Belakangan ini istilah "taaruf" kian ramai diperbincangkan. Tak hanya dikalangan masyarakat umum, public figure seperti artis ataupun selebgram juga menjalaninya. Taaruf semakin banyak diminati masyarakat dari berbagai kalangan, tua - muda, laki-laki dan perempuan, status lajang maupun yang sudah pernah menikah sebelumnya. Apakah melalui jalan taaruf proses pencarian jodoh akan lebih mudah dilakukan? Jawabannya relatif, karena ada yang menemukan jodoh dengan proses yang cepat dan mulus sebagaimana jalan tol, namun ada pula yang harus melewati jalanan berliku melewati tanjakan dan turunan sampai benar-benar berhasil. Bedanya dalam hal keberkahan, karena taaruf yang dilakukan sesuai dengan syariat agama hanya diniatkan untuk tujuan akhir menikah, dengan demikian akan terhindar dari fitnah maupun hal-hal mudharat lainnya. Berikut ini 5 hal yang bisa menjadi pertimbangan kenapa sebaiknya menemukan pasangan melalui jalan taaruf.
   1. Makna kata taaruf
Taaruf berasal dari bahasa Arab ta'arafa yang berarti saling mengenal. Perkenalan disini maksudnya bertujuan untuk mengenal lebih jauh calon pasangan sebelum ke jenjang pernikahan. Luruskan niat hanya untuk mengikuti syariat agama, bukan sekedar iseng atau ikut-ikutan tren guys..
   2. Persiapkan diri
Sebelum memutuskan diri untuk bertaaruf, alangkah baiknya kita mempersiapkan fisik & psikis, material maupun immaterial atau istilah anak sekarang memantaskan diri. Bila nantinya bertemu jodoh melalui taaruf, maka sudah harus siap dengan yang namanya "pernikahan".
    3. Perantara taaruf
Taaruf tidak boleh dilakukan hanya oleh sepasang laki-laki dan perempuan saja, melainkan harus melibatkan pihak ketiga. Perantara disini bisa dari pihak orang tua, keluarga, guru spiritual, siapapun yang dianggap memiliki pengetahuan agama yang baik, adil dan bijak. Sehingga kalau ada yang katanya taaruf namun melakukan hubungan intens hanya berdua saja, artinya.... (jawab sendiri ya hehe).
   4. Rules dalam bertaaruf
Beberapa rules yang dipegang dalam bertaaruf antara lain; tak boleh berduaan, tidak ada unsur modus, mengutamakan kejujuran dan kebenaran serta tidak berlarut-larut / mengulur waktu. Jika dirasa menemui banyak kecocokan maka taaruf akan berlanjut ke tahapan nadhor (melihat fisik pasangan secara langsung) dengan tetap memperhatikan batasan aurat sesuai syariat. Umumnya jarak antara ta'aruf dan khitbah (lamaran) hanya dalam hitungan minggu sampai beberapa bulan. Begitupun dengan akad nikah yang harus disegerakan untuk menghindari adanya fitnah, biasanya hanya berjarak bebrapa bulan setelah acara lamaran/ khitbah.
   5. Kelebihan taaruf dibanding pacaran
Pertama tentu saja sesuai dengan syariat. Karena menikah adalah ibadah, alangkah lebih baiknya jika ibadah diawali dengan permulaan yang baik pula bukan? Kedua, taaruf dirasa lebih efektif dibandingkan pacaran. Selektif dalam memilih calon pasangan sesuai kriteria, mengenal karakternya sekaligus keluarga dan lingkungan terdekat. Ketiga, no drama alias baper berkepanjangan. Bukan rahasia lagi bila hubungan percintaan yang disebut pacaran biasanya diselingi dengan drama. Entah berupa kesalah pahaman, cemburu, sakit hati, ataupun efek samping kebaperan yang lainnya. Bukan berarti dalam taaruf akan selalu mulus jalannya, at least tidak perlu berlama-lama menjalin hubungan yang belum pasti ujungnya. Dalam bertaaruf dianjurkan menunjukkan kelebihan maupun kekurangan diri tanpa ada yang ditutupi. Terakhir, ketenangan hati. Saat memutuskan untuk menjalani taaruf kita harus memasrahkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Senantiasa berprasangka baik dengan apapun yang ditakdirkan Tuhan untuk kita. Jika taarufmu tak berujung dengan pernikahan, bisa jadi itu yang terbaik untukmu saat ini. Terus berdoa dan berusaha maka niscahya Tuhan akan tunjukkan kuasaNya. *deeja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!