Mohon tunggu...
Khaerul Umam
Khaerul Umam Mohon Tunggu... -

Pegiat study agama-agama dan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Putri Kecilku Bernama “Adwa Zahila”

29 Februari 2012   14:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:44 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1330526261243068466

Apalah arti sebuah nama !!! barangkali sering kita dengarkan dari mulut seseorang ketika ditanya soal namanya. Entah karena malu namanya yang jelek atau ia menganggap bahwa nama hanya formalitas belaka, karena yang terpenting adalah ikatan batin.

Lepas apapun orang menganggap makna dari sebuah nama, bagiku itu sangat berarti. Nama merupakan do’a yang disematkan orang tua terhadap anaknya, ia mewakili keinginan orang tua terhadap anak tersebut, sehingga banyak orang berkata bahwa nama adalah Do’a. Apa arti doa?

Do’a merupakan permintaan hamba kepada Tuhannya. Sebagai hamba manusia merasa sangat rendah dihadapan Tuhannya, segala yang menimpanya atas kuasa dan takdir Tuhan. Kebahagiaan yang diidamkan seorang manusia tak lepas dari kuasa tuhan. Memperoleh kebahagiaan berarti meminta sesuatu dari pemberian Tuhan. Begitupun Musibah. Semua manusia tentu tak ingin mendapatkannya, jauh dari musibah adalah harapan semua manusia.

Komunikasi hamba dengan Tuhan dapat dilakukan melalui banyak hal, beraktifitas hidup hendaknya juga dimaknai sebagai bagian dari do’a. Sehingga, ada do’a yang dipanjatkan lewat ungkapan, namun juga ada do’a yang diekspresikan melalui perbuatan. Yang terakhir ini do’a dalam arti yang luas, yakni perbuatanmu adalah do’amu.

Nama merupakan salah satu tanda yang membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya. Ia melekat pada setiap property yang menjadi milik penuh manusia, seperti pada akta kelahiran, Kartu Tanda Penduduk, SIM, Ijazah dan beberapa property lain. Karena dengan mencantumkan nama yang sah sesorang terikat pada surat-surat berharga tersebut.

Selain sebagai ciri atau tanda yang membedakan seseorang dengan yang lainnya, nama menjadi sangat penting sebagai do’a orang tua terhadap anaknya, dengan menyematkan nama, orang tua berharap agar kelak anaknya menjadi apa yang tersemat dalam nama tersebut. Sehingga banyak orang yang tidak ingin main-main dengan nama. Nama yang yang baik merupakan harapan akan segala kebaikan yang dapat menimpa sang pemilik nama begitupun orang tua yang memberi nama.

Dan hal itu yang aku harapkan. Tepat pada hari Senin, 27 Februari 2012 pukul 16.15 hilanglah sudah rasa gelisah ku selama ini, rasa gelisah yang menghantuiku selama hampir Sembilan bulan, menunggu kelahiran sang buah hati. Namun hari itu menjadi saksi betapa aku begitu gembira dan merasa sangat bahagia tak terkira, karena pada waktu tersebut Tuhan memberikan amanah kepadaku seorang anak. Seorang manusia kecil yang menjadi darah dagingku bersama istriku yang tercinta. Buah hati kami lahir dengan perjuangan yang tak terkira, wahnan ‘alaa wahnin” dalam bahasa agama yang berarti sakit di atas sakit, sakit yang sangat luar biasa.

Saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri perjuangan istri saya yang sangat berat, bahkan ia mempertaruhkan nyawanya demi kelahiran seorang anak. Namun, berkah sang kuasa dengan susah payah dan derita yang luar biasa sakit, akhirnya si jabang keluar ke alam dunia menandai bergantinya perasaan orang tuanya dari gelisah menjadi kegembiraan luar biasa yang tidak terkira. Sang jabang lahir dengan selamat melalui proses kelahiran normal dengan berat badan 3,5 Kg. sujud sukurpun tak lepas dilakukan seusai mengetahui sang jabang lahir dengan sempurna.

Dan hal yang paling utama mengiringi kelahiran sang bayi yang juga merupakan kewajiban orang tua adalah memberinya nama yang baik. Pemberian nama yang baik dimaksudkan agar sang bayi memiliki tanda yang membedakan dengan yang lainnya, selain itu nama merupakan do’a yang akan selalu mengiringi setiap langkah sang anak dalam mengarungi kehidupan di dunia untuk mencapai kebahagiaan di akhirat.

Dan kata yang tersemat pada nama anakku adalah “Adwa Zahila”. Dua kata yang diambil dari bahasa Arab yang merupakan bahasa Al-qur’an agar kelak ia memiliki jiwa dan akhlak yang qur’ani, yang hanya memiliki tuhan yang tunggal yang maha segalanya. Adwa diambil dari kata Dlow’un yang berarti cahaya, sementara Zahila berarti tenang atau ketenangan, sehingga dua kata tersebut memiliki arti secercah cahaya yang membawa ketenangan bagi dirinya, orang tua dan semoga membawa ketenangan bagi seluruh alam sesuai dengan tujuan diutusnya Rasul Muhammad utusan Tuhan sebagai Nabi yang memberi rahmat bagi seluruh alam. Sebuah harapan yang sangat mulia tentunya.

Ketenangan, kasih sayang atau rahmat sangat dibutuhkan dunia saat ini dan selamanya. Karena hidup tenang bukan perang, bukan kemarahan dan bukan menebar kebencian, tetapi tenang adalah kondisi spiritualitas hidup yang sangat dekat dengan Tuhan dengan implikasi dekat juga dengan manusia serta memaknai kasih sayang yang dimiliki Tuhan adalah wujud kasih sayang sesama individu dari manusia itu sendiri, dan itulah prinsip utama ajaran setiap agama, yang dalam Islam disebut dengan takwa. Dan nama Adwa Zahila adalah aplikasi doa orang tua agar anaknya menjadi manusia bertakwa yang seutuhnya.

Salam sayang dari Papahmu, Marhaban ya waladii…ja’alallaahu lanaa minal mukhlisiin al muttaqiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun