Sering kali kita melihat di media bagaimana seseorang mengakhiri hidupnya hannya untuk mencari jalan alternatif untuk menyelesaikan sebuah permasalahan di dunia. Seseorang yang nekat melakukan tindakan tersebut dapat di simpulkan bahwa dia mengalami depresi atau mentalnya yang hancur. Di era 4.0 ini media hadir dan bisa menjadi jalan alternatif pengurangan kasus bunuh diri, namun kasus bunuh diri ini tidak dapat hilang dan di akhiri begitu saja meskipun media menjadi jalan alternatif agar seseorang bisa terhindar dari prilaku tersebut. Kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang memiliki kesejahteraan yang terlihat dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup dan normal di setiap situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.
Menurut Federasi Kesehatan Mental Dunia (World Federation for Mental Health) menjelaskan pengertian dari kesehatan mental sebagai kondisi yang memungkinkan adanya perkembangan yang baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang lain.Kesehatan mental yang baik memiliki kondisi batin yang berada dalam keadaan tentram, tenang dan positif, sehingga hal tersebut membuat seseorang untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Namun ketika sebaliknya ketika memiliki gangguan kesehatan mental maka akan menimbulkan dampak seperti: emosi selalu tinggi dan cepat marah dan mengalami sakit yang tidak dapat dijelaskan.
"Belum dua minggu bulan Oktober 2023 berjalan, sudah ada tiga dugaan kasus mahasiswa bunuh diri yang terjadi di kalangan pelajar Tanah Air. Peristiwa terbaru terjadi pada Selasa, 10 Oktober 2023 yang melibatkan seorang mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes)."Sumber:Tempo. Ini adalah salah satu contoh kasus yang hadir baru-baru ini.
Jika kita simpulkan dalam pemberitaan orang-orang yang mengalami depresi tersebut kebanyakan adalah orang-orang yang memiliki suatu kewajiban yang terikat dalam hidupnya yaitu Tugas. Tugas atau kewajiban yang dimiliki seseorang mutlaknya harus di kerjakan dan menjadi salah satu tanggung jawab yang di terima oleh salah satu individu. Serius kali jika Tugas kewajiban yang di berikan oleh individu untuk individu lainnya ini kadang berjalan tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dan menjadi penyebab seseorang mengalami depresi.
Depresi inilah yang menjadi awal mula seseorang mengakhiri dirinya jika tidak di atasi dengan benar, ada beberapa tingkatan orang depresi dalam hidupnya, orang yang mengalami depresi tingkat rendah biasanya akan melampiaskan dirinya untuk mencari jalan alternatif keterangan dalam hidupnya contoh orang yang depresi tingkatan rendah akan lebih mudah masuk ke dalam pengaruh obat-obatan, minum-minuman, dan kegiatan negatif lainnya untuk ketenangan sesaat, dan depresi yang paling parah adalah mengakhiri hidupnya sendiri.
Peran media masa terhadap mental seseorang di zaman seperti ini seharusnya dapat menjadi penolong atas banyaknya kasus bunuh diri, dengan adanya media masa seseorang tentu bisa terhindar dari rasa depresi dan kesepian orang jadi mudah berinteraksi dengan orang lainnya dengan kehadiran media masa pun bisa menjadi jalan alternatif penghilang stress atau depresi bagi seseorang.
Kemudian terkadang media massa pun bisa menjadi alat copycat alat tiru bagi seseorang yang salah dalam menelaah suatu informasi "Pemberitaan bunuh diri di media ini berpotensi meningkatkan terjadinya copycat suicide atau tindakan bunuh diri yang dilatarbelakangi meniru kasus bunuh diri sebelumnya," kutipan dari Nurul kusuma hidayanti M, Psi, Psikologi Universitas gadjah Mada. Beliau memberikan perumpamaan bagaimana media bisa menjadi alat yang merugikan juga untuk permasalahan mental health terhadap anak muda juga. Contohnya seseorang yang mengalami depresi dalam hidupnya lalu orang tersebut melihat sebuah pemberitaan tentang kasus bunuh diri orang tersebut bisa saja mengikuti hal yang sama dari berita kasus tersebut.
Lalu apa penyebab seseorang bunuh diri?
Salah satu seseorang bisa mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya yang paling mendasar adalah seseorang selalu mendapatkan tekanan dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Biasanya tekanan atau tuntutan ini hadir dari orang-orang terdekat kita mulai dari keluarga, teman dan tuntutan pekerjaan yang padahal jika kita fikir kembali seseorang pasti memiliki kewajiban dan kewajiban itu pasti tak seharusnya berjalan dengan seperti apa yang kita harapkan di sinilah bagaimana proses mental kita akan di guncang.
Kemudian, ada Kurangnya dukungan terhadap seseorang yang mengalami depresi bisa menjadi salah satu faktor mengapa orang bisa terpikir untuk mengakhiri hidupnya. Di sinilah bagaimana sosialisasi seharusnya berjalan dengan baik, seseorang yang mengalami depresi seharusnya kita temani kita dampingi biarkan dia bercerita dan berikan masukan terhadap dirinya dari kita untuk dia, sistem mutualan ini akan saling memberikan daman positif terhadap satu individu ke individu lainnya.
Bagaimana cara mengatasi kasus tersebut?
Ketika orang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda ingin mengakhiri hidup, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan sebagai upaya pencegahan bunuh diri. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Ajak berdiskusi dan jadilah pendengar yang baik
Orang yang berkeinginan untuk bunuh diri biasanya sedang mengalami suatu masalah berat. Oleh karena itu, peran orang terdekat sangat penting dalam membuka percakapan hangat agar ia mau berbagi cerita terkait masalah yang sedang dialaminya.
Saat ia sedang mencurahkan segala keluh kesahnya, jangan sekali-kali langsung menawarkan solusi apalagi menasihatinya. Tetaplah diam dan menjadi pendengar yang baik sebagai pencegahan bunuh diri. Hal ini akan membuatnya nyaman serta menunjukkan bahwa Anda ikut peduli terhadap masalah yang sedang ia hadapi.
2. Bantu selesaikan masalahnya semampu Anda
Orang yang memiliki keinginan untuk bunuh diri sangat menderita secara emosional. Bunuh diri dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar bagi orang yang tidak bisa menghadapi masalahnya sendiri. Oleh karena itu, cobalah untuk tawarkan bantuan apa saja yang mungkin ia butuhkan.
Yakinkan padanya bahwa bantuan permasalahan yang sedang ia hadapi akan Anda berikan semaksimal mungkin, sebagai pencegahan bunuh diri. Bila memang permasalahan dirasa cukup besar, Anda bisa libatkan kerabat maupun keluarganya untuk ikut serta dalam memecahkan masalah tersebut.