Oleh: Khaerun Nisa Imaningtiyas
Mahasiswa Studi Agama Agama UIN Walisongo
PendahuluanÂ
Penggunaan dan perkembangan teknologi informasi terus berkembang. Teknologi informasi yang diikuti dengan adanya media massa yang telah memberi banyak perubahan pada kehidupan masyarakat. Dan di era digital yang serba canggih dimana informasi serba mudah di dapat dan serba melimpah, Media sosial merupakan sarana untuk bertukar informasi dan komunikasi, dalam perkembangannya saat ini media sosial banyak disalah gunakan untuk kepentingan tertentu, contohnya menyebarkan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataanya atau berita hoax.
Perkembangan teknologi digital dan media sosial menjadi tantangan bagi komunitas pesantren. Selama ini, komunitas pesantren tertinggal dalam bidah dakwah di media sosial. Untuk itu, meski terlambat, santri harus bekerja keras untuk mengejarnya. Apalagi di era pandemic sekarang, yang tidak bisa bertemu langsung yang mengharuskan semua serba digital lewat media social.
Pembahasan Â
Saat ini, media sosial sudah tidak asing bagi kita semua. Dan disemua kalangan masyarakat pasti mengenal salah satu jenis media sosial. Bahkan, pada era pandemi seperti sekarang ini kita justru diwajibkan lebih dekat dengan Teknologi, sehingga media sosial sudah tidak asing lagi bagi kita di semua kalangan.
Media sosial digunakan sebagai sarana berkomunikasi, berinteraksi dan membangun jaringan melalui media online bagi lapisan kalangan. Tujuan dari adanya social media sendiri adalah sebagai sarana komunikasi untuk menghubungkan antar pengguna dengan cakupan wilayah yang sangat luas.
Secara luas, pengertian santri adalah mereka-mereka umat Muslim yang memiliki basis pengetahuan memadai dan memiliki cara berfikir terbuka dan menebarkan ajaran Islam dalam mewujudkan kedamaian di tengah-tengah kehidupan. Santri tidak hanya mereka yang lulusan pondok pesantren, tetapi santri adalah mereka umat Islam yang memiliki basis keilmuan memadai dan memiliki daya pikir terbuka serta menyebarkan agama Islam dalam rangka mendamaikan dan menjadi rahmatan lil alamin.Â
Santri nyatanya tak cukup melek teknologi dan beradab saja. Tugas berat lain seorang santri adalah menjadi ujung tombak dalam urusan literasi. Selepas lulus dari pesantren, mereka akan terjun langsung di tengah era pandemic dan  serba hoaks seperti saat ini. Dengan kata lain, peran pemuda maupun santri milenial sebagai mayoritas pengguna media social yang menjadi media mendapatkan dan menyebarkan sebuah informasi di masyarakat. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pemuda dalam kaitannya menjadi orang yang cerdas dalam bermedia. Pertama, tanamkan literasi media. Kedua, kritis terhadap media. Terakhir, santri harus turut menjadi bagian dalam melawan media atau situs hoax.
Dan dengan adanya pandemic covid19 memberikan dampak terhadap segala sektor kehidupan manusia. Pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan perintah untuk menerapkan program belajar di rumah guna membatasi laju penyebaran Covid 19. Ketika instruksi untuk belajar di rumah diterapkan secara tidak langsung, juga menerapkan anjuran untuk self-quarantine and social distancing. Terkait dengan hal tersebut, membuat pendidik dalam lembaga pendidikan seperti sekolah, madrasah, dan pesantren menerapkan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran dengan sistem daring memanfaatkan teknologi digital seperti google classroom, rumah belajar, zoom, video conference, dan sosial media. Dan contoh social media yang bisa digunakan bisa berupa facebook, instagram, dan youtube secara  live atau yang lainnya.