Mohon tunggu...
Khairatun hisan
Khairatun hisan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta Prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi AirAsia dari Krisis Keuangan Hingga Menjadi Maskapai Berbiaya Rendah Terdepan di Asia

31 Mei 2024   16:14 Diperbarui: 31 Mei 2024   16:33 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AirAsia, didirikan di Malaysia pada tahun 1993 dan memulai operasinya pada 18 November 1996, telah menjadi ikon dalam industri penerbangan berbiaya rendah di Asia. Awalnya dimiliki oleh DRB-HICOM, sebuah konglomerat pemerintah Malaysia, maskapai ini menghadapi kesulitan keuangan hingga akhirnya dijual kepada Tony Fernandes pada tahun 2001. 

Dengan harga simbolis 1 ringgit Malaysia (sekitar 0,26 USD), Tony Fernandes melalui perusahaannya, Tune Air Sdn Bhd, mengambil alih AirAsia yang saat itu memiliki utang sebesar 40 juta ringgit Malaysia. Fernandes memiliki visi untuk menjadikan AirAsia sebagai maskapai penerbangan berbiaya rendah pertama di Asia, dengan model bisnis yang terinspirasi dari maskapai berbiaya rendah di Amerika Serikat dan Eropa.

Di bawah kepemimpinan Tony Fernandes, AirAsia mengalami transformasi besar-besaran. Maskapai ini memperkenalkan konsep perjalanan udara yang terjangkau bagi jutaan orang di Asia, memungkinkan lebih banyak orang untuk terbang dengan harga yang lebih murah. Dengan slogan "Now Everyone Can Fly," AirAsia berhasil mengubah persepsi tentang perjalanan udara, menjadikannya lebih inklusif dan terjangkau bagi berbagai kalangan masyarakat.

AirAsia tidak hanya memperluas jangkauan penerbangannya secara domestik tetapi juga memperluas sayapnya ke berbagai destinasi internasional. Dengan jaringan rute yang luas mencakup lebih dari 165 destinasi di 25 negara, AirAsia telah menjadi pilihan utama bagi banyak pelancong di Asia dan sekitarnya.

Dalam upayanya untuk tetap kompetitif, AirAsia terus berinovasi dengan memperkenalkan berbagai layanan tambahan. Salah satunya adalah AirAsia BIG Loyalty Program, yang memberikan berbagai keuntungan bagi anggota setianya. Maskapai ini juga meluncurkan AirAsia X, yang menawarkan penerbangan jarak jauh berbiaya rendah, serta mengembangkan platform e-commerce dan fintech melalui unit bisnisnya seperti BigPay dan OURSHOP.

AirAsia telah berkembang dari sebuah maskapai yang hampir bangkrut menjadi salah satu pemain utama dalam industri penerbangan berbiaya rendah di dunia. AirAsia telah menerima berbagai penghargaan internasional yang mengakui keberhasilan dan inovasi mereka dalam industri penerbangan. 

Salah satu penghargaan bergengsi yang telah diraih adalah pengakuan sebagai maskapai berbiaya rendah terbaik di dunia oleh Skytrax, yang telah mereka terima selama 11  tahun berturut-turut. Penghargaan ini mencerminkan komitmen AirAsia terhadap kualitas layanan, inovasi, dan kepuasan pelanggan, menjadikannya sebagai pemimpin global dalam kategori maskapai berbiaya rendah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun