Di sore yang tenang Bulan dan Bintang sedang nongkrong di rumah Matahari. Mereka bertiga bersahabat sejak kecil. Mereka memberi nama pertemanannya  "Trio Light".
Mereka berencana pergi ke Pinang pada malam hari. Mereka ke Pinang manaiki bus. Bus yang mereka naiki berangkat pukul 9 malam.
" Broo, kita berangkat sekarang aja" kata Matahari. "Gasskeunnn" sahut Bulan dan Bintang.
Akhirnya mereka pun pergi menuju halte. Sesampai di halte mereka langsung naik ke bus dan memacari kursinya. Tak lama setelah itu bus pun berangkat.
Perjalanan terasa sangat baik. Tetapi ada hal yang membuat semua penumpang hampir pingsan.
"Prett" suara yang nyaris tak terdengar.
Suasana yang hening seketika berubah rusuh. "Oiiii bau apa ini" kata Opet salah satu penumpang bus. Bulan yang kentut pun menggeleng tidak tau.
Matahari dan Bintang sih sebenarnya tau itu ulah siapa. Karena itu sudah kebiasaan Bulan dari kecil.
Semua penumpang hampir pingsan mencium kentut Bulan yang sangat bau.
Bau jengkol dan pete. Mungkin Bulan habis mukbang jengkol dan pete kayaknya.
Akhirnya Bulan pun pura-pura tidur. Sedangkan Bintang dan Matahari hanya tersenyum sambil tertawa melihat Bulan yang tak ada malunya.
Makna dari cerpen ini adalah jangan kentut tak berbunyi karena bau yang terhirup ke hidung seperti duri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H