Mohon tunggu...
khadijahsalma
khadijahsalma Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka jalan'',suka nonton drakor,juga suka jongseong

Selanjutnya

Tutup

Politik

siapa yang layak dalam memimpin? ketika popularitas lebih unggul dari kompetensi.

27 Desember 2024   22:49 Diperbarui: 27 Desember 2024   22:44 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memilih seorang pemimpin yang tepat adalah hak sekaligus tanggung jaab setiap arga negara indonesia yang sah. Karena keputusan ini sangat berpengaruh terhadap masa depan negara maupun sistem pemerintahan negara itu sendiri. Zaman sekarang seringkali masyarakat dihadapkan pada dilema, apakah memilih pemimpin yang populer atau yang kompeten? Melihat begitu banyaknya zaman sekarang para pemimpin yang populer ikut terjun dalam dunia politik. Namun mereka hanya mengandalkan kepopuleran semata, sehingga akan menciptakan seorang pemimpin yang populer tapi tidak kompeten atau berkualitas. Karena pada dasarnya seorang pemimpin sangat penting dalam menentukan arah, kebijakan, dan masa depan bangsa kita ini.


Bahkan pada saat pemilu  bulan februari kemarin banyak artis atau publik figur yang terjun untuk masuk dalam dunia politik. Karena kepopularitasannya mereka yang tinggi seringkali menjadi magnet bagi para pemilih untuk memilihnya, meskipun latar belakang pendidikan bahkan pengalaman politik mereka yang minim. Selain itu juga, ada beberapa calon pemimpin yang menggunakan nama keluarganya untuk menarik para pemilih yang dimana popularitas itu serigkali dijadikan faktor penentu kemenangannya di banding dengan calon pemimpin yang merinitis semua sendiri.


Dimana pola rekrutmen politik juga menjadi indikator penting untuk melihat pembangunan dan perubahan dalam masyarakat politik. Seperti kriteria dari calon pemimpin yang nantinya akan dilihat oleh partai politik, mulai dari setia pada ideologi partai, loyalitas, kemampuan berkomunikasi pada masyarakat, integritas moralitas, kesehatan serta pengalaman dan keahlihan yang nantinya bisa ditentukan potensi untuk menang. Tidak hanya itu partai politik melihat kriteria calon pemimpin juga dari daya tarik elektoral calon, koneksi dengan para elite partai yang menjadi peluang bagi calon pemimpin untuk lolos kriteria, serta keputusan dari internal partai yang nantinya akan dilakukan survei atau voting untuk melihat calon yang memenuhi kriteria.


Oleh karena itu, peran Partai politik sangat krusial dalam proses rekrutmen calon pemimpin. Dimana Partai politik bertindak sebagai jembatan antara masyarakat dan lembaga-lembaga pemerintahan serta menyediakan wadah dan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam politik. Nah fungsi dari partai politik itu sendiri dalam rekrutmen calon pemimpin ialah berperan aktif dalam mencari dan mengidentifikasi individu yang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang mana nantinya akan melakukan penjaringan melalui berbagai cara, seperti pendaftaran terbuka, rekomendasi dari anggota partai, ikatan promodial atau melalui program kaderisasi yang dilaksanakan oleh partai politik itu sendiri. Sehingga salah satu solusi yang diberikan untuk mengatasi masalah siapa yang layak memimpin adalah proses perekrutan politik yang ebih transparansi dan memberikan masyarakat untuk berpastisipasi agar tercipta demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun