Mohon tunggu...
Khairudin M. Ali
Khairudin M. Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wartawan

Seorang wartawan...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ketika KBC Turut Meriahkan Tour de' Tambora Rinjani 2015

21 Desember 2015   05:59 Diperbarui: 21 Desember 2015   11:11 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya kemudian kembali ke Kota Bima dan ingin bergabung kembali dengan anggota KBC. Mereka berjanji akan menunggu di Panda. Baru beberapa puluh meter saya mendayung sepeda, saya bertemu dengan Fauzi Tani dan M Jafar. Oh rupanya dua anggota ini yang mampu imbangi hingga Bandara. ‘’Kawan lainnya tidak kelihatan, mungkin mereka istirahat,’’ kata Fauzi Tani.

Saya beritahu keduanya bahwa rombongan KBC hanya mampu imbangi sampai Panda. Tetapi M Jafar mengatakan kalau Sugiharto juga tadi sudah sampai Lewa Mori. Kami kemudian memutuskan menunggu pimpinan Garuda Indonesia area Bima itu. Curiga karena lama sekali tidak muncul, kami coba hubung lagi dan ternyata Sugiharto sudah bergabung dengan kawan-kawan di Panda. ‘’Wah kita menunggu kawan yang tidak akan datang rupanya,’’ celetuk Jafar.

Kami bertiga akhirnya kembali ke Bima lewat jalan potong. Kami memutuskan untuk mengayuh sepeda di jalur mendaki itu supaya lebih cepat sampai dan bergabung dengan kawan-kawan di Panda. Di ujung Panda, kawan-kawan sudah menunggu. Topik seru yang dibahas adalah mengapa mereka semua memutuskan menyerah. ‘’Gila, larinya secepat itu. Jangankan ikut ke Dompu, ikut ke Bolo saja kita gagal,’’ kata Khaerul Fitri. Pimpinan Cabang Bank BNI Bima mengaku berat untuk mengimbangi kecepatan rombongan. Masalahnya bukan hanya soal stamina, tetapi karena jenis sepedanya juga beda. ‘’Kita kan pakai MTB, beda jauh,’’ kata Tyanto.

Seperti biasa, rutinitas wajib mulai dilakoni yaitu ritual foto-foto. Tiba di batas kota pun kembali foto seru dan selfie-selfie-an dilakukan lagi. Itulah KBC, keceriaan bersepeda bukan hanya mengayuh, tetapi yang paling menarik adalah foto-fotoan dengan berbagai pose. Narsisgaya KBC ini tidak lagi kenal usia. Semuanya merasa masih muda saja. ‘’Yah kita bersenang-senang saja,’’ kata dr Irfan yang sudah mendaftar ikut Tour De Tambora Rinjani, tetapi gagal karena ada halangan.

Dari batas kota, kami memili jalur naik ke arah Sambi Nae. Sebagai anggota yang baru bergabung, Hendra gagal melewati tanjakan dekat SPBU Ama Hami itu. Hendra terlihat terlalu forsir dan semangat. Trik di tanjakan masih belum dikuasai sehingga gagal sampai puncak. Tenaga yang digenjot tanpa diatur tentu akan menguras energi.

Sebelum berpisah, anggota KBC mampir untuk sarapan nasi uduk dan bubur ayam di depan Paruga Nae. Awalnya seh akan sarapan di DD Kuliner, langganan kawan-kawan. Cuma nasabah Bank BNI itu belum buka. KBC merupakan salah satu komunitas sepeda yang masih eksis dan rutin bersepeda. Tiap waktu anggotanya terus bertambah. ‘’Semoga semakin banyak masyarakat yang bersepeda supaya sehat,’’ kata dr Irfan, Ketua KBC suatu waktu.

Informasi terakhirnya, peserta Tour De’ Tambora Rinjani mampu menyelesaikan jalur Kota Bima-Mataram dengan jarak 557 kilometer itu hanya dalam waktu 22 jam. Dua jam lebih cepat dari target panitia 24 jam. Mereka star dari Kota Bima pukul 06.00 Wita pada Sabtu tiba di kota Sumbawa pukul 18.00 Wita. Minggu pagi mereka star dan langsung sampai Mataram tiba sekitar pukul 16.00 Wita. Etape satu diselesaikan 12 jam dan etape dua diselesaikan 10 jam. Luar biasa! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun