Jarimatika merupakan metode belajar matematika yang dapat digunakan oleh semua tingkat Pendidikan, termasuk peserta didik di-Sekolah Dasar.Â
Jarimatika biasa digunakan untuk mengingat perkalian 1 sampai dengan perkalian 10, yang mana semua perkalian ini akan dihitung menggunakan jari. Menurut (Nasution & Surya, 2015), jarimatika adalah suatu teknik atau cara berhitung matematika yang menggunakan alat bantu hitung jari tangan kanan maupun kiri dan bersifat praktis, efisien, cepat serta akurat untuk menghitung operasi aritmatika seperti perkalian. Untuk itu, pembelajaran matematika khususnya perhitungan perkalian akan sangat lebih efektif dengan menggunakan metode jarimatika ini.
Metode Jarimatika ini sudah dilaksanakan di SD N 03 Sungai Selodang oleh mahasiswa yang mengikuti kegiatan Kampus Mengajar di SD tersebut. Dalam pelaksanaannya, metode jarimatika ini dilaksanakan secara luring selama 3 minggu dan kemudian diteruskan pelaksanaannya menggunakan video audio visual. Peserta didik yang mengikuti pelajaran matematika dengan metode ini dapat menghafal perkalian dengan baik. Adapun Langkah dari pelaksanaan proses mengajar dengan metode jarimatika ini antara lain :
- pendidik harus menjelaskan mengenai jari-jari yang akan di gunakan, seperti jari manis di tangan sebelah kiri menandakan angka 7, atau 2 jari (ibu jari dan telunjuk) jika dikeluarkan merupakan angka 7.
- Selanjutnya pendidik dapat memperkenalkan cara berhitung perkalian menggunakan berdasarkan jenis perkalian berapa yang akan diajarkan, untuk tahapan yang paling mudah dapat dimulai dari perkalian 9 terlebih dahulu.
- Untuk perkalian 9, cukup minta peserta didik untuk mengatupkan satu jari dimulai dari kanan. Kelingking kanan menandakan 9 dikali satu, jari manis menandakan 9 dikali 2, dan seterusnya.
- Kemudian jelaskan bahwa jari disebelah kanan dari jari yang dikatubkan adalah pulahan dan jari disebelah kiri dari jari yang dikatubkan adalah satuan. Misal, ketika jari tengan tangan kanan dikatubkan, maka terdapat 2 jari tegak disebelah kanan jari manis tersebut, yaitu jari manis dan jari kelingking, sehingga 2 jari tadi menjadi 20, dilanjutkan jari yang tersisa disebelah kiri, terdapat 7 jari lainnya, yang mana 7 jari ini merupakan 7 saja. Kemudian minta peserta didik untuk menambahkan 20 + 7 = 27, maka 9 x 3 = 27
Pembelajaran dengan Audio Visual
Dengan keadaan pandemi seperti sekarang ini, mengharuskan kita untuk melaksanakan kegiatan belajar secara daring, media belajar seperti audio visual dapat menjadi salah satu prasarana yang dapat digunakan dalam pembelajaran agar tercipta kegiatan belajar mengajar yang efektif. Terutama untuk siswa Sekolah Dasar yang masih sangat menyukai video dengan visual-visual yang menarik.Â
Media audio visual adalah media yang di gunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan (Maryamah & Effendy, 2019), sehingga untuk peserta didik di-Sekolah Dasar akan menyukai pembelajaran yang disisipi dengan belajar menggunakan audio visual ini.
Pembelajaran menggunakan media audio visual ini tidak hanya dapat di gunakan untuk mata pelajaran yang mengandung literasi saja, namun juga dapat di gunakan dalam mata pelajaran eksakta seperti matematika. Tujuan pembelajaran menggunakan audio visual adalah untuk menarik minat siswa dalam belajar, dan media audio visual ini akan sangat membantu pembelajaran matematika sekarang ini. Pembelajaran dengan menggunakan video audio visual akan meningkatkan kemampuan kreativitas dan sensitivitas terhadap estetika pada anak.
Dari metode dan media yang sudah dijelaskan di atas, ketika metode jarimatika dan media pembelajaran audio visual ini di kombinasikan, maka kegiatan belajar yang efektif dapat terlaksana dalam pembelajaran matematikan untuk siswa Sekolah Dasar (SD) di masa[3] pandemi ini.Â
Kombinasi dari metode dan media belajar ini dapat berupa sebuah audio visual yang didalamnya terdapat cara-cara menggunakan jarimatika untuk perkalian 1 sampai 10 yang dilengkapi dengan keterangan angka dari setiap jari, kemudian latar belakang video yang menarik, seperti berisi kartun dan pemandangan. Media audio visual yang sudah dibuat dan diedit dengan sangat baik, dapat di-upload ke-youtube atau google drive agar dapat diakses oleh peserta didik, atau dapat juga diputar ketika melaksanakan pembelajaran secara daring menggunakan platform zoom ataupun google meet[4] .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H