Kalian yang udah pernah ke jombang atau dengar kata Jombang pasti gak asing lagi deh dengan kata Jombang Beriman? Buat kalian yang belum tahu Jombang Beriman itu motto dari Kabupaten Jombang.Â
Pasti banyak yang mikir kenapa sih kok mottonya beriman? orangnya alim-alim ya? Jadi gini temen-temen, beriman itu singkatan dari bersih, indah, dan nyaman. Bukan berarti kalau orangnya punya iman yang kuat terus alim-alim gitu.
Kabupaten Jombang mengutamakan Kebersihan, keindahan, dan Kenyamanannya. Yang bikin nyaman di Jombang selain karena kebersihan dan keindahannya tuh karena warganya ramah-ramah. Jadi ga heran deh kalau misal pengunjungnya ngerasa nyaman, warganya aja ramah-ramah.Â
Hal ini menunjukan kalau warga Jombang dalam berwarganegara mereka saling menghormati satu sama lain, tidak membeda-bedakan golongan, dan saling toleran dalam beragama.
Kabupaten Jombang juga terkenal dengan sebutan (Kota santri). Ini dikarenakan ada banyaknya pesantren di Jombang, ada lebih dari 200 pondok pesantren yang tercatat di Jombang. Diantaranya yang paling terkenal adalah Tebuireng, Tambak beras, Denanyar, dan Darul Ulum. Gak heran deh kalau Jombang jadi salah satu kota penghasil santri terbaik di Indonesia.
Di jombang juga ada makam Presiden ke-4 Indonesia loh, K.H. Abdurrrahman Wahid atau yang akrab kita sapa Gus dur. Beliau lahir di Jombang dan juga dimakamkan di Jombang. Makam gus dur tidak pernah sepi peziarah loh, ini selain dikarenakan beliau orang yang luar biasa, orang-orang jombang juga ramah, sehingga mereka yang berziarah ke jombang pasti ingin ke jombang lagi.
Jombang juga juga dikenal beberapa  kesenian, budaya, situs agama, kuliner lezat. Ciri khas kebudayaan masyarakat Jombang tercermin dalam adat-istiadat bahasa dialek dan kesenian mereka.
Kesenian yang berasal dari jombang diantaranya adalah Ludruk. Ludruk adalah Teater tradisional. Menurut sejarah kesenian ini lahir di jombang pada tahun 1920 an saat masa penjajahan belanda.Â
Penemunya adalah Wak Rebo, beliau  tinggal di desa kebun agung, kecamatan ploso, jombang. Wak Rebo bertahan hidup dengan Mengamen dari rumah-kerumah dan desa-kedesa dengan bekal kemampuannya menari dan mengkidung.Â
Dia juga merias wajahnya menggunakan bedak dan mencoret-coret wajahnya seperti orang gila untuk menutup jati dirinya. ini terpaksa dia lakukan agar tidak malu dan semata-mata untuk bertahan hidup. Kesenian Wak Rebo tersebut dalam perkembangannya dilanjutkan oleh Wak Santik, seniman asal desa Ceweng. ia menambahkannya dengan iringan musik kendang. selain ludruk ada juga kesenian asli jombang yaitu Jaran Kepang Dor. Jaran Kepang Dor adalah kesenian kuda lumping asli jombang. Yang membedakannya adalah jaran kepang dor diiringi dengan alat musik Ji dor  yang berbunyi Dor! Ketika ditabuh. Kesenian ini sudah ada di jombang sejak 1925, waktu itu hanya beranggotakan 14 orang berada di Kecamatan Diwek, Desa Kemambang. Saat ini dari 14 orang tadi tinggal tersisa satu yaitu Bapak Yasmo warga desa Jatirejo Barat (Usia 108 Tahun).
kalau mau mencoba Kuliner di jombang, ada yang paling khas dari Jombang nih namanya Kikil Jombangan. Kikil adalah kakinya sapi atau kerbau, Kikil Jombangan dimasak dengan suhu tinggi dengan waktu yang lumayan lama, ditambah dengan bumbu-bumbu khas, dikasih santan dan bumbu-bumbu pendukung lainnya. Kikil disajikan dengan nasi dengan ditambahkan empal daging dan jeroan sapi, lebih nikmat lagi kalau ditambahkan kerupuk untuk menyantapnya. yang lebih bikin khas lagi penyajiannya masih memakai daun pisang. duh gak kebayangkan nikmatnya.