Setiap manusia pasti mempunyai iman di dalam hatinya, walaupun hanya sedikit. Iman manusia itu memang kadang bertambah, kadang pula berkurang. Iman akan bertambah karena amal dan berkurang karena maksiat. Berbeda dengan malaikat yang imannya selalu stabil. Dan berbeda pula dengan imannya para nabi dan rasul yang selalu bertambah.
Sedangkan kita yang bukan nabi, imannya selalu berubah-ubah. Kadang giat beribadah, kadang malas bahkan sampai bermaksiat. Jika iman sedang naik, kita bisa melakukan semua amalan ibadah wajib maupun sunnah. Tetapi jika sedang turun, mau melaksanakannya saja antara niat dan tidak niat. Itulah kenapa Allah melarang kita untuk berbuat maksiat.
Terkadang tanpa kita sadari nikmat Allah itu luar biasa sekali teman-teman. Sekalinya Allah beri kita rasa keimanan, maka jangan satupun kita lewatkan begitu saja. Nikmati, resapi, dan teguhkanlah iman dihati, agar iman kita tidak terombang-ambing dan akibatnya kita bisa terjerumus dari perbuatan maksiat. Na'udzubillah.
Nah, bagaimana caranya kita mengobati kondisi yang seperti ini? Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad memberikan tips kepada kita untuk mengatasinya.
Ingatlah! Allah selalu melihatmu dan mendengarmu. Allah Maha mengetahui hal-hal yang tersembunyi dalam dirimu serta isi hatimu.
Ingatlah! Tujuan Allah menciptakan kita adalah supaya kita beribadah kepada-Nya. Bukan untuk mencari duniawi.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman:
وما خلقت الجن والانس إلا ليعبدون
Artinya: "Dan tidaklah Aku ciptakan manusia dan jin kecuali untuk beribadah." (Q.S. Az Zariyat [51]: 56)
Seharusnya kita menghabiskan waktu kita untuk beribadah kepada-Nya tanpa melupakan sedikit bagian kita dari dunia, yaitu sekedar untuk keperluan hidup. Bukan sebaliknya, kita habiskan waktu kita untuk dunia, dan menyisakan sedikit untuk ibadah.
Jika peringatan ini belum berdampak, maka minimal ingatlah di kanan dan kirimu ada malaikat mulia yang mencatat amal baik dan burukmu. Tidak ada satu katapun yang keluar dari lisan kita, kecuali pasti ditulis oleh malaikat Raqib dan Atid. Apalagi perbuatan yang kita lakukan.
Jika masih belum tersentuh dengan peringatan ini, maka ingatlah akan kematian. Ketahuilah, sesungguhnya kematian adalah perkara ghaib yang paling dekat dengan kita. Kematian pasti datang secara tiba-tiba, kapan saja, dimana saja, dan tidak dapat ditunda walau sedetikpun. Jika kematian datang dalam keadaan yang tidak diridhoi, maka ia akan merugi yang tiada batasnya.