Mohon tunggu...
Khadejah Zehra
Khadejah Zehra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menikmati Proses Kesenangan Belajar

Kita Harus Tetap Tumbuh 🌱

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prejudice Well in Children

13 Maret 2022   21:42 Diperbarui: 13 Maret 2022   21:44 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bantu membangun kemandirian anak dengan memberikan kesempatan dia melakukan sendiri apa yang dia bisa. -ASTRID W.E.N., M.PSI. PSIKOLOG-

Pembentukan Konsep

Pembentukan konsep berhubungan dengan pengasahan sifat-sifat yang sesuai dengan kelas objek atau ide. Dalam bab ini lebih ke menspesifikasikan komponen atau ciri-ciri dari konsep dan bagaimana konsep terstruktur dalam jaringan semantik. Definisi awal konsep adalah "penggambaran mental, ide, atau proses". Konsep didefinisikan dalam ciri-cirinya. Ciri-ciri yang digunakan di sini adalah karakteristik suatu objek atau kejadian yang juga merupakan karakteristik objek atau kejadian lain. Dari sudut pandang kognitif, dasar untuk menerima sebuah karakteristik sebagai sebuah ciri adalah subjektif.

Konsep pembentukan pada anak yaitu suatu kemampuan yang dimiliki anak tentang sesuatu kenyataan Bagaimana anak memandang dan menilai diri mereka sendiri yang dapat mempengaruhi sikap yang akan tampil pada diri mereka. Pada Konsep ini anak akan menentukan apa yang mereka inginkan termasuk bagaimana mereka mengembangkankan bakat mereka karena tidak semua dari mereka memiliki kemamampuan berkembang dengan baik maupun didukung oleh orang-orang terdekat mereka barangkali bisa saja ketika anak memiliki kemampuan pada suatu bidang yang sangat disukainya tetapi orang tua menginginkan anak mengembangkan bakat yang tidak dimiliki oleh anak ketika anak memiliki situasi seperti ini maka anak tidak akan mampu membangun konsep dalam pembentukan bakatnya, karena ketika anak membangun konsep pembentukan ini Seharusnya orang tua harus mendukung apa yang anak sukai atau Minati ketika adanya paksakan dalam perkembangan minat anak. Contohnya Sering kita temui pada satu keluarga ketika anak memilih untuk mendalami bakat yang diminati tetapi orang tua tidak mendukungnya contohnya ketika anak memiliki bakat dalam menggambar dan dia sudah memiliki karya yang dia buat dan ketika karya itu sudah selesai dan dia sangat menyenangi hal tersebut tetapi orang tua menekankan anak untuk menguasai pada bidang matematika anak pasti akan memberontak untuk mengikuti kemenangan orangtua karena Ketika semakin dipaksa akan memberontak dengan pemberontakan itu maka sikap anak akan berubah drastis, Bahkan anak tidak dapat menguasai pelajaran yang tidak mereka Minati karena untuk mengembangkan bakat kita tidak perlu memaksakan hal yang tidak kita sukai, ketika keterpaksaan itu dijalani maka yang ada dalam pengembangannya hanyalah sekedar pemahaman yang tidak dapat dikembangkan Menjadi Bakat. 

Logika

Berpikir adalan proses umum untuk menentukan sebuah isu dalam pikiran, sementara logika adalah ilmu berpikir. Walaupun dua orang dapat berpikir tentang hal yang sama, namun kesimpulan mereka mungkin berbeda. Aristoteles memperkenalkan suatu sistem penalaran atau validasi argumen yang disebut silogisme. Sebuah silogisme mempunnyai 3 langkah, yaitu premis mayor, premis minor, dan konklusi. Konklusi diraih ketika penalaran silogistik diakui valid atau benar, jika premis-premisnya akurat dan bentuknya benar. Konklusi yang tak logis dapat ditentukan dan sebab-sebabnya terisolasi.

Kesimpulan. Relasional ketika hal yang disukai anak didukung oleh orang tua maka anak akan merasa senang dalam mengembangkan bakatnya tersebut, ketika dalam penentuan paket ini pentingnya kemauan dan support yang dibutuhkan oleh anak dalam mengembangkan bakatnya ketika bakatnya sudah disupport oleh orang tua maka anak akan mudah mengembangkan hal-hal yang disukai anak karena kemauan itu sangat penting bagi anak, karena dengan adanya kesimpulan ini, harus ada ke kompakan dalam mengembangkan bakat ini harus adanya kemauan dalam diri anak dan support dari orang tua karena jika hanya salah satu yang didapatkan maka akan susah dalam mengembangkan bakat anak. 

 Penalaran induktif dalam penalaran induktif kesimpulan biasanya didapatkan dari pengalaman yang sudah didapatkan dan mengambil kesimpulan dari berbagai alternatif yang menurutnya terbaik. Ketika anak sudah mendapatkan hal yang disukai anak maka anak akan mengembangkan hal yang mereka sukai Kamu, karena dalam perjalanan mengembangkan bakat tidak semua anak memiliki bakat yang langsung bagus sebagian dari anak pasti dia menjalani tahap atau proses dalam menyempurnakan bakatnya. Ketika dalam penyempurnaan bakat pasti anak memilih jalan alternatif yang dapat memudahkan nya dalam mengembangkan hal yang disukainya dengan adanya alternatif ini maka anak akan mudah dalam mencapai bakatnya. 

Penalaran silogistik jika anak sudah Mendalami basket yang dia sukai dan mendapatkan alternatif dalam mengembangkan bakatnya maka dia akan mudah dalam mengembangkan imajinasi dalam menentukan bakat apa yang akan dikembangkannya ketika anak sudah menguasai poin-poin tersebut maka orang tua akan meminta untuk mendampingi atau mengembangkan bakat atau mengembangkan hal yang disukai anak tersebut. 

Kerangka Keputusan

Menurut Tversky dan Kahneman (1981), kerangka keputusan adalah konsepsi tindakan, hasil keluaran, serta kontigensi pembuat keputusan yang diasosiasikan denga pilihan-pilihan tertentu. Kerangka diadopsi ole seseorang saat akan membuat keputusan, dikendalikan oleh formulasi masalah serta norma, kebiasaan, dan karakteristik personal dari individu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun