Mohon tunggu...
Khadijah Wiradiredja
Khadijah Wiradiredja Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Teknik Elektro dan Gemar Berorganisasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Harus Ada Eksistensi Perempuan di Legislatif

6 April 2014   04:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:01 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1396708192332104513


Perempuan...

Sosok yang dikenal menggambarkan kelembutan, penuh kasih sayang, kaum lemah, “makhluk dapur”, “makhluk bersolek”, “si jago tawar menawar pada saat berbelanja” dan lain-lain. Mungkin banyak stigma yang muncul pada saat mendengarkan kata perempuan. Walaupun sebenarnya mereka adalah manusia yang kuat dan hebat, contoh kecilnya adalah ibu. Sosok yang melahirkan dan menjaga anak saja sudah menujukkan betapa hebatnya perempuan, apalagi perempuan yang memiliki keistimewaan dan siap menghadapi tantangan lainnya.

Dunia politik merupakan salah satu tantangan yang bagi perempuan-perempuan hebat menunjukkan keeksistensi dan peran yang besar dalam masyarakat. Politik Indonesia yang semakin berkembang dan mewujudkan demokrasi perlahan-lahan menjadikan bangsa Indonesia lebih dewasa, terlebih terhadap pemilihan pemimpin rakyat dan wakil rakyat di legislatif. Demokrasi menentukan apapun pilihan rakyat, baik calon presiden ataupun calon legislatif akan mewujudkan cita-cita dan kemajuan Indonesia kedepannya. Peran demokrasi juga sangatlah penting bagi perempuan-perempuan yang terjun dalam dunia politik, dapat dilihat pada pemilu 2004, 2009 dan terlebih pada pemilu 2014 ini dengan adanya peraturan undang undang yang memberikan kuota 30% bagi perempuan untuk mengisi kekosongan kursi parlemen. Dengan kata lain, terdapat 30%perempuan di bangku wakil rakyat untuk menyalurkan aspirasi dan perubahan bangsa ini.

Tidak dapat dipungkiri isu kesetaraan gender menjadi topik yang agak sedikit tabu di Indonesia, hal ini dikarenakan stigma memandang perempuan hanya dengan pradigma sebagai kaum lemah sehingga kurangnya kepercayaan terhadap kaum perempuan, apalagi perempuan yang berperan serta di kancah politik. Dengan kesempatan 30% di bangku legislatif bagi perempuan, dapat menunjukkanadanya eksistensi dari perempuan dalam berpolitik. Kenapa harus ada banyak eksistensi perempuan di legislatif? seberapa pentingnya perempuan di dalam legislatif? dan kenapa harus memilih calon legislatif perempuan?.

1.Perempuan Hampir 50% Mendominasi Indonesia





Sumber:

http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php?option=com_tabel&kat=1&idtabel=116&Itemid=165

Jumlah penduduk Indonesia diatas menunjukkan perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang memang hanya memiliki perbedaan prosentase sedikit, yaitu : 50,26% laki-laki dan perempuan sebanyak 49,74%. Hal ini menunjukkan betapa banyak perempuan yang ada di Indonesia yang memiliki banyak aspirasi dan kebutuhan yang berpihak kepada mereka. Dengan kata lain, melihat populasi perempuan dan perbandingannya dapat disimpulkan bahwaperempuan harus memiliki tempat dalam dunia politik (contoh: anggota legislatif) dan banyak sekali perempuan-perempuan Indonesia yang menggantungkan aspirasi juga kepentingan yang berpihak pada perempuan terhadap legislatif. Jadi sudah jelas kenapa dibutuhkan banyak legislatif perempuan di negara kita dan calon legislatif perempuan harus mendapat dukungan penuh dari kita.

2.Karena Perempuan Mengerti Perempuan

Perempuan memiliki kekhususan tersendiri, mereka memikirkan kebutuhan yang kadang lelaki tidak fikirkan. Seperti halnya “makhluk dapur” dan kebutuhan rumah tangga lain difikirkan perempuan secara detil. Perempuan pun merupakan makhluk yang rentan menjadi korban pelanggaran hak-hak dari kekerasan hingga asusila di dunia, apalagi di Indonesia yang ternyata 30-an kasus perhari menurut Ketua Komnas Perempuan, Yunita Chuzifah.

Sekarang, siapa lagi yang mengerti kebutuhan dan masalah perempuan selain perempuan?. Bagaimana bisa perempuan-perempuan Indonesia memiliki kebijakan kebijakan strategis ataupun menaungi kebutuhan dan permasalahan perempuan jika hanya ada kaum laki-laki yang ada di bangku legislatif,padahal laki-laki tidaklah semuanya memahami hal-hal tersebut?.Maka itulah alasankenapa dibutuhkan banyak legislatif perempuan untuk dapat membuat kebijakan yang berpihak pada perempuan.

3.Kontrol Keuangan Anggaran Harusnya Lebih Baik

Di beberapa daerah di Indonesia, menjadi suatu kepercayaan bahwa perempuan pun pemiliki kontrol keuangan yang baik (Daerah Sumba dan lain-lain). Bahkan secara naluri pun dalam berbelanja perempuan akan menawar Terkadang perempuan pun selalu memikirkan cost minimal terhadap pengeluaran rumah tangga. Walaupun ini hanya asumsi, tapi dari segi kejiwaan dan kepribadian, perempuan memiliki sifat alami dalam masalah keuangan yang terkadang lelaki tidak punya. Contohnya ketika ingin membeli suatu barang, perempuan akan tawar menawar hingga mendapatkan harga minimal sedangkan laki-laki biasanya akan membeli jika harga dianggap logis.

Seharusnya dengan banyak calon legislatif perempuan diharapkan anggaran pemerintah dapat sesuai dan diatur lebih minimal lagi.

4.Kekurangan Yang Menjadikan Kelebihan

Kemampuan fisik perempuan yang berbeda dibanding laki-laki menjadikan perempuan dipandang sebelah mata. Namun ketika calon legislatif perempuan yang apa adanya dengan fisiknya menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat, calon legislatif perempuan menunjukkan semangatnya dengan terjun langsung ke masyarakat, bahkan dengan pilihannya terjun ke dunia politik menunjukkan kelebihan calon legislatif perempuan yang ternyata bisa mengikikis pandangan terhadap kekurangan fisiknya. Sehingga calon legislatif perempuan itu lebih hebat dari pandangan orang yang sebelah mata. Maka seharusnya lebih banyak perempuan-perempuan hebat yang duduk untuk mengurusi masyarakat Indonesia.

Dari penjelasan diatas dapat menjelaskan berbagai macam alasan kenapa harus ada legislatif perempuan dan kenapa harus memilih calon legislatif perempuan pada pemilihan umum 9 April 2014 mendatang. 30% kuota kursi di legislatif merupakan esensi penting dalam perubahan kedepannya, hal ini dikarenakan tahun 2009 hanya 18% (sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2014/03/08/keterwakilan-perempuan-di-legislatif-alami-peningkatan ) perempuan yang mampu duduk di bangku legislatif. Jadi dari tahun 2009 hanya ada segelintir anggota legislatif yang mengerti dan peduli terhadap perempuan, padahal sebenarnya perempuan Indonesia hampir setengah dari seluruh penduduk Indonesia. Sari sisi lain banyak calon legislatif perempuan harus diberi apresiasi apalagi jika calon legislatif perempuan berkualitas yang sadar akan politik dan dapat menepis pradigma genderyang notabenenya dalam partai politik kebanyakan pengurusnyaadalah laki-laki.

Jadi tanggal 9 April 2014 bisa menjadi sebuah titik perubahan Indonesia menjadi lebih baik lagi kedepannya, apalagi bagi perubahan bagi perempuan-perempuan Indonesia. Perubahan akan terjadi jika kebijakan yang menguntungkan bagi perempuan didukung, salah satunya dengan adanya keberadaanlegislatifperempuan secara penuh yaitu 30% atau bahkan lebih dari prosentase itu kedepannya. Sehingga diperlukan dukungan penuh perempuan dalam pencoblosan pemilihan umum tanggal 9 April 2014.

nb: Tulisan berdasarkan pendapat dan wawancara narasumber calon anggota legislatif DPR RI Dapil 3 Banten, Ibu Rivira Yuana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun