Mohon tunggu...
Khadeejannisa
Khadeejannisa Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

بسم الله Menulis adl caraku berbagi dan bercerita

Selanjutnya

Tutup

Music

Boyband Vs K-Pop

23 Oktober 2022   19:11 Diperbarui: 23 Oktober 2022   19:38 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan salah satu negara dengan fans K-pop terbesar. Di tahun 2022 ini terhitung sederetan idol K-pop dan pemeran drakor yang telah dan akan datang ke Indonesia hingga di penghujung tahun. Sebut saja NCT, Super Junior, Ikon, TXT, Kim Sejong, We All Are One K-Pop Concert, Stray Kids, Eric Nam, Head In The Clouds, Ji Chang Wook, Jackson Wang dan masih banyak lagi. Melihat antusias para K-popers yang diatas normal, bisa dipastikan tiket konser akan ludes terjual.

Baru-baru ini juga digelar konser boyband asar Irlandia yang sempat mendunia, Westlife. Boyband yang sempat booming di akhir tahun 90-an hingga awal 2000-an ini masih digandrungi oleh para penggemar meski sempat vakum. Anemo para fans setia Westlife sepertinya masih cukup besar, akibat tiket konser bertajuk "The Wild Dreams Tour" yang sebelumnya dijadwalkan hanya di Jakarta sold out dalam waktu singkat. Mereka menambah 3 daerah lagi yakni Sentul, Surabaya dan Yogyakarta yang bisa dibilang sukses. Meski show di kota terakhir, Yogyakarta terhambat adanya gangguan teknis akibat kondisi cuaca yang ekstrim.

Jauh sebelum Korean waves dan Hallyu khususnya K-Pop melanda dunia, generasi millenial lebih dulu menjumpai fenomena western boyband. Sejarah kemunculan boyband dipelopori oleh nama besar The Beatles, meski ada anggapan bahwa mereka adalah grup band karena memainkan alat musik, namun nyatanya banyak boyband yang mengakui The Beatles sebagai role mode yang berpengaruh. Berlanjut kepopuleran Boyz II Men, Boyzone, Backstreetboys, N'Sync, 98 degrees, Westlife, A1, Blue, Plus One, One Direction dan masih banyak lagi. Menduduki tangga lagu Billboard teratas dan wira-wiri tayang di MTV, acara musik terhits di berbagai belahan dunia kala itu. Industri musik didominasi oleh musisi western yang mayoritas membawakan lagu ballad bertemakan percintaan.

Mengidolakan boyband jaman dahulu berbeda dengan jaman sekarang. Ketika dunia teknologi masih terbatas, sehingga terfokus pada radio dan televisi. Para fans yang mayoritas anak sekolahan harus menabung demi membeli kaset tape, VCD dan DVD. Mengejar kang loper koran guna berebut majalah yang memuat artikel idola hingga membuat kliping. Memiliki gambar idola pun tak semudah mendownload via internet, yang dahulu hanya memanfaatkan jasa penjual poster, postcard, foto atau berburu bonusan dari media cetak. Menerjemahkan lagu berbahasa asing harus menggunakan bantuan kamus setebal batako. Konser jaman dahulu hanya digelar di ibukota yang artinya diperlukan effort lebih dalam hal tekad, tenaga dan materi. Menggemari boyband adalah hobi yang memorable kala itu.

Kemudian terjadi pergeseran fenomena boyband kearah Asia khususnya Korea Selatan, ya...kemunculan K-Pop idola generasi Z. Dengan debut kemunculan Super Junior sekitar tahun 2005. Disusul Big Bang, SNSD hingga boyband fenomenal seperti EXO dan BTS. Para penggemar K-Pop Idol menyebut adanya generasi 1, 2, 3 dan 4. Generasi 1 (1994 -- 2002) ditandai dengan boygroup Seo Taiji and Boys yang mendasari terbentuknya SM Entertainment pada tahun 1995. Generasi 2 (2003 -- 2011) "Big Three" mulai mencoba untuk melebarkan sayap mereka di luar Korea Selatan dengan menargetkan dua Negara tetangganya yaitu Jepang dan Cina. Generasi 3 (2012 -- 2017) diramaikan dengan kemunculan PSY yang popular lewat lagu Gangnam Style. Generasi 4 (2018 hingga sekarang) Adapun idol K-pop yang masuk dalam generasi ke-4 ini adalah mereka yang debut pada tahun 2018 hingga 2020 seperti Stray Kids, Ateez dan CIX

Perbedaan menyolok antara boyband western dengan K-Pop adalah jumlah personelnya. Jika dahulu boyband hanya beranggotakan kurang dari sepuluh orang. Sementara K-Pop beranggotakan empat hingga puluhan orang. Pesona para personel boyband yakni bule yang berpostur jangkung dan proporsional, irish mata bagaikan jamrud, rambut blonde dan kostum panggung yang eye catching serta tampilan macho yang memukau. Suara merdu yang mampu membius penggemar berbalut alunan lagu romantis beradu dengan lincahnya koreografi. Sedangkan idol K-Pop memiliki penampilan yang mirip, seperti sosok tubuh kurus, warna kulit terang, gaya rambut, pakaian dan riasan serupa. Standar kecakapan fisik para remaja seketika berubah mengikuti idol Korea, mulai dari bentuk wajah kecil nan tirus, kulit sebening porselain, bibir merah, mata bulat, badan tinggi tegap dan kurus, tak terkecuali dengan para idol pria.

Kenapa K-Pop bisa sebooming sekarang? Erat kaitannya dengan perkembangan dunia teknologi saat ini. Menjamurnya platform musik digital membuat K-popers semakin brutal menikmati musik favorit melalui Spotify, Joox hingga I-tunes. Begitupun Youtube music channel yang setiap kontennya mendapat sambutan antusias jutaan viewers dan dengan mudah meraup keuntungan fantastis dari iklan dan endorsement. Para penggemar rela melakukan apapun demi memuaskan dahaga akan K-Pop. Berburu kaset fisik dan digital, bahkan rela merogoh kocek dalam-dalam demi mendapatkan tiket konser live maupun virtual, hingga keranjingan pernak pernik yang dijual dengan harga fantastis. Statistik YouTube menunjukkan bahwa 5 dari 10 negara teratas dengan penayangan video YouTube BTS yang tinggi selama setahun terakhir adalah negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia di urutan no.5

Jika dicermati, kedua kiblat idola lintas generasi ini memiliki keunggulan masing-masing. Tidak bisa dikatakan yang satu lebih unggul daripada yang lain. Sebagai contoh jika BTS sebagai grup K-Pop yang menduduki puncak daftar jumlah album yang terjual di Indonesia selama paruh pertama tahun ini sebanyak 4,52 juta kopi. Dahulu rekor pernah dicetak oleh Westlife, boyband asal Irlandia yang mendapat penghargaan 20 kali platinum untuk penjualan lebih dari satu juta kopi, dan menjadi album asing terlaris dalam sejarah musik Indonesia. Semua pernah hits dijamannya dan akan hits pada waktunya. *deeja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun