Mohon tunggu...
Khabib Zaman
Khabib Zaman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

terobsesi menjadi seniman kelas dunia dengan membumikan teori-teori yang melangit lewat imajinasi yang tak terbatas karya Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Itu Setara; Tidak Tinggi Tidak Rendah

1 Juli 2013   09:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:11 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

bahasa ibu (bahasa daerah) adalah bahasa nomor satu masing2 orang, anda masih meragukannya? jika ya, saya katakan anda munafik.
bahasa indonesia adalah bahasa persatuan, bahasa yang mampu menyatukan perbedaan bahasa di seluruh nusantara. menggunakan bahasa indonesia merupakan wujud kecintaan terhadap bangsa dan negara karena dapat membangun interaksi sosial yang baik, membangun kesepahaman yang selaras dan seimbang dalam berkomunikasi bukan untuk saling menggurui bukan juga untuk menunjukkan strata sosial. tiap suku bangsa memiliki bahasanya sendiri yang sama rata tidak ada yang lebih tinggi maupun sebaliknya. itulah mengapa bahasa ibu harus dilestarikan bukan untuk kita tinggalkan karena itu adalah bahasa utama masing-masing kita.
semua bahasa di dunia pun sama tidak ada yang lebih menonjol diantara yang lainnya, karena ini bukan masalah berapa banyak yang menggunakannnya namun eksistensi bahasa tersebut tetap hidup pada masyarakatnya masing-masing. sangat baik ketika kita mampu memahami berbagai bahasa di dunia, namun jadi masalah ketika kita tidak menghargai bahasa ibu demi gengsi semata. bahasa inggris adalah bahasa internasional, KATANYA. hingga kemudian mengangkat pamor orang yang menggunakannya dan semakin menenggelamkan bahasa ibu termasuk bahasa nasional. orang seperti itu saya rasa adalah orang yang sejatinya minder, takut, tak punya kepercayaan diri. biarlah orang lain (manca) menggunakan bahasa mereka sendiri, kita juga tak perlu minder menggunakan bahasa kita. yang diutamakan disini adalah kita memahami apa yang mereka katakan dan sebaliknya mereka juga memahami apa yang kita katakan. jadi mempelajari bahasa-bahasa di seluruh dunia itu yang diutamakan bukan untuk menjadikannya kebiasaan berbahasa kita. IDEALITASNYA begitu namun REALITASNYA sangatlah berbeda. maka terserah masing-masing individu maunya bagaimana. itu adalah hak asasi, saya tak perlu mencampuri. namun perlu diingat bahwa IBU ADALAH YANG MENJADIKANMU ADA.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun