Mohon tunggu...
Khafid Aura Kencana
Khafid Aura Kencana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Just ordinary guy who try to be an extraordinary guy | Communication | UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2013 | Blora - Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Burung Bisa Jadi Gay Gara-gara Merkuri

4 Januari 2014   17:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:09 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merkuri, atau yang di Indonesia kerap disebut raksa banyak digunakan sebagai bahan amalgam gigi, termometer, barometer, dan peralatan ilmiah lain ini sudah lama dikhawatirkan oleh masyarakat, apalagi para kaum hawa, yang amat gemar bersolek dan berdandan, langsung was-was dan tidak tenang apabila kosmetik yang Ia pakai mengandung merkuri.

[caption id="attachment_303843" align="alignnone" width="249" caption="Ilustrasi air raksa (Wikipedia)"][/caption] Bentuk racun dari air raksa pada proses masuk pada tubuh manusia adalah methyl mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, partikel mercuric khlor (HgCl2). Methyl mercury dapat dibentuk oleh bakteri pada endapan dan air yang bersifat asam. Ion merkuri anorganik adalah bersifat racun akut. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh manusia tetapi persenyawaan methyl mercury tinggal pada tubuh manusia 10 kali lebih lama merkuri berbentuk metal (logam) dan menyebabkan tidak berfungsinya otak, gelisah/gugup, ginjal, dan kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir).

Namun, yang mengejutkan adalah kandungan dalam merkuri ternyata bisa menjadikan burung bisa menjadi gay (burung yang dimaksudkan dalam artikel ini adalah “kaum avian”). Kesimpulan tersebut didapatkan dalam penelitian Peter Frederick dari Universitas Florida di Gainesville dan Nilmini Jayasena dari Universitas Peradeniya di Sri Lanka. Hasil penelitiannya sendiri dipublikasikan dalam Proceedings of the Royal Society B.

Pemberian merkuri dalam dosis rendah pada burung ibis putih ternyata bisa mengubah orientasi seksual burung. Merkuri menyebabkan banyak burung jantan berubah menjadi gay sehingga tak ada yang membuahi burung betina dan populasi anakan pun berkurang.

Untuk mendapat kesimpulan tersebut, mereka mengambil sampel 160 burung ibis putih, mencekokinya dengan metil merkuri, dan mengobservasi setelahnya. Keduanya membagi burung menjadi 4 grup dengan dosis cekokan berbeda, yaitu 0,3 ppm, 0,1 ppm, 0,05 ppm, dan terakhir tak diberi metil merkuri.

Ketiga kelompok burung yang diberi merkuri terbukti secara signifikan berubah menjadi homoseks. Pada dosis 0,3 ppm, 81 persen burung jantan berubah menjadi penyuka sesama jenis. Mereka saling kawin satu sama lain, membangun sarang bersama, dan berduaan hingga beberapa minggu lamanya.

[caption id="attachment_303842" align="alignnone" width="664" caption="Burung Ibis putih di Galveston Bay, dekat Smith Point (nationalgeographic.com)"]

13888303761962946444
13888303761962946444
[/caption] Sementara itu, populasi yang diberi merkuri tetapi tetap heteroseksual menunjukkan kualitas yang rendah dalam memelihara anakan. Frederick mengatakan, jika hal itu terjadi secara berkelanjutan, produksi anakan akan berkurang hingga 50 persen. Penelitian ini adalah temuan pertama yang mendeskripsikan pengaruh zat kimia pada orientasi seksual hewan. Banyak bahan kimia dilaporkan mampu mengubah hewan jantan tertentu menjadi lebih feminin dan berkurang kesuburannya, tetapi tidak sampai mengubah orientasi seksualnya.

Merkuri memang telah lama diketahui sebagai senyawa yang amat sangat beracun dan dapat menurunkan tingkat testosterone, tetapi ahli tidak memprediksi dapat berakibat sejauh ini. Merkuri itu sendiri di konsumsi oleh para burung di daerah Srilangka dan Florida dari makanan burung yg disediakan para ahli untuk mengurangi jumlah perkembangbiakan para burung. Akibatnya memang tingkat perkembangbiakannya menurun. Selain itu sebenarnya merkuri juga bisa ditemukan dari polusi akibat pembakaran batu bara dan dari tambang.

Sekarang yang menjadi bahan penelitian selanjutnya para ahli adalah efek merkuri tersebut di binatang binatang liar lainnya. Perlu diselidiki terlebih dahulu apakah merkuri akan memberikan efek yang sama terhadap spesies lainnya. Dan juga menurut Frederick, sejauh ini tidak ada bukti yang mengungkapkan pengaruh merkuri pada orientasi seksual manusia, kecuali jika dilakukan studi jangka panjang untuk mengetahuinya. Semoga saja tidak sampai masuk ke “ranah” manusia.

(Sumber: nationalgeographic.com, kompas.com, Wikipedia)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun