilan tetap. Hingga kasus yang paling parah mereka memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dikarenakan tumpukan hutang dari pinjaman online.

Usia mahasiswa adalah fase remaja akhir atau fase pencarian jati diri. Usia dimana mereka akan mencari integritasi diri akan eksistensinya, usia dimana sebagian mahasiswa sudah pisah dengan keluarga mereka karena berkuliah diluar kota. Komunitas serta lingkungan yang semakin besar mendorong para mahasiswa mencoba-coba kegiatan atau kebiasaan baru yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Terkadang kegiatan itu merupakan kegiatan negatif yang menjerumuskan mahasiswa ke arah yang salah.

Mahasiswa-mahasiswa akan cenderung untuk ikut-ikut trend masa itu dari segi merk gadget, fashion, skin care, dan lain sebagainya. Mereka akan mengikuti teman-teman sebaya supaya dapat diterima oleh lingkungannya atau konformitas teman sebaya. Seseorang akan cenderung mengikuti lingkungannya supaya tidak dianggap aneh dan beda dari yang lain. 

Bagi mahasiswa yang  keluarganya memiliki kemampuan ekonomi yang stabil tentu akan mudah mengikuti trend ini, tetapi sebagian mahasiswa yang ekonomi keluarganya kurang akan kesulitan mengikuti trend. Ini juga merupakan salah satu faktor para mahasiswa untuk menggunakan pinjaman online demi mengikuti gaya hidup teman-temannya. Mereka ingin dianggap sama dan ingin dianggap mampu tanpa melihat kenyataan atas kemampuan finansialnya. Disisi lain perilaku ini sangat mengkhawatirkan karena demi mengejar gaya hidup yang diharapkan teman sebayanya, mahasiswa mengambil resiko besar dengan menggunakan jasa pinjaman online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun