Sebagai seorang mahasiswa yang sedang menjalani Program Kerja Lapangan (PKL) di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Kalimantan Timur, saya berkesempatan untuk melihat dari dekat bagaimana lembaga ini berperan dalam mengelola zakat dan kontribusinya terhadap masyarakat. Pengalaman ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga membentuk karakter saya sebagai calon sarjana yang tangguh dan profesional di bidang filantropi dan pengelolaan zakat.
1. Pentingnya Lembaga Amil Zakat bagi Pengembangan Profesionalisme
BAZNAS Kalimantan Timur berfungsi sebagai jembatan antara muzakki (pemberi zakat) dan mustahik (penerima zakat). Sebagai lembaga resmi, BAZNAS memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan zakat yang dikumpulkan disalurkan secara tepat sasaran. Pengalaman ini memberikan pelajaran nyata tentang profesionalisme dan akuntabilitas dalam pekerjaan. Setiap langkah dan kebijakan di BAZNAS didasarkan pada transparansi dan integritas, dua nilai penting yang saya pelajari dan coba terapkan dalam setiap tugas yang diberikan.
2. Pembentukan Karakter Tangguh Melalui Tantangan Lapangan
Selama PKL, saya dihadapkan pada berbagai tantangan, baik dalam bentuk pekerjaan administratif maupun kegiatan lapangan. Salah satu momen paling berkesan adalah ketika saya terlibat dalam program penyaluran zakat ke masyarakat yang membutuhkan di daerah terpencil. Proses ini tidak hanya mengharuskan saya untuk bekerja keras, tetapi juga menuntut ketangguhan mental dan kemampuan untuk beradaptasi dengan kondisi lapangan yang sering kali tidak terduga. Saya belajar bahwa menjadi tangguh berarti siap menghadapi segala situasi dan tetap menjaga semangat untuk memberikan yang terbaik.
3. Pengelolaan Zakat sebagai Sarana Pembelajaran Sosial
BAZNAS Kalimantan Timur memiliki program-program yang tidak hanya bersifat bantuan finansial, tetapi juga mencakup pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan kewirausahaan untuk mustahik. Melalui program-program ini, saya menyaksikan bagaimana zakat dapat menjadi instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Melalui interaksi dengan penerima manfaat, saya memahami betapa pentingnya pengelolaan zakat yang efektif dan berkelanjutan. Ini memberikan pelajaran penting tentang bagaimana zakat bisa lebih dari sekadar bantuan sosial; zakat juga bisa menjadi pendorong kemandirian.
4. Menjadi Profesional dalam Setiap Langkah
Sebagai sarjana yang akan memasuki dunia kerja, pelajaran berharga dari PKL di BAZNAS Kalimantan Timur adalah bahwa profesionalisme tidak hanya soal skill, tetapi juga tentang komitmen dan tanggung jawab. Setiap kegiatan yang saya lakukan selama PKL tidak terlepas dari tuntutan untuk bekerja secara tepat waktu, disiplin, dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Pengalaman ini membentuk saya menjadi individu yang lebih siap untuk menghadapi dunia kerja yang menuntut keahlian sekaligus sikap profesional.
PKL di BAZNAS Kalimantan Timur bukan hanya tentang menyelesaikan tugas akademik, tetapi juga proses untuk membentuk diri menjadi sarjana yang tangguh dan profesional. Lembaga ini memberikan pelajaran langsung tentang pentingnya pengelolaan zakat yang transparan, efektif, dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Melalui pengalaman ini, saya tidak hanya belajar tentang teknis pekerjaan di bidang filantropi, tetapi juga tentang nilai-nilai yang harus dipegang teguh untuk memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Pengalaman ini menjadi bekal yang berharga bagi saya dalam mengarungi dunia kerja yang penuh tantangan, terutama di bidang sosial dan kemanusiaan. Saya berharap, dengan berbekal pengalaman ini, saya bisa memberikan kontribusi positif di mana pun saya berada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H